Kegiatan rutin Arion tiap minggu sekarang adalah menemani Yong Ji belajar di cafetaria samping kampusnya. Anehnya gadis kecil itu tampak murung dan tak banyak bicara seperti biasanya.
"Apa ada masalah di sekolah??." Arion akhirnya bertanya.
"Teman sekelas ku yang kita lihat minggu lalu, yang di tampar dan di tarik ke dalam mobil itu.....baru saja meninggal bunuh diri seminggu yang lalu. Han Bin lompat dari atap gedung sekolah."
Arion tampak terkejut. Sebelumnya Yong Ji hanya mengatakan kalau anak laki-laki itu teman sekelasnya, lalu mereka tak pernah membahas hal itu lagi.
Juga dalam seminggu ini Arion sibuk dengan tugas kuliah dan jarang menelpon Yong Ji jadi ia tidak tau kalau ternyata ada masalah serius di sekolah gadis kecil itu.
Yong Ji mengeluarkan buku catatan dari dalam tasnya, ia menunjukkannya pada Arion. "Sepertinya….dia dibunuh dan pembunuhnya adalah guru wanita di sekolah."
Arion meraih buku catatan itu. Banyak coretan dan gambar-gambar mengerikan di sana. Mulai dari kalimat 'aku anak baik', 'aku ingin hidup', sampai 'jangan bunuh aku, Ibu!.'. Gambar pisau, rokok, pemukul bola, telapak tangan, ikat pinggang, lemari yang di gembok juga ada gambar anak kecil yang berteriak minta tolong sambil menangis.
"Han Bin tersenyum ketika kami bertemu di hari pertama upacara sekolah dan kami jadi teman sejak saat itu. Tapi sikapnya berubah pendiam dan sering memakai jaket tebal dan sarung tangan. Ibunya pernah di panggil ke sekolah karena masalah itu, tapi mereka bilang, Han Bin punya alergi kulit jadi sekolah tidak lagi memarahinya, dia juga di izinkan tidak ikut pelajaran olahraga. tapi….
Yong Ji berhenti bicara dan mengeluarkan 3 lembar foto yang ia ambil seminggu yang lalu menggunakan jam kameranya. "Ada bekas ikatan di leher dan pergelangan tangannya dan ini.....sepertinya foto orang tua kandungnya, aku mendapatkan buku dan foto ini dari loker Han Bin."
"Para guru melarang kami membicarakannya di luar sekolah. Kasus ini juga tidak masuk berita atau koran, aneh sekali!."
Arion meletakkan foto-foto yang tadi dipegangnya. Ia menatap Yong Ji seolah mengerti kalau gadis itu mau meminta bantuannya.
"Aku akan mengajak teman ku dan juga salah satu profesor di fakultas hukum untuk menyelidiki kasus ini. Jangan sedih lagi oke!."
Yong Ji akhirnya menyunggingkan senyumnya. "Sebenarnya aku berencana mengatakan ini pada Appa, tapi Appa sedang pergi ke Amerika dan baru akan pulang 2 minggu lagi, itu....terlalu lama."
Arion mengangguk mengerti. "Ini kasus yang serius, kita memang perlu melibatkan orang dewasa, kita butuh pengacara, juga polisi dan detektif. Dari apa yang kamu bilang tadi, sepertinya sekolah sengaja menutup kasus ini, jadi kita perlu menyelidiki sekolahmu juga. Kau....sebaiknya bersikap saja seperti biasa, takutnya guru yang kau bilang itu curiga padamu."
Yong Ji mengangguk, lalu membiarkan Arion menangani kasus itu.
Mereka hanya makan ice cream dan cake coklat dan setengah jam kemudian Arion mengantar Yong Ji pulang.
🌺🌺
Arion kembali ke asrama kampus, mendapati kamar asrama yang kosong karena Leo dan Yi Bo sedang pergi ke luar.
Arion mengeluarkan buku catatan dan foto yang tadi diberikan Yong Ji, membacanya dan memeriksa dengan serius, lalu menelpon salah satu profesor yang di kenalnya.
15 menit kemudian, profesor itu datang ke asrama Arion.
(Profesor Le Jin Wook 41 tahun)
"....."🤨Tumben rapi??.
😑"Tatapan macam apa itu??, Kau pikir aku tidak tau apa yang kau pikirkan dengan kepala kecil mu itu ha'?."
Oh, masih menyebalkan seperti biasanya.
Arion memberikan catatan yang tadi ia foto dan kirimkan pada profesornya ini. "Sepertinya kasus pembunuhan, tapi tidak sampai ke pengadilan." Ucap Arion.
"....." Jin Wook yang juga merupakan pengacara, membaca sekilas buku catatan yang diberikan Arion. "Ini dapat darimana?."
"Dari sekolah pacar ku."
"....."😑
"Kenapa?. Aku tidak sepertimu yang setia dengan banyak kasus-kasus dunia hingga betah menjomblo." Sindir Arion.
Yang di sindir jelas saja kesal. "Jomblo ku mempunyai tujuan membuat dunia ini tetap tentram wahai anak muda. Aku berbakti demi negara."
".....Yah. Terseralah."
Kalimat singkat yang membuat orang makin kesal. "Jadi, kenapa aku di butuhkan di sini?. Kau harusnya menyerahkan kasus ini ke kantor polisi terdekat."
Arion menarik nafas dalam. Rasanya tadi dia sudah bilang kalau kasus itu tidak pernah sampai ke pengadilan. Harusnya profesor yang paling dia anggap pintar ini mengerti kalimat itu. Tapi sayangnya....sepertinya dia tidak terlalu cepat menarik kesimpulan.
"Pelakunya mungkin punya banyak uang, atau punya orang dalam di kepolisian. Kasus ini di tutup sebatas kasus bunuh diri biasa dan orang tua korban tak menuntut apapun." Jelas Arion panjang lebar.
Jin Wook mengerutkan dahi. "Lalu?, Kau ingin aku membuat masalah dengan membongkar kasus ini?. Kalau-kalau kau lupa, aku ini terkenal bukan hanya karena otak ku yang encer, tapi juga karena cara kerja ku yang lebih sering membuat firma hukum emosi."
Arion mengangguk berlagak polos. "Karena itulah Profesor!, anda adalah orang yang paling tepat untuk menangani kasus bullying ini. Profesor punya jabatan yang sulit untuk di lengserkan atau di anggap remeh. Jadi, tolong carikan cara agar kasus ini bisa di selesaikan dengan cara adil dan....dengan begitu pacar ku tidak akan murung lagi."
"......" Kalimat terakhir itu sungguh tidak enak di dengar oleh telinga para jomblo. Tapi karena Jin Wook memang punya sifat yang sangat menyukai tantangan terutama ia berjiwa keadilan tinggi, sudah pasti pria itu akan menyelesaikan kasus itu. Hanya cara permintaan dari mahasiswa kecilnya ini saja yang membuatnya kesal.
"Kalau ini memang kasus pembunuhan, yang pasti kita butuh bukti akurat. Bukan hanya foto karena foto bisa disangka editan. Kita butuh video, rekaman suara atau CCTV, foto-foto lain, dan benda atau alat pembunuh juga saksi. Karena lokasi terjadinya di sekolah. Mungkin kita perlu menyamar di sana untuk mendapatkan bukti. Kalau benar ada persengkongkolan pelaku dengan polisi, berarti kita perlu menyelidiki kasus ini diam-diam." Jin Wook menunggu tanggapan Arion.
"....Oke!." Jawab Arion singkat.
😑 Hei nak, kenapa cuma oke saja yang keluar dari mulut mu ha?!.
"Aku bisa menyamar jadi anak sekolah untuk mencari bukti, tapi tolong pastikan orang tua ku tidak tau, kalau aku....."
Jin Wook memijit kepalanya yang mendadak sakit, ia memotong ucapan murid kecil nya itu. "Dengan bodyaguard mu yang seperti burung hantu itu, bagaimana ayah mu tidak tau dan lagi kau itu mahasiswa apling menarik perhatian di kamus ini."
Arion menarik nafas dalam. "Profesor kan salah satu teman bodyguard yang selalu mengikuti ku itu. Bilang pada mereka untuk tutup mulut. Aku tidak mau ayah ku khawatir dan mendadak muncul di Korea seperti bulan lalu waktu aku pertama kali mengikuti profesor menangani kasus. Kita selesaikan kasus ini dalam waktu seminggu."
"Seminggu kepalamu!, hei nak, ini kasus pembunuhan loh!. Bukan kasus maling ayam." Jin Wook berusaha bersabar.
"Kalau begitu 3 hari. Tolong siapkan perlengkapan penyamarannya."
"......"😑
🌸🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
(END) Love Lock
RomanceCinta itu datang tanpa kita sadari. Tidak tau kapan, dimana dan bagaimana. Tidak juga memandang usia. Mau kamu orang dewasa atau hanya anak kecil berusia 10 tahun, seperti ku. -Jung Yong Ji, 10 tahun, Seoul Korea Selatan- Oke. Ini mungkin terdengar...