Kamu menatap keluar jendela sekolah yang memperlihatkan pemandangan luar sekolah.Kamu hanya diam sambil mendengarkan musik lewat earphonemu. Kelas yang tadinya ramai mendadak sepi, kamu langsung menoleh ke pintu kelas untuk melihat siapa yang datang.
Dia Lee Taeyong, dia sama sepertimu. Dijauhi teman sekelas tapi bedanya, Taeyong dijauhi karena banyak yang takut padanya. Sedangkan kamu tidak tau penyebab teman sekelasmu menjauhimu. Taeyong melirikmu sekilas lalu mengalihkan pandangannya ke depan.
Jujur, kamu suka dengan aura Taeyong yang sangat misterius itu. Apalagi ditambah tatapannya yang tajam.
BRUK!
"Nih kerjain tugas gue!"
Kamu menatap tumpukan buku yang ada di hadapanmu. Ada sekitar 17 buku tulis. Kamu menatap Jimin dengan tatapan datarmu. Jimin, siswi yang membullymu selama 1 tahun ini.
Saat kamu akan mengambil tumpukan buku tersebut, sebuah tangan menyentuh tanganmu. Saat kamu menoleh kamu mendapati Taeyong yang menatap tajam ke arah Jimin.
"T-Taeyong?"
"Ambil,"
Taeyong memberikan tumpukan buku tersebut ke arah Jimin dan mau tak mau Jimin harus menerimanya karna, dia juga takut dengan Taeyong.
"Patahin tangan lo, percuma ada tangan tapi gak dipake" ucap Taeyong yang sedikit menusuk hati Jimin. Gak cuma Jimin aja, kamu yang mendengar pun malah ikut tertusuk.
Jimin langsung pergi dari hadapan Taeyong.
"Makasih," ucapmu pada Taeyong. Tetapi, Taeyong tidak membalas ucapan terimakasihmu. Bahkan dia tidak menatapmu dan langsung pergi meninggalkan mejamu.
Kini bel istirahat berbunyi. Kamu tidak bangkit dari tempat dudukmu seperti teman - teman yang lain. Kamu memilih melanjutkan catatanmu yang belum selesai.
"Woi, sana ke gudang ngambil buku Ipa. Disuruh pak Chan," ucap salah satu temanmu.
Kamu tanpa curiga langsung mengangguk lalu beranjak pergi ke gudang sekolah. Kamu tidak sadar kalau Taeyong sedang menatapmu hingga kamu keluar dari kelas.
Sesampainya kamu di gudang kamu langsung mencari buku yang dimaksud.
BRAK!
Pintu tertutup rapat, menyisakan dirimu dengan 2 cowok brandal dan Jimin yang sedang menatapmu dengan senyum miringnya.
"ngapain sih?" tanya kamu sambil memundurkan langkahmu.
"Gak penting kita lagi ngapain," ucap Jimin sambil memajukan langkahnya.
DUK!
Kini kamu sudah di sudut ruangan, Jimin terus memajukan langkahnya hingga jarak diantara kalian menipis.
"Akh" pekikmu saat siswa itu menarik rambutmu kasar.
"Gimana? enak?" tanya Jimin.
"Lumayan nih, bisa puasin kalian berdua," ucap salah satu siswa tersebut.
Kamu langsung menepis keras tangan siswa yang sedang menjambak rambutmu.
"Ooh berani ngelawan?"
PLAK!
Satu tamparan mengenai pipi kananmu dengan keras ditambah tambutmu yang di jambak hingga membuatmu pusing.
"buka bajunya sekarang" perintah Jimin kepada 2 siswa itu.
Di kelas, Taeyong merasa khawatir dengan kamu yang sampai saat ini belum juga datang. Taeyong berdecak pelan dan langsung berdiri dari tempat duduknya.
"Jae, ikut gua" ucap Taeyong pada temannya, Jaehyun. Jaehyun pun mengangguk lalu mengikuti Taeyong
Kamu terduduk lemas karena pusing dikepalamu yang tidak mereda. Keadaanmu sudah mengenaskan sekarang. Beberapa luka di tubuhmu karena mereka mendorongmu kesana dan kemari tanpa melihatmu tertabrak meja, maupun rak buku. Ditambah lagi bajumu terbuka 2 kancing.
"Haha, dasar pengecut! pokoknya lo tetep kerjain tugas - tugas kita! gak usah minta pembelaan Taeyong, NGERTI?!" ucap Jimin sebelum menendang kakimu.
