Arion memeluk Yong Ji dengan perasaan sangat bahagia. Mereka tidak pernah menyangka kalau 3 minggu kemudian, ketika Yong Ji mengatakan kalau ia terlambat haid selama seminggu, ternyata ketika di USG Yong Ji telah hamil 4 minggu dan mereka akan memiliki bayi kembar.
Karena Yong Ji punya riwayat keguguran sebelumnya, Arion dan keluarga besarnya tidak mau ambil resiko. Yong Ji di minta tinggal di ruang rawat Rumah Sakit sampai 3 bulan ke depan.
"Akan lebih aman, kau akan terpantau secara teratur dan aku berjanji akan menemani mu setiap hari."
"Tidak boleh!" Kali ini, Min Ji, Omma Yong Ji, mama Arion berkata secara bersamaan, membuat para lelaki di sana bertanya kenapa.
"Lebih aman kalau kami yang jaga." Ucap Min Ji. Omma nya dan mama Arion setuju. Mereka bertiga tau, kalau Arion yang menjaga Yong Ji, bisa saja Arion khilaf dan malah mengajak Yong Ji berhubungan intim. Itu pernah terjadi pada ketiganya, dan hasilnya adalah ketiganya pernah perdarahan saat hamil muda dulu.
"Yakinlah bahwa para petugas kesehatan di sini lebih kompeten dari pada kau." Tambah Min Ji lagi.
Omma Yong Ji mengajak suaminya mengurus administrasi, memesan kamar VVIP Rumah Sakit sampai 3 bulan ke depan dan langsung di bayar lunas di awal.
Min Ji mengajak Dafa membeli kebutuhan Yong Ji. Sementara Arion di tarik paksa oleh papanya untuk mengikutinya keluar ruang rawat.
"Kenapa sih Pa! Kan aku udah janji bakal jagain Yong Ji terutama ketika dia hamil, aku tidak mau meninggalkannya sendirian." Arion kali ini bicara dalam bahasa Indonesia. Biasanya ketika kesal Arion sering tidak menyadari kalau ia tidak lagi menggunakan bahasa Korea, dan Varo selalu menyadarinya.
"Kan ia sudah tinggal di Rumah Sakit, beda dengan dulu yang kalian tinggal di rumah. Sekarang sampai 3 bulan ke depan atau kita bisa saja tambahkan sampai Yong Ji lahiran, ia tinggal saja di Rumah Sakit. Di sini kesehatannya dan calon cucu-cucu ku akan terjamin 100%." Jelas Varo. Ia juga menambahkan kalau sudah menyuruh bodyguard berjaga di depan pintu ruang rawat Yong Ji.
"Ayolah! Ini demi kebaikan semuanya."
Arion masih merasa tidak senang. Dan akhirnya Varo menjelaskan maksudnya untuk tidak menyuruh Arion ikutan menginap di Rumah Sakit.
"Apa kau menyerang Yong Ji setiap malamnya sebelum ini?"
Arion tampak bingung sesaat tentang arti kata 'menyerang' itu, tapi akhirnya dia mengerti, dan mengangguk. "Kecuali waktu Yong Ji menstruasi."
"Jadi apa kau yakin bisa menahan diri? Kau tidak boleh menyerang ibu hamil."
Arion cemberut. "Aku tidak segila itu papa! Aku tau hal itu tidak boleh."
"Benarkah?"
"Tentu saja!"
"Benarkah??"
"...." Arion menatap kesal papanya yang terkekeh. "Dulu papa menyerang mama mu saat adik kembar mu baru berusia 1 bulan di dalam perut. Paginya mama mu perdarahan dan papa kena ceramah panjang soal bahaya berhubungan intim. Dokter bilang kalau akan aman melakukannya ketika usia kandungan sudah 4 bulan ke atas. Tapi waktu usia kehamilan mama mu 4 bulan dia perdarahan lagi dan papa kapok. Papa tidur di kamar mu sampai...." Varo tiba-tiba ingat soal peristiwa penusukan Lily. "Ya...sampai usia adik-adik mu 7 tahun."
Arion masih memonyongkan mulutnya. "Aku tidak akan melakukannya!" Ucapnya tegas.
"Ayahnya Yong Ji juga melakukan kesalahan yang sama dan Papanya Dafa juga dan bahkan teman mu itu juga sama. Kita ini laki-laki yang sudah menikah. Berhubungan intim sudah jadi kebiasaan kita yang sulit di tahan. Waktu kalian pergi liburan di Villa, di rumah sempat heboh karena Min Ji mendadak perdarahan dan alasannya adalah Dafa menyerangnya. Untungnya janin di dalam kandungannya lebih kuat."
