-22- Kebun Stroberi

53.6K 8.3K 154
                                    

Ketenaran toko kue Aria sudah semakin melejit seiring berjalannya waktu. Toko itu buka setiap hari dan hanya libur dihari-hari tertentu. Para pekerja diberi libur seminggu sehari dengan sistem shifting. Walaupun Aria ada pemilik resmi, dia juga menempatkan diri sebagai pekerja. Hampir setiap hari ia habiskan di toko dan hanya ketika giliran liburnya tiba Aria akan menggunakannya untuk Family Time.

Hari ini adalah jatah hari libur Aria. Sudah lama sejak terakhir kali dia dan Aiden berlibur jadi hari mereka berdua memutuskan untuk pergi ke Kebun Stroberi.

Kebun itu berada di perbatasan Kota Hera. Untuk bisa sampai kesana transportasi yang mereka gunakan adalah kereta kuda. Mereka sampai tepat pukul sembilan setelah berkendaran selama hampir dua jam.

Sesampainya disana Aiden segera berlarian kesana kemari. Aria mengikutinya dibelakang sambil membawa sebuah keranjang yang nantinya akan mereka gunakan untuk wadah buah stroberi yang mereka panen. Di tempat ini selain hanya untuk melihat-lihat, pengunjung juga dapat memanen langsung buah stroberi untuk dibawa pulang. Ada juga kafe tempat mengolah buah itu menjadi berbagai macam hidangan.

Aria memutuskan berlibur ke kebun ini karena stroberi adalah buah kesukaan Aiden. Dari kecil Aiden tidak menyukai makanan manis. Rasa buah stroberi yang manis dan asam sangat cocok dengan selera Aiden.

"Aiden, pelan-pelan saja."

Aria sedikit kesulitan mengikuti kaki lincah Aiden karena tanah yang sedikit berbatu. Aiden mulai memetik buah demi buah yang sudah matang berwarna kemerahan. Dia melahap utuh sebuah stroberi lalu mengernyit karena rasa asam yang tiba-tiba menguasai mulutnya.

"Ibu! Stroberinya sangat enak. Kita harus petik yang banyak lalu ibu olah menjadi kue. Aku ingin memberikannya pada Duke Felix."

Dengan susah payah akhirnya Aria berhasil menyusul Aiden. Dia menatap bingung pada sosok anak semata wayangnya. "Kenapa memberikannya pada Duke?"

"Aku ingin Duke menyicipi Pie Susu Keju Stroberi buatan ibu. Kue itu tidak dijual ditoko. Jadi Duke pasti belum pernah mencobanya." Ceringan polos dari Aiden membuat membuat Aria hanya bisa terkekeh. Dia semakin merasa bersalah karena memisahkan Aiden dengan Ayahnya.

Walaupun Aiden tidak mengetahui kebenaran itu, kedekatannya dengan Duke Felix terlihat sangat alami. Benar kata orang, atas suatu alasan darah memang lebih kental dari air. Jika mereka terus menghabiskan waktu bersama, cepat atau lambat Aiden juga pasti merasakan ikatan batin dengan Felix.

"Kalau begitu kau harus bantu ibu. Jangan cuma bisanya makan saja. Cepat kumpulkan buahnya," perintah Aria sembari mencubit pipi Aiden.

Selain Aria, ada banyak keluarga lain yang juga berlibur di perkebunan ini. Hari ini adalah week end sehingga pengunjung yang datang lebih banyak dari biasanya. Aiden menatap anak-anak lain seusianya. Mereka datang bersama kedua orang tua mereka. Sang Ayah menggendong sang anak sedangkan sang ibu menemani mereka. Tidak seperti Aiden yang hanya datang bersama ibunya.

Aria merasa hatinya seolah teriris melihat wajah sendu Aiden. Selama ini Aiden jarang sekali menunjukkan ekspresi seperti itu. Seolah tak mau memperlihatkan kesedihannya pada Aria, Aiden segera menarik tangan ibunya dan membawanya ke arah lain.

"Ibu, buah disini sepertinya lebih segar. Ayo kita minum jus Stroberi saat istirahat."

Aria mengiyakan permintaan Aiden dan kembali memetik stroberi. Karena semalam turun hujan, tanah disini sedikit becek. Aria menyesal memilih memakai gaun. Pakaiannya sudah kotor di bagian bawah karena terkena cipratan lumpur. Harusnya dia pakai celana saja.

"Duke! Duke Felix disini!"

Aiden berlari meninggalkan Aria yang sibuk membersihkan pakaiannya dan mendatangi Duke Felix yang entah bagaimana juga berada disini. Felix segera menoleh saat mendengar ada suara familiar yang menyebut namanya.

Run Away With My Child [Reinkarnation Stories]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang