Aku buat cerita ini di sanggar tempat aku megambel hehe. Fyi, orangnya duduk tepat didepanku. Eh gak didepan depan banget sih><
Balinesse vibes🔥
Kalo ada yang gak suka, skip aja gapapa kok:(Aku jelasin dulu, biar kalian paham
Odalan : upacara yang dilakukan setiap 6 bulan sekali
Wantilan : seperti rumah tetapi, tanpa tembok.
Puri : hm gimana cara jelasinnya ya? Kek benteng? Susah jelasinnya hiks
Nglawang : tradisi unik di Bali
Manis Galungan : hari raya umat Hindu
Megambel : latihan bermain alat musik tradisional Bali
Ceng ceng dan kendang : alat musik tradisional Bali. Jawa juga kah?Kamu sedang memberi makan ikan - ikan di halaman rumah nenekmu. Rumah nenekmu ini sangat luas karena ada dua keluarga yang menempati tanah ini. Selain itu, ada sanggah gede juga disini yang setiap 6 bulan sekali diadakan upacara odalan.
"Dia lupa atau gimana sih? Bisa - bisanya sekarang jauhan padahal dulu deket banget udah kek perangko nempel kemana - mana" curhatmu pada ikan - ikan yang sedang kamu beri makan.
"Masak iya dia lupa, dulu kita berdua pernah sembunyi di dapur karna ada nglawang waktu Manis Galungan. Sekarang malah dingin argghh kesel banget" curhatmu lagi.
"Udahan du—"
Kamu menoleh kebelakang dan ternyata itu adalah dia, orang yang kamu bicarakan dari tadi. Kamu memberikan makanan ikan itu padanya.
"Nih, lanjutin. Gue capek!" Ucapmu sebelum meninggalkannya sendiri di kolam ikan.
Doyoung hanya menatap kamu yang masih mengomel sampai akhirnya duduk di wantilan dekat Puri dengan wajah yang kesal.
"Apa gue keterlaluan sama dia ya?" tanya Doyoung pada ikan yang sudah kenyang mendengan curhatanmu tadi.
Matahari terik ini membuat kamu mengantuk. Hari ini kamu ada latihan di megambel di wantilan ini. Latihannya jam 4 sore sedangkan ini jam 3 sore. Rumahmu jauh jadi, kamu memutuskan untuk lebih cepat datang. Kamu juga tidak tahu kalau Doyoung datang lebih cepat juga. Padahal rumahnya lumayan dekat dengan rumah nenekmu.
Kamu menoleh kearah Doyoung yang tiba - tiba duduk disebelahmu sambil membawa dua
Botol air minum putih dingin. Yang sepertinya dia ambil dari dapur inti.Kamu menerima air minum itu saat Doyoung memberikannya padamu.
"Makasih" ucapmu lalu meneguk air putih itu sampai setengah habis.
"Angin sepoi - sepoi gini, buat ngantuk. Aku tidur dulu, kalo udah jam setengah 4 bangunin ya" ucapmu lalu kamu senderan di pilar wantilan.
Sudah 5 menit berlalu, Doyoung masih setia menatapmu. Doyoung perlahan menarikmu, agar kamu bisa tidur dengan nyaman di pundaknya.
"gue duga, dia gak sedingin yang gue kira" ucapmu dalam hati.
Kamu tidak sepenuhnya tertidur. Kamu sudah merencanakan ini tadi untuk membuktikan apakah Doyoung memang sudah berubah atau tidak.
Doyoung merangkulmu agar tubuhmu tidak jatuh.
"Gue terlalu dingin ya sama lo?"
"Bangettt" jawabmu dalam hati.
"Gue denger semua yang lo omongin tadi di kolam ikan..."
"Mampus!" Panikmu dalam hati
"Asal lo tau, dingin - dingin gini gue selalu mantau lo, jagain lo dari jauh. Lo inget dulu waktu SMP yang selalu ngasih lo susu vanila sama roti di kolong meja setiap pagi? itu gue. Lo pernah pingsan pas upacara dan lo bilang lo selalu lupa sarapan pagi. Kok gue bisa tau? Temen gue anak PMR. Lo inget siapa yang ngangkat lo terus jagain lo sampai sadar di UKS pas lo pingsan upacara siang - siang? Itu gue karna barisan lo deket sama gue" jelas Doyoung panjang lebar membuat kamu terkejut dalam diam.
"J-jadi semua itu— gue kira Sunoo si ketua kelas" ucapmu dalam hati.
"Lo gak tau seberapa khawatirnya gue pas tau kita gak satu sekolah lagi. Lo SMK sedangkan gue SMA. Gue khawatir gimana kalo lo pingsan lagi pas upacara, gimana kalo lo lupa sarapan pagi, gimana kalo lo jadi langganan UKS lagi kek di SMP. Dan ternyata bener, lo jadi langganan UKS, sering pingsan. Kenapa gue tau? Temen gue yang sekelas sama gue, dia anak PMR di sekolah lo, jadi gue tau"
"Ah gue tau, pasti si Dita yang kasih tau" ucapmu dalam hati.
"Gue kira lo bakal satu sekolah sama gue lagi karna sekolah kita ada TK, SD, SMP, SMK. Ternyata lo di sekolah Negeri. Tau gitu, gue sekolah di sebelah sekolah lo. Jadi setiap istirahat gue bisa mantau lo lewat batas tembok"ucapnya lagi.
Kamu merasa bersalah karna mengira Doyoung sudah berubah semenjak Doyoung pindah rumah.
Dulu Doyoung dan kamu tinggal disini, dirumah nenekmu ini. Kamu tinggal dirumah bagian kanan, dan Doyoung tinggal di rumah bagian kiri.
"Gue sayang sama lo"
——
Latihan baru saja selesai. Kamu mengelus - elus tanganmu yang merah karna tempo yang begitu cepat tadi.
Kamu sadar, Doyoung memperhatikanmu. Dia pasti khawatir melihatmu kesakitan. Sebisa mungkin kamu menyembunyikan tanganmu saat Doyoung menghampirimu.
"Ikut gue"
Kamu hanya menurut. Doyoung menyuruhmu untuk duduk di bale milik Doyoung. Sedangkan Doyoung masuk kedalam rumahnya dulu, dan keluar membawa kotak obat.
Tanpa bicara, Doyoung mengoleskan minyak di tanganmu yang merah itu dengan lembut agar kamu tidak merasa kesakitan. Kamu hanya menatap Doyoung yang tengah serius itu dengan mata berkaca - kaca.
Doyoung yang merasa kamu menatapnya pun kamu langsung menatapmu juga.
"Sesakit itu?"
Kamu menggeleng. Doyoung mengusap pipimu saat air matamu jatuh.
"Lain kali jangan kecepetan temponya" ucap Doyoung.
"Kan lo yang salah"
"Kok gue?"
"Gue liat lo temponya cepet"
"Kan bukan gue yang bawa tempo"
"Ceng ceng kan harus liat kendang, berarti lo yang salah"
"Gue ga salah"
"Lo yang salah"
Kamu langsung tersenyum, ini pertama kalinya kalian berdebat. Doyoung tersenyum tipis melihatmu tersenyum.
"Jangan sakit lagi, gue khawatir"
———
Kalian suka cerita Vibenya Bali kek gini?
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT IMAGINE
FanfictionGAK PAKE Y/N✔ KISAH NYATA ✔ ON GOING✔ ONESHOOT✔ BAHASA CAMPUR✔ 3 #kamu