Arion sudah mencarinya kemana-mana. Tapi tetap tidak ada. Ia bertanya pada polisi yang memeriksa rumah itu, tapi mereka tidak menemukan barang milik Arion. Baju yang ia kenakan ketika datang ke rumah psikopat itu hilang, termasuk liontin kunci pemberian Yong Ji.
Mampus lah!
Arion kembali ke Rumah Sakit dengan raut wajah lesu. Jin Wook berjanji akan menemukan baju Arion, karena ia tau benda yang hilang itu sangat penting. Ia segera pergi ke kantor polisi, bertanya pada rekan kerjanya yang menangani kasus mutilasi itu. Sementara Taek Won hanya menyuruh papa Arion untuk membuat duplikat kuncinya, karena liontin itu adalah rancangan dari perusahaan berlian milik Varo.
Keduanya tidak tau kalau liontin itu merupakan milik Yong Ji. Arion juga tidak mau di tanyakan panjang lebar persoal kenapa liontin kunci itu ada padanya.
Begitu memasuki kamar rawat, Yong Ji menunggu di tempat tidur Arion. Duduk bersila, terlihat tenang tapi sebenarnya sedang marah.
Taek Won tentu saja sangat mengenal sifat anak perempuannya itu. Ia menyikut lengan Varo, memberi kode untuk mengajak pria itu keluar.
"Kenapa? Aku ingin menonton mereka bertengkar!" Varo berusaha menolak.
"Mereka tidak akan bertengkar! Ayo pergi, ada hal penting yang ingin ku bicarakan dengan mu." Taek Won menarik lengan Varo, mereka meninggalkan Arion berdua dengan Yong Ji.
Begitu di tinggal oleh kedua orang itu, Arion berlahan berjalan mendekat. Dan detik berikutnya langsung minta ma'af.
"Ma'af membuat mu khawatir, dan ma'af aku menghilangkan liontin milik mu."
"....."
"Aku biasanya selalu memakainya. Tapi karena terlihat terlalu mencolok, jadi aku melepasnya. Tapi aku selalu memegangi dan memeriksanya kalau-kalau kunci itu hilang, tapi waktu itu aku lupa mengambilnya, waktu berganti pakaian. Aku....aku minta ma'af."
"....."
Arion menunggu Yong Ji mengatakan sesuatu, tapi anak perempuan itu hanya menatap Arion saja. Aku sungguh benci situasi seperti ini.
"Aku tidak marah soal itu."
"Jadi kau marah karena aku membuat mu khawatir?"
"Tidak juga."
"Lalu?"
Yong Ji menarik nafas dalam. "Kenapa tidak langsung menemui ku ketika Oppa sadar tadi?"
"....." Oh My God! Benar! Harusnya aku menemuinya lebih dulu.
"Oppa tidak sadar selama 3 hari, sementara korban yang lainnya langsung sadar malam itu juga. Dokternya bilang, obat penenang yang pria itu suntikan ke tubuh Oppa, bisa membuat mu tidak sadar selamanya."
"....." Arion mengerutkan dahi, ia ingat ia dibius, tapi sama sekali tidak tau kalau setelahnya ia juga di suntik dengan obat penenang.
"Oppa membuat semua orang menangis dan khawatir. Appa ku dan papanya Oppa mengamuk, kalau tidak di pisahkan oleh para suster di IGD, mungkin profesor Oppa sudah mati sekarang."
Wow! Segawat itukah?
"Tapi, papa ku tadi bilang kalau keadaan ku baik-baik saja. Dan...kalau aku memang segawat itu, harusnya mama dan adik-adik ku sudah di sini sekarang."
Yong Ji menarik nafas dalam. "Mereka semua ada di rumah, sedang packing pakaian milik Oppa."
"Ap...Apa?!! Untuk apa? Aku kan sudah sadar!"
Yong Ji kembali menarik nafas dalam. "Mamanya Oppa bilang, memang tak seharusnya anak kecil jauh dari orang tua. Mereka merasa bersalah karena, Oppa sampai masuk Rumah Sakit. Mama Oppa bilang.... tak ada yang lebih aman dari penjagaan mereka, jadi...Oppa akan ikut mereka ke Indonesia. Tinggal di sana sampai usia Oppa cukup dewasa untuk di lepas lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
(END) Love Lock
RomanceCinta itu datang tanpa kita sadari. Tidak tau kapan, dimana dan bagaimana. Tidak juga memandang usia. Mau kamu orang dewasa atau hanya anak kecil berusia 10 tahun, seperti ku. -Jung Yong Ji, 10 tahun, Seoul Korea Selatan- Oke. Ini mungkin terdengar...