Hari yang Aiden tunggu-tunggu akhirnya tiba. Dia bangun pagi-pagi sekali untuk mempersiapkan Hari Pertamanya bersekolah di Akademi. Barang-barangnya sudah dikirim ke asrama jauh-jauh hari. Dia tidak perlu lagi membawa banyak barang lainnya.
Aiden tampak gagah mengenakan seragam Akademi yang berwarna hitam dengan ormanen merah dan emas. Aria tak menyangka anaknya tumbuh besar secepat ini. Rasanya baru kemarin dia melahirkan Aiden. Apakah ini rasanya menjadi orang tua?
Aria akan ikut mengantar Aiden sampai ke Akademi. Karena akan diadakan upacara penerimaan, Aria selaku orang tua Aiden perlu ikut hadir. Aria merasa gugup padahal Aiden yang akan bersekolah. Anaknya itu malah terlihat bersemangat.
"Ibu, ayo kita berangkat."
Dua puluh menit mengendarai kereta kuda, mereka telah sampai di Akademi Eclipse. Bangunan sekolah terlihat sangat megah. Aria tak percaya anaknya bisa sekolah di tempat elit seperti ini. Dulu saat dirinya di Korea, dia hanya menghadiri sekolah negeri yang pengeluarannya murah. Syukurlah Aiden memiliki nasib yang lebih baik.
"Selamat datang, Lady Irene."
Duke Felix menyambut kedatangan Aria dan Aiden di pintu masuk. Biasa Duke hanya menyapa para Bangsawan yang hadir. Walaupun bukan seorang Bangsawan, Aria sedikit spesial. Karena itu Felix menyambutnya langsung.
"Tolong jaga Aiden selama disini." Aria menundukkan kepala memberi hormat.
Mereka lalu berpisah karena Aiden harus duduk bersama murid-murid lain sedangkan Aria akan duduk di barisan khusus orang tua. Duke Felix pergi ke belakang panggung untuk mempersiapkan diri memberi sambutan.
Upacara penerimaan dimulai dengan sambutan oleh Duke Felix selaku Direktur Akademi. Selanjutnya adalah sambutan oleh Ketua Dewan Kesiswaan yang juga merupakan murid paling berprestasi di Akademi ini. Aria baru tahu kalau ternyata anak itu adalah Adiknya Leon. Pantas saja anak itu terlihat tidak asing
Mau di dunia manapun Aria tidak berubah. Dia masih akan merasa mengantuk saat mendengarkan sambutan-sambutan yang entah kapan selesai. Suara-suara itu hanya masuk telinga kanan, mampir sebentar di otak untuk segera dilupakan lalu keluar lewat telinga kiri.
Inti pembicaraan yang dapat Aria tangkap adalah mereka bersyukur menerima murid-murid yang berprestasi. Setelah upacara ini para murid akan dibawa tur berkeliling untuk memperkenalkan lingkungan sekolah. Sisanya Aria tidak mendengarkan karena dia sibuk melamun. Semoga saja Aiden tidak mewarisi kelakuannya yang seperti ini.
***
Setelah upacara penerimaan dilaksanakan para murid menuju asrama masing-masing sedangkan para orang tua dipersilakan kembali pulang. Para murid diberi waktu luang selama satu jam untuk beristirahat ataupun membereskan barang mereka.
Kamar Aiden berada di lantai empat dengan nomor kamar 413. Setiap kamar hanya diisi oleh dua orang yang berada di satu angkatan yang sama. Aiden penasaran teman sekamar seperti apa yang akan dia dapatkan.
Sejak tadi banyak murid yang membicarakan Aiden di belakang. Aiden tahu itu namun dia memilih mengabaikannya. Sampai sekarang Aiden belum mendapatkan seorang teman karena rumor buruk yang beredar tentangnya. Dia hanya mengharapkan teman sekamarnya bukan orang yang buruk.
"Oh, itu anak tukang kue yang berhasil masuk sini karena dekat dengan Duke. Apa ibunya menggoda Duke agar anaknya bisa sekolah disini?"
"Kudengar hasil tes masuknya mendapatkan skor tinggi dan sejajar dengan Damian."
"Mana mungkin. Dia tidak ada apa-apanya dibanding Damian. Sejak kapan rakyat jelata bisa sebanding dengan Bangsawan."
"Hei, sepertinya dia mendengar kita tapi hanya diam saja. Dia pasti takut hahahaha."
KAMU SEDANG MEMBACA
Run Away With My Child [Reinkarnation Stories]
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan - END] #9 in Fantasi !!! #1 in Fantasy !!! #1 in Romansa !!! Potongan memori yang terakhir dia ingat adalah ketika matanya memandang langit-langit saat tubuhnya jatuh dari atas tangga apartemennya. Namun ketika terbangun, dia...