46. Interogasi

1.3K 268 29
                                    

Seorang pria dewasa berpenampilan kasual duduk dengan seorang anak laki-laki di sebuah cafetaria yang terlihat sepi.

Di temani musik klasik dan 2 cangkir ice cream coklat suasana menenangkan tercipta, kalau saja topiknya bukan 'kemana saja kau membawa anak perempuan ku seharian ini' dan 'kenapa tidak izin pada ku sebelumnya'

"Pertama, saya tidak mengajaknya seharian, hanya mungkin...sekitar 4 jam. Makan di cafetaria, berniat nonton bioskop tapi gagal, lalu pergi jalan-jalan di sekitar sungai Han."

"Lalu pertanyaan kedua...saya mengaku salah, saya minta ma'af. Lain kali saya pasti minta izin."

"...." Karena jawabannya sesimpel itu, Taek Won jadi tidak punya kesempatan untuk menceramahi Arion soal kedua topik itu.

"Sudah berapa lama kau di Korea?"

"Hampir satu bulan ini."

"Kenapa tidak langsung ke rumah?"

"Ada sedikit masalah, tapi kasusnya hampir selesai. Saya berniat menyelesaikan masalah itu dulu, lalu baru pulang."

"Apa kau pikir aku akan menerima pemuda seperti mu di rumah ku lagi? Apalagi kau mengencani anak ku." Taek Won menatap Arion dengan tatapan intimidasi.

Arion dengan tenang menjawab. "Saya tidak berencana tinggal di rumah anda, apalagi sekarang saya sudah dewasa dan sedang berkencan dengan anak anda. Untuk sementara saya akan tinggal di rumah Profesor Jin Wook, lalu setelahnya akan tinggal di rumah ayah saya."

"Bagaimana dengan pekerjaan mu? Aku tidak mau putri ku punya pacar seseorang yang belum mapan, meskipun statusnya hanya sebagai pacar."

Arion kembali menjawab. "Untuk saat ini status pekerjaan saya hanyalah seorang pengacara biasa dan belum begitu berpenghasilan, tapi minggu depan saya akan mulai menerima gaji. Kalau di rasa pekerjaan itu kurang mapan, saya bisa menambahnya dengan melamar pekerjaan menjadi dosen di kampus, kebetulan saya sudah mendapat 3 tawaran dari 3 kampus di Korea, gajinya lumayan besar. Juga...saya bisa kembali menjadi model atau aktor atau...bekerja di perusahaan anda."

Taek Woon menatap Arion dengan pandangan sinis. "Bukankah itu berarti, waktu mu hanya akan dihabiskan dengan bekerja? Lalu kapan kau punya waktu menemani putri ku?"

Arion tersenyum. "Saya memberikan pilihan kepada anda untuk seberapa besar penghasilan bulanan yang harus saya dapatkan agar bisa berpacaran dengan anak perempuan anda. Semakin besar penghasilan itu, semakin kurang juga waktu yang saya butuhkan untuk menemani anak perempuan anda, jadi...itu tergantung pada keputusan anda. Saya bisa mengirimkan file kisaran penghasilan saya di setiap pekerjaan dan waktu yang saya habiskan dalam pekerjaan itu, agar anda bisa memilih pekerjaan apa yang harus saya lakukan tapi juga bisa sekaligus menyenangkan hati anak perempuan anda. Saya serius memproitaskan perasaan anak perempuan anda daripada pekerjaan saya."

"....." Penjelasan panjang itu membuat Taek Won bungkam. Anak ini sepertinya sudah lama menyiapkan jawaban-jawaban yang membuat ku tidak bisa berkata apapun. Cih!

"Apa ayahmu setuju kau tinggal sendirian? Ingat! Aku tidak mau di salahkan jika terjadi apa-apa dengan mu."

"Saya sudah 20 tahun, dan saya seorang laki-laki hal apa yang akan terjadi pada saya?" Arion malah balik bertanya.

Taek Won mendengus kesal, ia menyendokkan ice cream ke dalam mulutnya sembari berpikir hal apa lagi yang ingin ia tanyakan.

"Bekerja pada orang lain, selalu memiliki kemungkinan buruk yaitu di pecat dan di deportasi. Apa kau tidak berpikir untuk membangun usaha sendiri? Ingat! Aku tidak mau anak perempuan ku yang mencari nafkah untuk mu."

Arion tetap menjawab dengan nada tenang. "Saya berencana membangun fitma hukum sendiri, tapi itu mungkin 2 atau 3 tahun lagi, saat ini saya akan cari banyak pengalaman dan rekan kerja dulu."

