Arion masih belum mengatakan pada orang tuanya tentang keinginannya kuliah di Korea. Dia masih belum menemukan alasan untuk tinggal di negara Ginseng itu.
Di tengah kegalauannya, papa Arion, Varo, mengajak mereka liburan di Bali bersama dengan teman bisnis papanya dan kebetulan sekali salah satunya ada yang dari Korea.
Arion tentu saja sangat senang dan langsung packing baju-bajunya sendiri. Karena papanya bilang kalau temannya itu punya anak seumuran Arion, jadi dengan sengaja ia membawa papan catur. Berharap anak rekan bisnis papanya itu mudah di dekati dan mau berteman dengannya. Melalui itu, Arion jelas berniat tinggal di rumah mereka, jika rencananya ini berhasil.
Sayangnya, begitu tiba di Bali dan di kenalkan dengan keluarga itu, anak dari rekan bisnis papanya ternyata 2 orang anak perempuan kembar seumuran dengannya dan 2 balita laki-laki berusia 8 bulan.
Mengecewakan sekali.
Berniat cari perhatian ke rekan kerja papanya yang laki-laki, pria itu malah punya sifat yang dingin, angkuh dan menatap orang lain dengan pandangan menusuk. Kesan galak pun, membuat nyali Arion ciut.
Jadilah, ia akhirnya memutuskan kembali ke kamar hotel dan memilih tidur siang.
Biarlah pendekatannya di lakukan besok saja.
🌺🌺
Arion terbiasa bangun pagi, jadi begitu alarm pukul setengah limanya berbunyi, ia langsung bangun dan buru-buru mematikannya. Di sampingnya, ada Dafa, anak rekan kerja ayahnya yang masih tertidur lelap.
Berniat menghirup udara pagi di Bali yang segar, setengah jam kemudian Arion beranjak dari tempat tidur dan memakai jaket serta sepatu Kets nya, lalu pelan-pelan keluar dan menutup pintu.
Suasana Bali pagi itu, begitu sepi dan Arion menyukai suasana itu. Ia berjalan sendirian menelusuri pantai dan baru kembali ke hotel 1 jam kemudian.
Malas kembali ke kamar, Arion memutuskan untuk berkeliling melihat fasilitas hotel yang mewah itu.
"....."
Langkah Arion terhenti ketika mendapati seorang anak perempuan berdiri di tepi kolam renang.
KAMU SEDANG MEMBACA
(END) Love Lock
RomanceCinta itu datang tanpa kita sadari. Tidak tau kapan, dimana dan bagaimana. Tidak juga memandang usia. Mau kamu orang dewasa atau hanya anak kecil berusia 10 tahun, seperti ku. -Jung Yong Ji, 10 tahun, Seoul Korea Selatan- Oke. Ini mungkin terdengar...