Hutan Crio akan menjadi tempat kompetisi berburu Akademi Eclipse di adakan. Tempat itu sudah dipenuhi oleh para peserta yang akan berpartisipasi dan juga para penonton yang berniat menyaksikan. Hutab Crio dipilih karena hutan ini memiliki sirkulasi Mana Alam yang baik. Mana Alam digunakan untuk membentuk sihir pelindung sebagai perangkat keamanan untuk mencegah hal-hal berbahaya yang mungkin terjadi.
Aiden menunggu kedatangan Leon yang akan berperan sebagai Wali yang menemaninya. Leon tampak lebih bersemangat dari pada Aiden malah yang biasa-biasa saja. Keduanya sepakat mengenakan pakaian berburu dengan model yang sama untuk alasan kekompakkan.
Selain menilai hasil buruan, kompetisi ini juga akan menilai interaksi dan kerjasama antara orangtua dan anaknya. Kompetisi ini diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi para murid tentang pertarungan yang sebenarnya. Leon yakin mereka akan berhasil menempati peringkat tiga besar.
"Aiden, ambil pedang ini. Kau harus menggunakannya saat kita berburu nanti."
Aiden menerima sebuah pedang bersarung warna hitam dengan hiasan batu sihir berwarna merah dan emas. Dia mengeluarkan pedang itu dari sarungnya dan mencoba mengayunkannya beberapa kali. Pedang itu masih sangat mengkilat dengan dengan bentuk yang mewah. Ukurannya seperti telah disesuaikan dengan ukuran tubuh Aiden.
"Apa Duke yang memberikannya?"
Leon nyaris tersedak saat mendengar tebakan Aiden. Anak itu sungguh peka padahal Leon berniat merahasiakannya.
"Tolong terima pedang itu, Aiden. Duke memesannya secara pribadi pada pembuat pedang terbaik di negeri ini khusus untukmu. Itu juga pedang sihir yang terbuat dari bahan istimewa," jelas Leon. Siapa yang akan menolak pedang sebagus ini?
Pedang yang biasanya digunakan murid Akademi adalah pedang kayu atau pedang besi yang dibuat tidak terlalu tajam. Untuk kompetisi ini mereka diperbolehkan memakai pedang asli. Aiden sudah meminjam pedang yang ada di gudang Akademi, jadi dia tidak tahu harus menerima pedang itu atau tidak. Pedang itu tampak berlebihan untuk digunakan berburu.
"Apakah aku sedang disogok? Ibuku bilang itu bukan hal yang patut dilakukan."
Dalam pikiran Aiden saat ini adalah Duke memberikannya hadiah pedang agar dia mau memaafkan Duke. Bagi Aiden luka di hatinya tidak bisa sembuh hanya dengan diberi hadiah.
"Bukan begitu, Aiden. Duke memberikannya tulus untukmu. Apa kau tega menolak pemberiannya? Coba lihat Duke sekarang. Dia tampak seperti mayat hidup."
Keduanya menatap Felix yang duduk melamun tanpa gairah hidup. Kantung matanya tampak menghitam menandakan dirinya kurang istirahat. Sebenarnya Felix tidak bisa tidur karena memikirkan Aiden yang selama berhari-hari ini terus menghindarinya.
"Tolong gunakan pedang ini, Aiden," pinta Leon sepenuh hati. Jika Aiden mau menggunakannya, Duke akan memberi Leon bonus akhir bulan nanti. Hidup Leon bergantung pada Aiden.
"Baiklah," putus Aiden menghembuskan napas. Ibunya bilang jangan pernah menolak barang mahal. Siapa tahu nanti akan laku jika dijual lagi.
"Terimakasih, Aiden manisku!"
Leon memeluk Aiden erat-erat. Andaikan dia punya anak yang semenggemaskan Aiden. Tapi sebelum itu Leon harus menikah dahulu. Felix yang melihat Leon dan Aiden berpelukan segera memicingkan mata. Dia iri pada Leon yang bisa memeluk Aiden semaunya.
Kapan Aiden akan memaafkannya?
***
Aria duduk dibangku untuk tamu VIP bersama dengan Charla. Hari ini dia datang untuk menonton kompetisi berburu yang diikuti Aiden. Saat tahu anaknya membutuhkan Wali, Aria berniat mencalonkan diri tidak peduli Gender dan kenyataan kalau dia tengah mengandung. Namun ternyata Aiden sudah mendapatkan bantuan dari Leon sehingga Aria tidak perlu berpartisipasi.
Kompetisi berburu tahun ini sangat ramai. Walau pesertanya masih Tahun Pertama, kualitas murid-muridnya tidak diragukan lagi. Banyak bangsawan yang terkemuka meluangkan waktu untuk menonton, termasuk Putra Mahkota.
Aria merasa matanya sakit karena yang duduk di depannya adalah Felix dan Aria palsu yang tampak sedang mengobrol. Aria tak tahu apa yang mereka bicarakan karena hanya bisa melihat punggung mereka dari belakang. Charla juga merasa hal yang sama saat melihat Alyssa bergelayut manja pada Aston padahal jelas-jelas Aston tahu Charla menyaksikannya.
