41. Simulasi

1.5K 272 22
                                    

Ketika kamu udah di Korea tapi nggak ngasih kabar ke pacar dan malah sibuk memperbaiki kehidupan orang lain, itulah seorang Arion Azri Alvaro.

Dengan tangan kanan penuh kantong belanjaan, sementara tangan kiri tadinya menggendong seroang anak laki-laki berusia 3 tahunan, kepergok sang pacar tepat di depan pusat perbelanjaan terbesar di Seoul.

"Aku minta ma'af...aku minta ma'af...aku minta ma'af." Arion seketika berlutut di depan Yong Ji yang tadinya berbalik berniat pergi.

"...." Yong Ji menyadari pandangan orang-orang terhadap mereka yang membuat heboh. Tadinya ia mengira kalau bertemu orang yang sangat mirip dengan pacarnya, tapi ternyata orang itu memang benar-benar pacarnya yang seminggu ini mendadak menghilang.

Yong Ji mencubit pipi Arion untuk membuktikan kalau anak laki-laki di depannya itu memang Arion. Setelah memastikan kalau ia sedang tidak bermimpi di siang bolong, Yong Ji meminta Arion berdiri dan mereka pergi ke cafetaria terdekat. Ia perlu mendengar penjelasan lengkap soal Arion yang tidak mengangkat panggilan telepon atau membalas pesan darinya.

"Bocah kecil ini mengajak ponsel ku mandi bersamanya seminggu yang lalu. Dan aku lupa beli ponsel karena sibuk jadi Bapak rumah tangga." Jelas Arion dan membuat Yong Ji tambah bingung.

Yong Ji melirik bocah imut yang sangat dikenalnya. "Kenapa...Jin Woo ada pada mu? Sejak kapan Oppa berada di Korea? Aku pikir Oppa marah masalah aku yang makan siang dengan teman kampus laki-laki ku dan beberapa kali terlambat membalas pesan dan juga kadang tidak mengangkat telpon dari mu. Makanya tak membalas pesan ku setelah waktu itu. Juga...Min Ji dan Dafa Oppa bilang kalau kita butuh waktu untuk berpikir jernih dan tidak menghubungi satu sama lain sampai keadaan terkendali, jadi kupikir....

Arion menggenggam tangan Yong Ji. Memang seminggu sebelumnya, Arion mengungkapkan kekesalannya karena mendapat kiriman foto Yong Ji yang sedang makan berdua dengan teman kuliahnya. Yang bikin Arion kesal adalah Yong Ji membiarkan pria itu mengelus rambut Yong Ji. Karena itu jugalah, kejutan yang sudah di rencanakan Arion untuk Yong Ji ketika ia sudah tiba di Korea, batal di laksanakan. Belum lagi masalah Profesor Jin Wook yang membuat Arion jadi sibuk.

"Jin Woo, makan ice creamnya dulu ya! Hyung mau berbaikan dengan Noona manis ini dulu." Arion memberikan sendok ice cream pada Jin Woo, lalu setelahnya menatap Yong Ji.

"Aku tidak marah pada mu. Waktu itu aku pikir masalah profesor Jin Wook akan selesai dalam beberapa hari. Jadi aku sengaja mengatakan pada mu kalau aku menunda kembali kedatangan ku ke Korea dan kau boleh fokus belajar dulu karena memang aku yang terlalu sering menelpon mu dan mengirimi mu pesan. Dafa juga bilang kalau aku ini terlalu berlebihan sejak bisa berhubungan langsung dengan mu dan dia juga bilang aku harusnya memberikan kebebasan waktu untuk mu. Maka dari itu, aku putuskan untuk tidak terlalu over lagi.

"...." Yong Ji menarik nafas lega. Sebenarnya dalam seminggu ini ia merasa hatinya kosong. Hal ini benar-benar di rasakan nya ketika menatap layar ponsel yang tak lagi mendapat panggilan atau pesan dari Arion. Siapa yang menduga kalau ia malah mendapat kejutan seperti ini.

"Aku baru seminggu berada di sini. Hari itu aku mau langsung menemui mu, tapi masalah di rumah Profesor Jin Wook lebih gawat dan harus segera di selesaikan. Jadi karena kita sama sekali tidak punya masalah serius, aku fokuskan untuk menyelesaikan satu masalah dulu. Aku yakin kau sama sekali tidak tau kalau profesor Jin Wook sudah bercerai dengan istrinya, lalu dia ditelantarkan bersama kedua anaknya. Ditekan pekerjaannya oleh orang yang dulu memuji-muji kemampuan profesor. Aku minta ma'af karena menomor duakan diri mu seminggu ini." Arion kembali meminta ma'af.

"Jadi...apa masalah profesor Jin Wook sudah selesai? Bagaimana keadaannya saat ini? Kenapa dia tidak datang dan meminta bantuan pada ayah atau bercerita pada ku. Ini juga agak aneh. Sudah hampir 2 bulan profesor Jin Wook tidak menemaniku makan siang, atau mengajar di kampus, ku pikir ada kasus sulit yang di tanganinya, jadi aku memilih tidak mengganggunya."

(END) Love LockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang