————
Haechan mandang datar ke arah Winwin. "Ya terus? Gue masa depannya, mau apa lo?"Winwin menarik nafasnya lalu menghembuskannya pelan untuk meredakan emosinya.
"Mau ngomong apa Chan?" Tanya kamu menatap Haechan tanpa ekspresi.
"Gue mau ngomong sama lo, tapi gak disini" ucap Haechan sambil menatap tajam ke arah Winwin. Winwin yang di tatap langsung mengernyit aneh.
"Apa lo liat - liat?"
"Yaudah ayo" ucap kamu langsung meninggalkan mereka berdua yang sedang beratu tatapan tajam.
Kini kamu dan Haechan sudah berada di ruang kelas yang kelihatannya tidak pernah di pakai dan terkesan horor. Tenang guys, gaada Renjun disini, wkwk.
"Kenapa?" Tanya kamu to the point
"Lo beneran pacaran sama Winwin?"
Tanpa banyak bicara kamu mengangguk. Haechan hanya tersenyum tipis.
"Langgeng ya" ucap Haechan tulus.
Kamu mengangguk. "Udah gitu aja?" Tanya kamu.
"Iya, lo boleh balik. Hehe maaf ganggu waktunya" ucap Haechan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Okay, gue duluan Chan"
"Maafin gue, Ha"
Saat kamu sampai di tempat tadi, kamu sudah tidak menemukan Winwin. Kamu menoleh ke kanan dan ke kiri tapi nihil, tidak ada tanda - tanda keberadaan Winwin.
"Nyariin ya?"
Kamu langsung menoleh kebelakang. Ada Winwin yang berdiri membawa dua buah minuman. Kamu langsung merasa lega, kamu kira kamu ditinggal ke kelas duluan.
"Nih minuman" ucap Winwin sambil mengulurkan minuman. Kamu menerima minuman itu dengan senyuman manismu.
"Makasih" ucapmu dengan nada aegyo membuat Winwin gemas.
"Woi! Udahan bucinnya! Cepet masuk ke kelas!" Pekik Jay. Dia adalah ketua kelasmu.
"Iya iya! Galak banget lo!" Ucapmu lalu pergi meninggalkan Jay begitu juga Winwin yang ikut menyusulmu.
Jay menatap punggung kalian berdua yang menjauh dari pandangannya sambil tersenyum miring.
Sudah beberapa bulan hubunganmu dan Winwin berjalan. Sejauh ini tidak ada masalah yang sampai membuat hubunganmu terancam putus.
Sekarang hari minggu, sudah menjadi kebiasaanmu setiap hari Minggu pergi ke rumah Winwin. Winwin hanya sendiri karena orang tuanya sedang mengurus perusahaan di luar Kota.
Setelah selesai bersiap - siap, kamu pun pergi menggunakan skateboardmu yang dulu pernah dibelikan sepupumu yang tinggal di Australia, iya Jake. Kenapa pakai Skateboard? Rumahmu satu gang dengan Winwin. Dari depan rumah kamu, kamu harus belok kanan, lurus sampai melewati sungai, jembatan dan pepohonan tinggi untuk sampai kerumah Winwin. Memang jauh, kamu juga ingin menikmati matahari pagi.
Sudah beberapa meter kamu jalani. Kamu menyipitkan matamu saat melihat seseorang yang kamu kenal sedang melihat - lihat ikan di sungai.
"Sunoo!"
Sunoo terkejut dan hampir saja terpeleset karena suaramu yang sama seperti toa.
"Lo ngagetin anjir!"
"Hehe maaf" ucap kamu saat kamu sudah sampai di hadapan Sunoo.
"Lo mau kemana?" Tanya Sunoo melihat skareboard yang kamu tengteng eh, apa sih?
"Gue mau ke rumahnya Winwin" ucap kamu santai.