BRAK!
Sekali tendangan dari Taeyong bisa membuka pintu yang sudah dikunci dari dalam. Maklum, Taeyong sudah belajar bagaimana cara menendang lewat MV Kick It.
Taeyong menatapmu sekilas lalu beralih menatap Jimin dan 2 siswa itu dengan tatapan amarahnya.
"Brengsek,"
Tanpa basa basi Taeyong dan Jaehyun memukul kedua siswa tersebut tanpa ampun. Maklum juga mereka belajar dari MV Punch.
Andai Jimin laki - laki, Taeyong dan Jaehun pasti akan menghabisi Jimin.
"Pergi," ucap Taeyong dingin sambil menatap kedua siswa yang sudah terluka itu dengan tajam. Dengan cepat mereka pergi dari hadapan Taeyong dan kini menyisakanmu bertiga dengan Taeyong dan Jaehyun.
Taeyong langsung menghampirimu yang masih lemas bersandar di tembok yang berwarna coklat muda itu. Taeyong membawamu ke dekapannya sambil menepuk bahumu pelan.
"Yongha," panggil Taeyong.
"Yongha, lo masih sadar?" tanya Taeyong kamu mengangguk pelan.
Taeyong langsung mendorongmu pelan, lalu mengancing kancingmu yang terbuka.
"Jae, lapor ke guru gue sama Yongha izin" ucap Taeyong.
"Oke, Yong"
Taeyong langsung menggendongmu ala bridal style dan membawamu ke UKS. Diperjalanan ke UKS, banyak siswa yang memperhatikan kalian dengan wajah kaget mereka. Gimana gak kaget liat orang dari gudang tiba - tiba udah berdarah - darah ?
Sesampainya di UKS Taeyong langsung mengobati lukamu. Kamu menatap wajahnya yang sangat jelas terlihat khawatir saat mengobatimu. Sesekali juga Taeyong menyempatkan diri untuk menatapmu. Baru kali ini kamu melihatnya khawatir.
Selesai mengobatimu, Taeyong merapikan obat - obat yang ia ambil dari kotak P3K. Kamu menahan tangannya dan Taeyong hanya menatapmu seakan bertanya 'apa'.
"Luka lo," ucap kamu dan Taeyong tersenyum tipis. Taeyong juga luka di dekat bibirnya akibat tonjokan siswa itu.
"Gak perlu, luka gue gak separah lo" ucapnya.
"Lo istirahat, gue yang jagain lo" ucap Taeyong sambil menaruh obat - obatan itu ke kotak P3K.
Kamu menatap Taeyong yang menjauh dari tempat tidur UKS. Kamu berpikir kenapa Taeyong peduli denganmu. Mungkinkah Taeyong juga menyukaimu?
Kamu memutuskan untuk memejamkan matamu.
Taeyong menghampirimu lalu duduk di tempat duduk UKS sambil mengusap rambutmu pelan.
"Gue sayang lo," ucap Taeyong.
——
Bel sekolah berbunyi, seakan menjadi alarm bagimu. Kamu menatap jam dinding di dekat pintu masuk UKS. Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore dan artinya bel tadi adalah bel pulang sekolah. Kamu menoleh ke arah Taeyong yang sedang tertidur sambil menggenggam tanganmu."Taeyong, bangun"
"Taeyong,"
Kamu menepuk pipinya pelan dan akhirnya dia terbangun. Taeyong mengucek pelan matanya, dia masih menggenggam tanganmu. Kamu menatapnya sambil tersenyum, kamu senang melihatnya masih menggenggam tanganmu. Ditambah kamu kan suka sama Taeyong.
Taeyong enggan melepas genggaman tangannya padahal nyawanya sudah terkumpul. Taeyong menatapmu kini dengan tatapan dalamnya.
"Terus ada di sisi gue. Jangan jauh - jauh, Biar gue bisa jagain lo" ucapnya dan kamu mengangguk.
"Mulai sekarang lo pacar gue,"
Tidur atuh woi, udah jam berapa ini? jangan begadang ya (kecuali buat tugas, hehe) semangat untuk hari ini!🌻
IG : mrprnmidwi
TIKTOK : miraprnmidewigaada yg mau mutualan?🥺 eh btw di Bali hujan nih...cuma ngasih tau aja hehe✌
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT IMAGINE
FanfictionGAK PAKE Y/N✔ KISAH NYATA ✔ ON GOING✔ ONESHOOT✔ BAHASA CAMPUR✔ 3 #kamu