Apa dia tidak mempedulikan perasaan wanita yang sedang hamil?
"Apa perlu sampai melarang Felix mendekati Aiden? Bagaimanapun dia adalah Ayahnya." Charla berbicara dengan santai. Dia tidak perlu takut ada yang menguping karena telah memasang sihir peredam suara.
"Dia sudah membuat Aiden menangis. Aiden sendiri juga memutuskan seperti itu. Walau dia Ayahnya, aku tak akan membiarkannya menyakiti Aiden. Lihat, Ayah macam apa yang tidak mengenali anaknya." Aria bersedekap merasa kesal.
Insiden waktu itu sudah diselesaikan. Leon yang mengajar kelas itu sudah bertanggung jawab penuh dan meminta maaf pada pihak-pihak terkait. Aria sudah memaafkan Leon namun dia tidak bisa memaafkan Felix begitu saja. Aria masih ingin marah pada pria itu.
"Lihatlah, Felix berkali-kali menoleh untuk melihatmu." Felix terlihat sangat lucu saat tertangkap basah mencuri pandang pada Aria.
"Biarkan saja dia." Aria melengos memilih mengabaikan itu. "Apa terjadi sesuatu antara kau dan Aston?"
Sejak tiba di tempat ini Aston tampak mengabaikan Charla. Padahal biasanya pria itu tetap akan menegur walaupun sedang bersama dengan Alyssa. Kesimpulan Aria adalah Charla dan Aston sedang bertengkar.
"Semalam dia marah padaku."
"Bagaimana bisa?" Aria semakin tertarik. Obrolan wanita adalah hal yang wajib dilakukan minimal sehari sekali. Bila tidak dilakukan, rasanya seperti ada yang kurang.
"Aku mendapat kiriman bunga dari Mantan Kekasihku. Ternyata Aston tahu tentang itu. Dia marah karena mengira aku masih berhubungan dengan Mantanku. Padahal aku sudah menjelaskannya tapi dia tidak mau mendengar. Menjengkelkan sekali bukan?" Charla merasa kepalanya panas jika mengingat pertengkarannya kemarin dengan Aston.
"Lalu apa masalahnya sudah selesai? Dia masih mengabaikanmu sekarang." Aria memperhatikan Aston yang tengah mengobrol dengan Alyssa.
"Dia bilang akan memaafkanku jika kami tidur bersama malam itu. Tapi dia sepertinya masih marah karena menginginkan lebih dari itu namun terhalang kondisiku. Aku juga sedang mengandung dan mudah lelah. Dia sama sekali tidak mencoba mengerti kondisiku," ucap Charla sambil cemberut.
"Astaga." Aria menutup mulutnya dengan sebelah tangan. Modus seperti itu sering dilakukan pria brengsek dari dunianya dengan pura-pura marah agar bisa tidur bersama kekasihnya. Kasihan sekali Charla terjebak dengan pria macam Aston.
"Terserah dia saja. Paling nanti dia sendiri yang akan mencariku." Charla memalingkan wajah. Aria hanya bisa terkekeh melihat tingkah wanita itu.
Kompetisi berburu akan dimulai dalam lima menit. Para peserta sudah berbaris di tanah lapang untuk diberikan pengarahan sebelum dimulainya acara. Aston sebagai tamu kehormatan memberikan sambutan singkat yang disambut meriah oleh para hadirin.
Aria melambaikan tangannya pada Aiden mencoba memberi semangat. Dia sudah berpesan pada Aiden dan Leon untuk mengutamakan keselamatan dari pada kemenangan. Aria tidak mau kegiatan ini malah menimbulkan masih lain bagi mereka.
Tembakan sihir lalu dilepaskan pertanda kompetisi telah dimulai. Para peserta mulai menyebar mencari lokasi yang diincar. Penonton bisa melihat berlangsungnya kompetisi melalui layar proyeksi yang ditampilkan menggunakan sihir.
Sekarang, mereka tak tahu apa yang akan terjadi kedepannya di tempat ini.
-To be continued-
______________________22 April 2021
Haloooowwww..
Permaenan dimulai kawan!
Kalian tim LEON-AIDEN atau FELIX-FERNELL?Nyah dapat tawaran mindah cerita ini ke apk sebelah lagi lohh.. Dibayar pake dolar wkwkwk..
Sebenarnya sangat menggiurkan, apalagi Nyah emang butuh duit wkwk.
Tapi Nyah memutuskan untuk stay disini dulu..
KAMU SEDANG MEMBACA
Run Away With My Child [Reinkarnation Stories]
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan - END] #9 in Fantasi !!! #1 in Fantasy !!! #1 in Romansa !!! Potongan memori yang terakhir dia ingat adalah ketika matanya memandang langit-langit saat tubuhnya jatuh dari atas tangga apartemennya. Namun ketika terbangun, dia...