"Lalu soal aset? Bukankah kau sudah pernah bekerja sebelumnya?" Taek Won meletakkan sendoknya dan saat itu Arion menyadari kalau cup milik pria itu sudah kosong. "Bagaimana kau memanfaatkan penghasilan mu? Aku tidak berharap kau menggunakannya untuk foya-foya. Bukankah mobil yang kau pakai di depan itu keluaran terbaru tahun ini, aku tau betul berapa harganya dan jangan bilang kalau....

"Ayah saya yang membelikannya, sebagai hadiah ulang tahun. Saya tidak bisa menolak, dia tidak mau melihat saya naik bis atau mengantri tiket kereta." Arion memotong pertanyaan Taek Won.

"Hidup itu kadang harus belajar dari bawah, tidak bisa terus bertingkah seolah kau selalu punya uang."

Omelan yang sungguh tidak cocok untuk seorang yang tidak pernah naik bis atau kereta bawah tanah sebelumnya. Arion menarik nafas dalam. "Kalau anda tidak keberatan saya membawa anak anda naik bis atau naik kereta bawah tanah, saya tidak keberatan melakukannya di setiap kencan kami. Itu dimaksudkan sebagai eksperimen bersama, takutnya Yong Ji yang tidak bisa melakukan hal itu dan...tentu saya harus menyenangkannya dengan tetap menaiki mobil mewah saya."

"...." Jawaban yang jika itu melibatkan anak perempuannya, hal itu pasti membuat Taek Won bungkam.

"Soal aset." Arion kembali bicara. "Saya punya beberapa hektar tanah di Indonesia dan saya juga punya sekitar 100 hektar perkebunan di pulau Jaeju, saya membelinya waktu umur saya 17 tahun. Di sana sudah terbentuk beberapa perkebunan strawberry, anggur, apel dan coklat. Jika anda berkenan melihatnya atau ingin liburan di sana, anda bisa mendatanginya kapanpun, saya akan memberikan alamatnya. Di sana juga ada 5 vila untuk saat ini, dan tanah itu tidak di buka untuk umum. Mungkin...kalau-kalau anda ingin menikmati waktu berdua dengan istri anda, anda bisa pergi ke sana, sementara saya menjaga anak-anak anda."

Cih! Anak ini mencoba bernegosiasi dengan ku. "Kau pikir aset ku masih kurang banyak, jangan lupa kalau aku ini CEO perusahaan Properti." Taek Won malah tambah kesal ketika mendengar penjelasan Arion.

"Saya tidak bermaksud sombong, saya berniat berinvestasi, kalau-kalau nantinya anda berminat membangun properti di tanah saya. Saya bersedia bekerja sama dengan anda." Hitung-hitung sebagai cicilan biaya pernikahan yang mungkin akan terlalu fantastis. Kalimat terakhir itu hanya Arion ucapkan dalam hatinya.

Arion membiarkan saja, Taek Won memakan ice cream coklat miliknya. Ia tau pria itu sedang memikirkan pertanyaan lain di benaknya.

"Bangun klinik untuk anak ku! Aku tidak mau dia kerja di Rumah Sakit."

"....Oke!"

"Sudah banyak pria yang mendekatinya setelah kau pergi. Singkirkan mereka semua, itu untuk kebaikan mu sendiri."

"....Tentu! Aku pasti melakukannya." Kenapa dia tiba-tiba baik begini?

"Dan kenapa kau menggunakan bahasa formal pada ku dari tadi? Arion kecil jauh lebih menyenangkan daripada Arion yang sopan di depan ku ini. Dulu kau memanggil ku Appa, kenapa sekarang aku malah diperlakukan bak kepala kepolisian? Ini hanya pertanyaan sederhana bukan interogasi masalah. "

"...." Ha? Jadi...aku boleh tidak sopan padanya? Tapi kan aku lagi cari muka. Jadi...aku benar-benar boleh memanggilnya Appa?

"Aku...apa ini berarti aku benar-benar sudah jadi kandidat yang cocok sebagai calon suami Yong Ji?" Arion bertanya, heran.

Taek Won menatap Arion dengan pandangan datar. "Memangnya kapan aku pernah menganggap mu bukan calon suami anak ku. Apa gunanya aku mendidik mu selama ini? Kalau bukan kau calon suaminya lalu siapa lagi? Kau pikir aku sudi membicarakan masalah seperti pada setiap pria yang mendekati anak ku?"

"...." Nah. Sekarang giliran Arion yang bungkam. Ia terlalu senang menikmati fakta bahwa ia diterima dengan baik oleh calon ayah mertua di depannya.

🌸🌸🌸

Lalu bagaimana kelanjutannya?
Tungguin aja? (Author kabur lagi😅✌)
Selamat menunaikan ibadah puasa.

(END) Love LockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang