YANGYANG

855 141 3
                                    

Aku up lanjutannya bentar deh, kalo inget haha😭

——

Dengan cepat kamu berlari menerobos hujan yang sedikit lebat. Beda dengan Yangyang yang teleportasi ke tempat yang dimaksud Heeseung. Kamu menggunakan jaket tebal dan kupluk jaket.

Sesampainya disana, korban sudah dilarikan ke rumah sakit. Hanya tersisa Heeseung, Yangyang dan beberawa warga dan juga ada genangan darah di jalan.

"Gimana? Lo liat sesuatu?" tanya kamu pada Heeseung.

"Gue sempet liat plat nomornya. Lo tahu siapa yang ketabrak tadi?"

"Siapa?"

"Cewek kemarin"

——

Pagi - pagi kalian sudah ada di dalam kelas Yangyang untuk melihat peserta lomba yang diikuti Yangyang sebelum kecelakaan.

"Kang Mina, Na Jaemin, dan Huang Renjun" ucap kamu membacakan nama peserta lomba.

"Kang Mina! Dia yang ketabrak kemarin!" Pekik Heeseung.

"Apa jangan - jangan pelakunya ada diantara mereka berdua?"

Kamu menoleh ke arah Yangyang. Heeseung melirikmu lalu ikut menoleh ke Yangyang.

"Kenapa?" tanya Yangyang bingung.

"Dua orang ini baik ke lo atau enggak?" tanya kamu.

"Gue lupa"

"Ni makhluk udah kek amnesia aja, lo inget mie kesukaan lo?"

"Indomie"

"Tuhkan! Giliran yang gini - gini aja dia lupa" Protes Heeseung sedangkan Yangyang menyengir.

"Kalau bukan antara mereka, siapa lagi ya?" tanya kamu penasaran.

"Udah, bawa aja kertasnya. Kita ke minimarket kuy? Gue kangen sama indomie" ajak Yangyang meninggalkan kalian.

"Tuh anak— eh makhluk!"

Setelah beberapa menitnya mereka pun sampai di minimarket lalu menyeduh mie yang sudah kalian pilih kecuali Yangyang. Kalian pernah liat arwah bisa makan mie pagi - pagi di minimarket gitu gak? Enggak kan? Nah itu alasan Yangyang gak makan..hehe

"Emang terbaik kalo makan mie pagi - pagi" ucap Heeseung yang memang suka dengan mie.

"Bener!"

"Ah gue inget! Lo pernah mikir gak sih? Kalo dia,"

Heeseung menunjuk Yangyang yang sedang menatap nanar ke arah indomie di rak mie.

"Sebenernya masih hidup, cuma lagi koma aja"

Kamu membelalakan matamu kaget, "bener juga ya? Dia bilang kecelakaan kan? Bukan ditikam di jantung, bukan di lindes kereta, bikan di makan hiu, bukan di—"

"Cukup sadis juga pikiran lo, Ha" ucap Heeseung tersenyum paksa melihat kamu yang sedang menyengir canggung.

"Permisi"

Kalian menoleh ke arah sumber suara. Ada laki - laki dengan stylist boyfriend material, rambut hitam yang panjangnya hampir menutupi matanya ini membuatnya terlihat sangat tampan dan juga terlihat seperti anak yang cerdas.

"Boleh ikut gabung gak? Kursi disini penuh" ucapnya lalu tertawa ramah hingga matanya tersenyum.

"Ah boleh, silahkan" ucap kamu mempersilahkannya duduk di sebelah Heeseung. Kalian duduk di meja dengan empat kursi.

"Boleh kenalan?"

"Tentu, gue Yongha. Lee Yongha" ucap kamu lalu tersenyum.

"Gue Heeseung, Lee Heeseung" ucap Heeseung lalu tersenyum sambil mengangkat alis kanannya.

"Gue Lee Haechan, Haechan" ucap Haechan dengan ekspresi dinginnya.

"Gue Jeno, Lee Jeno" ucapnya lalu sebentarnya lagi terkejut.