"Wanjir, rumah lo sama rumahnya Winwin jauh anjir! Dan lo kesana pake skateboard?!" Pekik Sunoo heboh yang membuat kalian menjadi pusat perhatian anak kecil yang sedang bermain - main dengan ikan.
Kamu hanya tersenyum paksa menatap Sunoo.
"Wow gue gak nyang—"
Ngueeeeengggg
Sunoo menjeda kalimatnya saat mendengar suara mobil. Kalian langsung menatap mobil hitam temannya avanzw itu tanpa suara sampai mobil itu hilang dari pandangan kalian.
"Itu mobil kan?" Tanya Sunoo polos.
"Bukan, itu truk" jawab kamu yang masih berpikir.
Pasalnya, jalan ini jarang sekali mobil lewat. Bukan jarang lagi tetapi, hampir tidak pernah. Jadi, saat kamu dan Sunoo melihat mobil itu lewat merasa aneh. Di tambah gang ini buntu.
"Siapa yang punya mobil di daerah sini?" Tanya kamu kepada Sunoo yang rumahnya hampir berdekatan dengan rumah Winwin di ujung sana.
"Ada, tapi gak di parkir di dalem rumah. Ngerti kan lo? Mereka parkir di parkiran khusus depan sana" jelas Sunoo sambil menunjuk jalan yang tadi kamu lewati.
"Dahlah, gue mau ke rumah Winwin, bye!" Pamit kamu lalu meletakkan skateboardmu di atas aspal.
"Yaudah, hati - hati. Kalau ada apa - apa jangan panggil gue, haha"
"Capek gue punya temen kek lo, Sun" ucap kamu sambil tertawa. Kamu mengerti Sunoo, dia tidak akan membiarkanmu dalam bahaya.
Sesampainya di depan rumah Winwin, kamu mengernyit saat melihat pagarnya yang terbuka. Biasanya, Winwin selalu mengunci pagarnya agar aman. Kamu tetap berusaha positif. Mungkin saja Winwin baru keluar membeli sesuatu dan lupa mengunci pagar.
Kamu langsung memarkirkan skateboard—ini kenapa memarkirkan ya Tuhanㅠㅠ
Kamu baru saja akan mengetuk pintu rumah Winwin, pintu itu sudah terbuka sendiri membuatmu bergiding ngeri.
"I-ini,"
Kamu terdiam menatap isi rumah Winwin yang berantakan, ada bercak darah di lantai. Kamu masih berusaha positif, mungkin Winwin membawa daging segar—anj plis ini udah kek psikopat anjir. Gajadi dah gajadi.
Kamu membuka pintu itu dengan lebar, sampai akhirnya memperlihatkan penuh se-isi rumah.
Kamu berusaha menahan tubuhmu yang melemas. Air matamu jatuh. Tanganmu bergetar sambil menekan nomor telepon.
"Selamat pagi pak, di gang Distric 9 ada pembunuhan yang baru saja terjadi"
"..."
"Baik pak, mohon segera datang ke TKP"
"Win, kasih tau gue siapa yang tega sama lo!"
Sunoo terus mengusap - usap bahu kamu agar kamu tenang. Semua saudara Winwin bahkan orang tua Winwin sudah pergi meninggalkan lokasi pemakaman dan hanya tertinggal kamu, Sunoo dan Sunghoon.
"Ha, tenang Ha" ucap Sunoo lalu menarik kamu kedalam dekapannya.
Sunghoon mengingat - ngingat sesuatu. Saat itu dia sedang menjemur baju. Tiba - tiba ada sebuah mobil yang berhenti di depan rumahnya, menanyakan alamat rumah Winwin.
"Guys, gue inget ciri - ciri pelakunya"
————
Kira" siapa yang bunuh Winwin woii😭
——
Sampai jumpa minggu depan guys!🌽 🦅+ 🎭🎪🏰🎠 =
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT IMAGINE
FanfictionGAK PAKE Y/N✔ KISAH NYATA ✔ ON GOING✔ ONESHOOT✔ BAHASA CAMPUR✔ 3 #kamu