"Jadi kenapa aku harus menangani kasus macam ini?"
"Kau kan pengacara handal! Jangan pilih-pilih kasus, dan juga klien kita ini memberikan uang 3 kali lipat untuk memenangkan kasusnya."
"Aku menolak! Kalau profesor mau, silahkan selesaikan sendiri."
"Tapi kan dia ini artis kondang yang pamornya bisa menaikan....
"Bodo amat!"
"....." Dan begitulah Jin Wook tidak bisa menang melawan sang bawahan yang terlihat lebih bossy darinya.
"Bukankah kau harusnya cari pengalaman dari berbagai kasus, kau kan masih pemula." Sindir Jin Wook.
Arion yang sejak tadi sedang merajut syal berwarna biru muda, menghentikan kegiatannya. "Aku tidak mau makan uang haram. Uang itu di kutuk tujuh turunan. Aku hanya akan menangani kasus orang baik saja. Bukan wanita sok suci yang menggaet pria beristri kemudian menyalahkan cinta dan keadaanlah penyebabnya."
Jin Wook menarik nafas dalam. Ia lalu mengambil satu map lagi yang ada di atas meja. Lalu membaca isi dalam map itu. "Kim Min Jung, 40 tahun, memiliki 3 anak di gugat cerai suaminya yang ingin menikah lagi. Ia hanya ingin hak asuh anak jatuh padanya. Tapi...dia tidak mampu menyewa pengacara karena selama ini semua uang di kelola oleh suaminya. Tidak punya pekerjaan, dan hanya jadi ibu rumah tangga yang biasa dilayani bak ratu. Kasus ini agak sulit di menangkan, karena soal hak asuh anak, wali tentunya harus punya uang atau setidaknya pekerjaan yang tetap, sedangkan klien ini, begitu bercerai hanya akan membawa baju di badan alias jadi gelandangan. Dia tidak punya keluarga, kedua orang tuanya sudah meninggal dan dia anak tunggal. Dia ini...si istri yang suaminya di rebut pelakor yang ingin menyewa kita dengan imbalan tinggi tadi."
"Kalau begitu aku ambil yang ini! Kebetulan aku tidak butuh uang saat ini."
"...." Kampret! Kau tidak butuh, tapi aku butuh. Dasar anak orang kaya gila!
"Oh ya! Minggu depan aku mau libur kerja." Pernyataan Arion itu membuat Jin Wook memasang wajah datar.
"Kita ini baru memulai bisnis, dan kau sudah mau libur, pegawai macam apa kau ini?!"
Arion menarik nafas dalam. "Sebuah kantor itu setidaknya punya lima pekerja. Bos, wakil, sekretaris, dan dua orang pegawai. Aku bukannya tidak bisa mengerjakan semuanya sendirian, tapi aku butuh waktu untuk menemani Yong Ji ku dan aku tidak mau di ganggu oleh pekerjaan."
"Aku tidak percaya pada orang lain, apalagi mereka yang bisa keluar masuk rumah ku seenaknya. Aku juga harus menjaga keselamatan istri dan anak-anak ku." Tolak Jin Wook.
"Oh! Kebetulan aku sudah membeli rumah yang berada di samping rumah profesor. Semua perabotan kantor dan keperluan investigasi sudah di siapkan di sana. Mulai minggu depan kantor kita bisa beroperasi secara normal. Jadi tugasmu adalah merekrut pegawai."
"...." Anak ini! Kenapa jadi dia yang memberi ku perintah?
Jin Wook bertanya, kenapa minggu depan Arion ingin libur sementara kantor mereka yang baru akan resmi di buka minggu depan.
Arion hanya menjawab santai "Minggu depan aku akan ke Namsan Tower dengan Yong Ji."
"Kencan?"
"Bukan!"
"...lalu?"
Arion memilih untuk tidak menjawab. Ia malah menyuruh Hin Wook mengirimkan semua profil calon pegawai mereka yang baru padanya untuk di seleksi. "Tugas ini dan juga kasus ini harus selesai minggu ini, minggu depan, jangan ganggu aku! Oke itu saja. Aku akan pergi menjemput Yong Ji, sampai jumpa besok." Dan begitu saja, Arion pergi meninggalkan Jin Wook yang memaki anak laki-laki itu dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(END) Love Lock
RomanceCinta itu datang tanpa kita sadari. Tidak tau kapan, dimana dan bagaimana. Tidak juga memandang usia. Mau kamu orang dewasa atau hanya anak kecil berusia 10 tahun, seperti ku. -Jung Yong Ji, 10 tahun, Seoul Korea Selatan- Oke. Ini mungkin terdengar...