"Woah! Ada empat Lee disini!" Ucap Jeno lalu kalian pun tertawa.

Kalian mengobrol dengan Jeno dan Haechan hingga tak terasa hari sudah siang. Kalian pun memutuskan untuk pulang. Heeseung mengantarmu pulang.

"Jeno anaknya baik, manis, trus ramah lagi. Iya gak Seung?" tanya kamu lalu menyenggol lengan Heeseung.

"Iyain"

Bukan Heeseung, tapi Yangyang yang menjawab.

"Gue nanya sama Heeseung, kok lo yang nyaut sih?" Protes kamu pada Yangyang.

Heeseung hanya diam saja sambil menikmati es krimnya yang tadi ia beli sebelum pulang di minimarket itu. Dia sedang memikirkan Jeno.

"Tapi, kok Haechan pendiem banget ya?" tanya kamu

"Sariawan keknya" jawab Heeseung seadanya.

Sesampainya didepan rumah kamu, Heeseung mengambil sebuah minuman di tas kantong kreseknya.

"Buat lo" ucapnya lalu sambil menyodorkan minuman berwarna merah muda dengan rasa peach.

Kamu menerimanya dengan senang, "makasi"

"Buat gue?"

"Mau gue getok lo pakek palu?"

Yangyang cemberut lalu menghilang.

"Waktu kita gak banyak buat bantu Yanyang, Ha. Gue gatau lagi berapa hari, berapa bulan tapi, gue ngerasa kalo waktu kita gak banyak" ucap Heeseung membuatmu menunduk.

"Gue yakin dia masih hidup, cuma lagi koma. Kalo kita gak bisa bantu dia buat nemuin pelakunya, keknya Yangyang bakal jadi hantu penasaran" ucap Heeseung sedih.

"Gue gak mau itu terjadi, Seung"

Malam tiba, dan kamu masih berdiam di rooftop apartemenmu. Kamu tidak peduli dengan angin dingin yang sedikit kencang. Kamu hanya ingin menenangkan pikiranmu.

"Lo ngapain disini? Lo gak kedinginan?" tanya Yangyang yang sudah duduk di sebelah kamu.

"Gue lagi nenangin pikiran" jawabmu seadanya.

Sebuah selimut tebal menyelimuti tubuhmu. Kamu menatap Yangyang dengan tatapan tulusmu. Disini kamu bisa melihat ketampanan Yangyang yang berkali - kali lipat. Ditambah lagi rambut hitamnya yang bergerak saat terkena angin.

"Gue gak mau lo sakit"

Kamu teringat perkataan Heeseung tadi siang. Kata - kata itu membuatmu menitikkan air mata.

"Apa gue bisa bantu lo?" tanya kamu.

"Tentu, lo pasti bisa bantu gue" ucap Yangyang sambil mengelus rambutmu.

"Kalo gue gagal, apa gue bisa ketemu lagi sama lo?"

Yangyang tersenyum dengan tulus sambil menggeleng. "Engga, terlalu bahaya buat lo ketemu sama gue"

Kamu menangis. Kamu tidak mengerti apa yang membuatmu seperti ini. Saat Yangyang memelukmu kamu merasa kamu menemukan kenyamanan yang bisa membuatmu aman. Dia bisa membuatmu tenang. Mungkin bisa dibilang kamu menyukai—mencintai Yangyang.

Yangyang membuka sedikit selimutnya agar tubuhnya bisa masuk kedalam dan bisa memelukmu.

"Jangan nangis, gue gak bisa liat lo nangis" bisik Yangyang tepat di telingamu.

Malam ini, mungkin malam terakhir kalian bertemu? Dan mungkin ini akan jadi cerita terngeselin yang terakhir di cerita NCT IMAGINE ini.

Udah mau 100 bab nih, hehe. Ini cerita detektif yang terakhir disini... sedih sih tapi, jangan lupain Haechan yang jadi pelaku di cerita" kek gini ya.. wkwkwk

Jangan mikir Haechan yg jadi pelaku di cerita terakhir ini😡😭

NCT IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang