"Ibu!"
Aria menoleh dan mendapati anak semata wayangnya memasuki toko dengan senyum secerah matahari. Senyum itu lah yang memberikan Aria kekuatan untuk menjalani hari-harinya.
"Aiden, kau kemana saja? Kenapa lama sekali?"
"Tadi aku bertemu paman jelek yang jahat. Dia mau mengambil uangku, Ibu."
Aria segera berjongkok dan menatap Aiden lebih dekat, "Kau tak apa, kan? Sudah ibu bilang untuk mengajak Abel atau Oddy. Kenapa kau malah pergi sendiri? Bagaimana kalau terjadi sesuatu padamu? Kau satu-satunya yang ibu miliki."
Aiden malah tersenyum mendengar omelan ibunya. Ia tahu ibunya sangat mengkhawatirkannya dan dia tidak ingin membuat ibunya sedih.
"Apa kau menangis?"
"Tidak. Tadi ada paman baik yang menolongku. Dia sepertinya seorang bangsawan, tapi aku tidak mengenalnya."
Aria bernapas lega. Syukurlah diluar sana masih ada yang peduli dengan anaknya.
"Apa kau sudah berterimakasih pada paman itu?" tanyanya sambil mengusap puncak kepala Aiden. Anaknya itu masih sangat kecil tetapi selalu berusaha bersikap dewasa.
"Tentu!" Aiden menjawab dengan bangga. "Kalau begitu aku akan menemui kakak-kakak itu."
Aiden segera menghampiri gadis-gadis bangsawan yang sedari tadi menunggunya. Aiden begitu populer, namun Aria bersyukur dia menerima banyak cinta dari orang lain. Walaupun Aiden tidak tahu bagaimana kasih sayang seorang Ayah.
Aiden adalah anak yang cerdas. Dia pernah menanyakan keberadaan Ayahnya yang Aria jawab sebagaimana yang biasa dia ceritakan pada orang lain. Dan setelah itu Aiden tidak pernah mengungkitnya sama sekali. Anak itu bahkan tidak pernah membahas segala sesuatu yang berhubungan dengan sosok 'Ayah'. Aria merasa lega sekaligus khawatir. Dia khawatir dengan bagaimana anaknya tumbuh dewasa.
"Aiden tahan sekali mendengarkan ocehan para gadis itu. Telingaku saja rasanya sakit padahal aku mendengarkan dari jauh," keluh Maya yang saat ini membantu Aria menyiapkan pesanan.
"Dia menyukainya. Aiden bilang para bangsawan menceritakan situasi yang saat ini terjadi di antara para bangsawan dan istana."
"Ah, benar juga. Akhir-akhir ini gosip yang beredar membahas tentang calon tunangan Putra Mahkota."
Itu benar. Aria juga telah mendengar banyak gosip yang membahas masalah itu. Ini juga aneh. Seingatnya Putra Mahkota dan Alyssa sudah bertunangan beberapa bulan setelah munculnya gadis itu. Tapi sampai sekarang Aria tidak pernah mendengar berita pertunangan apapun.
Beberapa rumor mengatakan pertunangan dibatalkan karena Alyssa ketahuan memiliki hubungan dengan Duke Felix. Tetapi itu semua tidak benar, karena pekerja di istana mengatakan bahwa pertunangan hanya ditunda karena masalah Kuil Kegelapan.
Masa depan telah berubah tidak mengikuti cerita seperti di novel. Apa Aria yang menyebabkannya? Tapi harusnya Aria tidak memberikan perubahan apapun karena dia merasa apa yang dilakukannya tidak menyinggung jalan cerita utama.
Ini benar-benar aneh.
***
Duke Felix menyisir satu persatu buku yang tersusun di rak besar di ruangan itu. Tangannya berhenti di sebuah buku yang menarik perhatiannya. Dia mengambil buku itu lalu membacanya sambil rebahan di sofa.
"Nyaman sekali ya?"
Felix mengalihkan padangannya dari buku ke pria berambut pirang yang duduk di meja kerja. Dia adalah Aston, Putra Mahkota negeri ini. Felix memilih mengabaikan pria itu dan lanjut membaca buku di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Run Away With My Child [Reinkarnation Stories]
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan - END] #9 in Fantasi !!! #1 in Fantasy !!! #1 in Romansa !!! Potongan memori yang terakhir dia ingat adalah ketika matanya memandang langit-langit saat tubuhnya jatuh dari atas tangga apartemennya. Namun ketika terbangun, dia...