HUANG RENJUN

2K 232 62
                                    

"Jadi, lo mau gak?"






























"Woi, Ha!"

Kamu tersentak kaget saat Renjun menepuk pundakmu. Renjun tertawa melihatmu terkejut.

"Lo, ih!"

Renjun masih tertawa sambil menyeret kursi lalu duduk dihadapan kamu, Pacarnya atau sebentar lagi akan menjadi tunangannya.

Renjun menatapmu dengan senyuman manisnya. Kamu yang sedikit risih ditatap Renjun langsung menatap tajam pacarmu itu.

"Apaan?"

"Lo cantik" ucap Renjun yang membuatmu ingin menenggelamkan diri didalam rawa - rawa bersama para buaya. Gak!. Ya Tuhan aku alay bet dah wkwk.

"Eleh"

Asliya kamu deg - degan, ya kali enggak. Kamu kan manusia biasa yang bisa merasakan itu.

Renjun mengacak rambutmu dengan kasar hingga rambutmu berantakan. Kamu meletakan drawing pen milikmu lalu tersenyum manis mematikan kearah Renjun yang tersenyum tanpa dosa.

"Njun" panggil kamu dengan lembut. Lembut - lembut horor maksudnya.

"eung?" tanya Renjun dengan wajah polos.

"Mau gue jambak sekarang atau entar?"

Renjun langsung berlari untuk menyelamatkan diri.

"YA! HUANG RENJUNNNN!!!"

Kamu langsung mengejarnya. Itulah kalian, tiada hari tanpa bertengkar, debat bahkan jambak - jambakan.

Kalian pernah debat masalah siapa yang duluan naik tangga kelas. Teman sekelas kalian sudah lelah melihat tingkah kalian yang naik tangga saja harus debat selama 30 menit.

Kalian juga pernah bertengkar masalah mie ayam. Kamu lebih banyak mendapat daging ayam dibanding Renjun dan Renjun tak terima. Mereka pun bertengkar dikantin.

Jambak - jambakan?

"ISH! LEPAS WOY! SAKIT ANJIR!"

Kamu berhasil menjambak rambut Renjun dengan keras hingga Renjun kesakitan.

"Rasain! lo kira, lo ngacak rambut gue tadi itu gak sakit?"

Renjun langsung menjambak rambutmu saat kamu selesai berbicara.

"WOI, RENJUN!!"

Jake menatap kalian dari depan kelasnya dengan ekspresi lelah melihat kalian yang selalu bertengkar di depan kelas Jake, saat Jake keluar kelas.

"Capek gue"

"Ibu juga"

Jake langsung tersentak saat Bu BK muncul disebelahnya sambil menatap lelah ke arah kalian yng masih jambak - jambakan. Kalian sudah sering bahkan setiap hari selalu masuk BK.





















Brak

"Woi! kenapa lo gak makan?" tanya Renjun setelah menggebrak meja kamu.

Kamu yang sedang membaca buku langsung terkejut. Syukurnya kamu tidak ada riwayat penyakit serangan jantung.

"Apaan"

"Kenapa lo gak makan?"

"Gue ada ulangan bentar" ucap kamu lalu lanjut membaca materi dibuku.

"Bukan berarti lo gak makan, njir"

"Bodoamat"

"Mau gue beliin?" tawar Renjun yang membuatmu mengeryit aneh.

"Tumben"

"Diem, gue lagi berusaha jadi pacar yang baik. Gimana? mau gak?"

"Engg—"

"Oke tunggu bentar ya cantik" ucap Renjun sambil mengedipkan matanya lalu pergi.

"Lah, ngajak berantem" ucap kamu pelan tapi kamu tak peduli dan melnjutkan aktivitasmu membaca buku.



























"Jadi, lo mau gak?"

Kamu menunduk menangis. Kamu tak berani menatap mata Renjun.

"Gue gak mau putus sama lo! Njun, kita udah laluin semuanya bareng - bareng, lo tau sifat gue kek gimana, kemana - mana bareng dan lo mudahnya buat bilang putus? atau jangan - jangan lo punya selingkuhan, terus lo lebih milih selingkuhan lo dibanding gue, terus lo—"

"Anjir, gagitu! dengerin gue dulu, woi!"

Kamu langsung diam.

"Jadi lo mau gak kita putus pacaran dan lanjut nikah setelah lulus sekolah?"

Kamu diam sambil menatap Renjun tanpa ekspresi.

"Loh kok diem?"

"Sumpah, lo ngeselin banget, Njun! gue kira lo beneran mau putusin gue" ucap kamu lalu menangis sejadi - jadinya.

Renjun tertawa sambil menarikmu kepelukannya.

"Maaf sayang, besok kita tunangan"

"Kecepetan, Njun! gak mau nanti sore aja?"

Kamu langsung kena toyoran lembut dari Renjun.
















"Yongha"

Kamu tersentak kaget lalu dengan cepat mengusap air matamu. Kamu sedang merendamkan kakimu di kolam berenang dan kamu baru saja mengingat kejadian beberapa tahun lalu.

Kamu menoleh kearah Sungchan tanpa ekspresi.

"Lo gak makan dari pagi. Makan, ya?"

Kamu menggeleng lalu kamu berdiri dan berjalan masuk kedalam rumah.

Sungchan menatapmu sedih. Sungchan sudah resmi menjadi suamimu beberapa bulan yang lalu. Kenapa Sungchan?

Renjun mengalami kecelakaan saat dalam perjalanan menuju gedung pernikahan untuk melangsungkan pernikahanny denganmu.

Kamu masih belum bisa merelakan Renjun. Kamu juga belum bisa menerima Sungchan dalam hidupmu. Kamu rindu jahilnya Renjun, perhatiannya, jambakannya, bahkan kamu rindu berdebat dengannya. Menurutmu tak ada laki - laki yang seperti Renjun lagi.




















"Yongha"

Kamu menoleh kearah Sungchan. Sekarang kalian sedang berada di sofa.

"Gue tau, lo masih belum bisa nerima gue sebagai suami lo. Gue juga tau kalau gue gaakan bisa gantiin posisi Renjun. Tapi jujur, gue ngerasa sakit hati—tapi gapapa sumpah gapapa. Gue bakal jadi yang terbaik buat lo"

Kamu merasa bersalah dan tak sadar air matamu menetes.

"Astaga"

Sungchan mengusap jejak air matamu lalu mengusap pipimu menggunakan ibu jarinya.

"Maaf" lirih kamu lalu menangis, membuat Sungchan panik.

"Eh? kok nangis?"

Sungchan langsung memelukmu untuk menenangkanmu.

"Maafin gue, gue udah buat lo sakit hati. Makasih juga buat selama ini lo udah berusaha jadi suami yang baik, yang perhatian sama gue"

Sungchan tersenyum lembut sambil mengusap punggungmu.

"Mulai sekarang, ayo kita mulai dari awal" ucap kamu dibalas anggukan dari Sungchan.

"I love you"

"On the way love you, Chan"














"Nah, kalau gini kan gue jadi tenang"

--

Rahajeng Rahina Nyepi Semeton sareng sami~

Sampai jumpa minggu depan~

NCT IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang