————
Kamu dan teman - temanmu duduk lesehan di aula sambil menunggu jam pulang selesai. Aula adalah tempat terbaik untuk menari, menyanyi, gibah, teriak - teriak, lari - larian, dll. Kalian duduk membentuk lingkaran dengan beberapa snack di tengah lingkaran yang kalian buat."kalo gue, selama pandemi ini gue main hp, makan, tidur, bersih rumah gitu gitu aja. Gaada tuh keluar rumah bareng temen - temen kek si itu" ucap Ningning dengan nada ibu ibu komplek yang sedang julid.
"Karna pandemi ini, banyak yang glow up anjir! Gue kok belom glow up si?" Ucap Winter dengan nada sedih dibuat - buatnya.
"Karina sama Haechan, pj dong. Kan kalian baru jadian masak gak ngasik pj sih"
Kamu langsung reflek menoleh ke arah Karina dan Haechan yang duduk bersebelahan.
"Kalian jadian?" Tanya Wendy syoknya melebihi kamu.
"Iya, baru jalan dua hari" ucap Haechan membuat dua temanmu ini menoleh kaget kearahmu.
Kamu bisa melihat rasa bersalah di mata Karina. Kenapa? Selama ini kamu sering cerita tentang Haechan dan Karina juga tau kalau kamu menyukai Haechan tapi kenapa dia malah...
"Woah, langgeng ya bund" ucap kamu dengan senyum seadanya.
"Makasih" ucap Haechan.
Dua temanmu ini menatapmu sedih. Bagaimana tidak? Mereka berdua juga tau kamu menyukai Haechan dan mereka juga tau kalau kamu cerita juga ke Karina kalau kamu suka sama Haechan.
Dari sini kamu tau satu hal. Jangan cerita tentang orang yang kalian suka ke teman dekat kalian, kalau tidak ingin aksi tikung menikung terjadi.
"Gue ke kelas dulu, buku - buku gue masih ada di atas meja" ucap kamu lalu berdiri dari tempat dudukmu.
Kamu berbohong.
"Gue mau ke kelas juga, ada yang ketinggalan" ucap Lisa menyusulmu.
"G-gue juga" ucap Wendy juga ikut menyusulmu.
Sesampainya di kelas, kamu menghela nafas lalu kamu duduk di atas meja barisan pertama dengan lemas.
"Jadi selama ini, Karina juga suka sama Haechan? Kenapa gak bilang sih?" Monolog kamu sambil mengusap airmatamu kasar.
"Yongha"
Kamu dengan cepat menoleh ke arah kedua sahabatmu yang sedang menatapmu khawatir.
"Anjir! Si Karina diem - diem menghanyutkan" ucap Wendy kesal.
"Gak nyangka, orang sekalem Karina bisa licik juga. Aku heran, tau gitu kenapa gak bilang dari awal kalo dia suka sama Haechan. Kenapa malah pacaran diem - diem" protes Lisa.
"Tenang, gue gapapa anjir. Gue udah gaada rasa sama dia kok" ucap kamu bohong.
"Eleh, terus lo ke kelas mau ngapain?" Tanya Lisa.
"Gue kira lo bakal nangis kek di film gitu" ucap Wendy yang langsung kena gaplok Lisa.
"Bisa - bisanya lo mikir gitu, anjir"
Kamu tertawa. "Udah udah, gue gapapa kok. Gue kek kelas mau ngadem aja" ucap kamu santai. Lisa dan Wendy menatapmu curiga.
"Yongha"
Kalian langsung menoleh ke arah pintu kelas. Laki - laki ini masuk kedalam kelas lalu menghampiri kalian.
"Gue mau ngomong sama Yongha sebentar, boleh?"
"Boleh kok, ayo Wen kita ke aula lagi" ajak Lisa dan Wendy mengangguk.
Setelah kedua sahabatmu keluar kelas, Yongha menunduk menatap sepatunya.
"Lo ngapain sok kuat sih?" Tanya Winwin yang membuat matamu memanas.
"Sini"
Winwin langsung menarikmu ke dalam dekapannya.
Sedikit informasi tentang Winwin. Winwin adalah teman satu organisasimu di sekolah. Kamu memang dekat dengan Winwin. Kalau kamu takut, kamu akan bersembunyi di belakang Winwin. Kalau kamu sedih, Winwin pasti menarikmu kedalam pelukannya. Kalau kamu bahagia, Winwin akan membuatmu tambah bahagia lagi. Mustahil kalau Winwin tidak tau tentang kamu yang menyukai Haechan.
"Nangis aja gapapa, gue bakal nemenin lo sampai lo baikan"
Sudah 5 bulan berjalan. Kamu kini semakin dekat dengan Winwin membuat satu temanmu cemburu.
Siapa lagi kalau bukan Karina?
"Yongha, gue mau ngomong sama lo" ucap Karina lalu kamu mengangguk setelah pamit sama Winwin.
Sesampainya di kelas, Karina langsung menutup pintu kelas. Kamu mengernyit bingung.
"Jauhin Winwin"
Kamu mengernyit aneh. "Kenapa?"
"Gue suka sama dia"
Kamu tersenyum tipis. "Haechan aja gak cukup?"
Karina menatap tajam Yongha.
"Kalo gue bilang jauhin Winwin, JAUHIN!!"
Kamu tersenyum miring. "Kenapa? cemburu? Gak puas lo udah ngambil Haechan?"
"GUE GAK CINTA SAMA HAECHAN!!"
"Wow" kagetmu dengan wajah polos.
"KENAPA SIH LO SELALU NGAMBIL APA YANG GUE PUNYA?!?!"
Kamu mengangkat satu alismu bingung. "Bukannya lo yang ngambil apa yang gue punya? Lo udah ngambil Haechan, sekarang Winwin" kamu menatap Karina dengan tatapan santai tapi mematikan. "Lo temen apaan sih?"
"JAGA YA OMONGAN LO!!"
Kamu menggeleng kepalamu heran. "Bisa - bisanya gue pernah kenal sama iblis kek lo"
Kamu langsung membuka pintu kelas dan ternyata Haechan dari tadi berdiri di depan pintu.
"Urus pacar lo yang gak tau diri itu"
Kamu langsung pergi dari sana.
Keesokan harinya, kamu sedang mengobrol ringan dengan Winwin. Kamu sudah mendengar kabar bahwa Haechan sudah putus dengan Karina. Sudah dipastikan mereka putus karena Haechan mendengar semuanya.
"Nanti pulang sekolah mampir beli mie ayam, sabi kali ya?"
"Kan udah wajib, Win" ucap kamu lalu tertawa.
"Mie ayam, terus mampir ke minimarket beli ramyeon untuk simpenan" ucap Winwin.
"Udah kek apa aja, simpenan" ucap kamu lalu tertawa.
Winwin tertawa gemas sambil mengacak rambutmu. "Gue suka lo bahagia kek gini, bahagia terus ya"
Kamu mengangguk. "Ini semua juga berkat lo"
"Yongha"
Kalian langsung menoleh ke arah sumber suara.
"Kenapa?"
Bukan kamu yang jawab, tapi Winwin.
"Gue manggil Yongha bukan l—"
"Gue pacarnya"
Sampai jumpa minggu depan!🏋🏻♀️
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT IMAGINE
FanfictionGAK PAKE Y/N✔ KISAH NYATA ✔ ON GOING✔ ONESHOOT✔ BAHASA CAMPUR✔ 3 #kamu