69. Masalah yang Menyelesaikan Masalah

892 137 0
                                    

"Jadi...kalian berdua benar-benar tidak mau tinggal sama nenek dan kakek?" Lily bertanya ketika Axel dan Laren makan siang bersama Varo dan Lily.

Si kembar itu tampak manyun karena kedua orang tua mereka sibuk sendiri di kamar. Mereka tau kalau keduanya pasti sedang bekerja, tapi tetap saja liburan yang dimaksudkan untuk hanya bersenang-senang itu, tidak terlalu si kembar nikmati tanpa Arion dan Yong Ji.

"Kalau tinggal dengan nenek dan kakek, kami jadi tidak bisa sering-sering melihat Appa dan Omma." Ucap Axel.

"Laren mau main sama Appa dan Omma, mau dibacakan buku cerita, mau tidur sama-sama." Laren hampir menangis.

Varo menatap si kembar, lalu teringat Arion kecil yang dulu juga pernah bersikap seperti ini ketika Varo sibuk kerja. Ia memaklumi kesedihan si kembar.

"Kalian tau! Kenapa anak kecil itu hidupnya lebih menyenangkan daripada orang dewasa. Karena ketika kalian dewasa, kalian tidak ada waktu untuk bermain, hanya kerja, kerja dan kerja."

Pernyataan itu membuat si kembar menoleh ke arah Varo.

"Bahkan di dalam kamar pun masih bekerja?" Tanya si kembar bersamaan.

Lily menatap Varo yang balik menatapnya dengan senyum jahil.

"Yup! Kerja rodi." Jawab Varo sambil mencolek dagu Lily

"...."

"Kerja rodi??"

Varo mengangguk. "Kerja rodi itu lebih sibuk lahi daripada kerja di luar kar dan itu sangat tidak bisa di ganggu karena...

"Ehem!!" Lily pura-pura batuk untuk menghentikan penjelasaan Varo. Varo hanya menyunggkngkan senyum.

"Omma dan Appa...

"Mereka sebnenarnya sedang membuat adik untuk kalian." Lagi-lagi Varo mengucapkan hal random. Tapi hal itu kembali menarik perhatian si kembar.

"Bukankah kalian berdua selalu cerita di saat video call kalau rumah kalian sangat sepi ketika tidak ada yang mengunjungi kalian berdua. Kalian juga tidak punya banyak teman di sekolah TK dan tidak bisa sering-sering mengunjungi Yoona kecil. Kakek menceritakan itu pada Omma kalian dan dia berencana membuatkan kalian adik kembar, agar kalian bisa punya teman bermain." Jelas Varo.

Melihat si kembar yang terfokus pada ucapan Varo, Lily berinisiatif menyuapkan makanan ke mulut si kembar, jadi keduanya punya tugas masing-masing sekarang.

"Benarkah?" Si kembar tampak antusias.

"Lalu kapan kami bertemu dengan adik kami?" Apa kami bisa bermain dengannya secepatnya?"

Varo menjawab pertanyaan Axel, "Sayangnya tidak bisa. Appa mu agak keras kepala, dia tidak mau kalian punya adik."

"Kenapa??"

Pertanyaan itu membuat Varo tersenyum. "Karena kalian tidak mengatakannya langsung pada Appa mu dan Appa mu yang bodoh itu tidak sadar kalau kalian kesepian."

Si kembar mengangguk mengerti.

"Jadi kalau Laren dan Axel meminta adik pada Appa, ia akan langsung mengabulkannya?"

Varo mengangguk. "Tidak langsung, tapi Appa mu pasti memikirkannya, juga berikan alasan kenapa kalian mau adik."

"Alasan yang seperti apa?"

Varo mengelus puncak kepala Larena. "Seperti...kalian butuh teman bermain, atau...

"Tapi Kek, bayi tidak bisa di ajak bermain." Axel menyelah saran dari Varo.

(END) Love LockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang