Begitu membuka mata, Arion menyadari perbedaan kamar yang di tempati nya di asrama, atau di rumah Taek Won dengan di rumah papanya. Jauh lebih luas dan yang pasti terasa asing.
Tak ada keributan pagi yang dibuat oleh Yi Bo yang sibuk mencari kaus kaki tiap pagi. Atau Leo yang mengucapkan selamat pagi dengan mata panda nya.
Atau anak perempuan yang tersenyum manis ketika Arion membuka pintu kamar dan menikmati udara pagi di beranda.
Kali ini ada pemandangan yang harus di biasakan nya. Papanya yang sibuk menyemangati mamanya untuk terus lari pagi. Sena yang bak pemandu sorak, berteriak bersemangat di paling depan, di ikuti Alandra, Andreo dan Alyka.
Arion tersenyum ketika adik-adiknya itu berteriak menyuruhnya turun dari kamar untuk ikutan olahraga pagi.
Ia menutup pintu beranda, kembali menarik nafas dalam. Arion sedikit merasa sedih dan bodoh karena berharap melihat senyum manis itu dari balik pintu kamar.
Selesai sarapan, adik-adik Arion di antar ke sekolah sementara papanya mengantar mamanya ke cafetaria. Arion sebenarnya di ajak pergi, tapi ia memutuskan untuk tetap di rumah dengan alasan sedikit lelah. Akhirnya, sepeninggal keluarganya, Arion memutuskan menenggelamkan diri di dalam perpustakaan milik papanya.
Arion menghabiskan hampir seharian membaca buku, dari yang berbahasa Indonesia, sampai bahasa Inggris dan Korea. Ia juga mengulang membaca komik-komik berbahasa Jepang yang sepertinya sudah bertambah banyak karena Andreo dan Alandra juga suka membaca komik.
KAMU SEDANG MEMBACA
(END) Love Lock
Любовные романыCinta itu datang tanpa kita sadari. Tidak tau kapan, dimana dan bagaimana. Tidak juga memandang usia. Mau kamu orang dewasa atau hanya anak kecil berusia 10 tahun, seperti ku. -Jung Yong Ji, 10 tahun, Seoul Korea Selatan- Oke. Ini mungkin terdengar...