"...." Arion mengerutkan dahi. "Jadi...Min Ji sempat perdarahan?"
Varo mengangguk.
"Kapan tepatnya itu?
"Kalian baru menginap 1 hari di Villa."
"!!!" Arion terkejut. Ia berjanji untuk memberitahu Yong Ji soal ini, dan meski ingin minta ma'af pada Min Ji, ia akan menundanya sampai anak mereka lahir. Sepertinya foto sex toy itu...benar-benar berbahaya.
"Tapi aku kan belum tentu! Aku tidak menyerang Yong Ji saat kehamilannya yang dulu." Sanggah Arion.
Varo menepuk bahu anaknya itu. "Kau bisa menguji diri mu. Tapi ketika kau sadar, sebaiknya segeralah mundur. Ingat! Kehamilan ini sangat dinantikan oleh kita semua. Nah. Papa mau pergi menemui mama mu dulu."
Arion masih berdiri di depan Rumah Sakit. Masih percaya kalau dia bisa menahan diri jauh lebih baik daripada mereka. Sayangnya kepercayaan diri Arion runtuh pada sore hari ketika ia tidak sengaja membuka pintu kamar mandi ruang rawat Yong Ji.
"Kenapa kau tidak mengunci pintunya?" Arion bertanya terkejut.
"Tadi ada Min Ji yang memakai toilet. Bukankah dia ada di luar? Kenapa Oppa yang ada di sini? Apa Min Ji tidak memberitahu Oppa kalau aku sedang mandi?"
"...." Arion mengumpat. Min Ji memberitahunya kalau Yong Ji sedang berada di ruang ginekologi. Mereka ingin menjebak ku!
"Bisa tolong ambilkan handuk. Aku sudah selesai mandi." Pinta Yong Ji.
Arion mengambil handuk, melihat Yong Ji memakai handuk dengan santainya dan malah tersenyum pada Arion.
"Apa kau tidak mau mengusirku keluar?" Tanya Arion heran.
Yong Ji tersenyum. "Dulu Oppa selalu menggoda ku dengan sengaja melihat ku berganti pakaian. Aku sudah terbiasa sekarang, kenapa? Apa Oppa sekarang merasa malu?"
"...."
"Kenapa Oppa tidak sekalian mandi? Tadi Dafa bilang kalau malam ini Oppa yang menginap."
"...." Arion menatap Yong Ji yang mengobrol dengan santai, sambil memasang baju. Semua proses seolah terjadi berlahan di depan matanya dan setiap proses itu membuat Arion terus menelan ludah.
Arion mulai tidak yakin dengan keputusannya untuk menguji dirinya sendiri.
Ia membicarakan hal itu pada Dafa di kantin Rumah Sakit dan Dafa tidak bisa berhenti tertawa.
"Nah sekarang kau tau bagaimana rasanya, kan! Makanya aku terus mengutuk mu karena membuat ku jadi ingin melakukan hal itu, terus berkata tidak apa-apa karena aku akan melakukannya dengan pelan, yang sayangnya malah jadi khilaf. Ini bukan perkara mudah kawan! Aku jadi mengerti kenapa banyak suami yang berselingkuh ketika istri mereka sedang hamil. Yang bisa bertahan sampai akhir itu, baru bisa di sebut suami hebat. Dan aku sedang berusaha kuat untuk menjadi suami hebat itu."
"Lalu bagaimana kau mengatasinya ketika kau ingi melakukannya tapi tidak ada pasangan?"
Mendengar pertanyaan polos dari pria dewasa yang sudah menikah di depannya itu, membuat Dafa menggeleng tidak percaya.
"Kenapa aku harus memberitahu mu, kau kan bisa cari tau sendiri."
"...." Mau tidak mau, Arion membenarkan pernyataan itu.
🌸🌸
Pesan untuk semua pembaca terutama yang belum menikah. Jangan terlalu menghayati membayangkannya ya, apapun itu🤣🤣🤣
Percayalah, yang udah nikah pasti tau. ✌✌
KAMU SEDANG MEMBACA
(END) Love Lock
RomanceCinta itu datang tanpa kita sadari. Tidak tau kapan, dimana dan bagaimana. Tidak juga memandang usia. Mau kamu orang dewasa atau hanya anak kecil berusia 10 tahun, seperti ku. -Jung Yong Ji, 10 tahun, Seoul Korea Selatan- Oke. Ini mungkin terdengar...