Sudah seminggu lebih berlalu sejak Aiden memasuki Akademi. Kini rumah mereka menjadi lebih sepi dari biasanya. Tak ada tawa lucu Aiden yang memenuhi seisi rumah. Dirumah sederhana bergaya minimalis itu hanya ada Aria yang sibuk seorang diri.
Hari ini dia tidak datang ke toko. Aria berniat mengunjungi produsen sebuah produk yang dia butuhkan untuk resep kue terbaru di tokonya. Walaupun telah memiliki banyak pelanggan setia, Aria tetap berinovasi dengan produk-produk. Ini lah yang membuat tokonya tidak pernah sepi pengunjung.
Aria meninggalkan rumah dengan mengenakan gaun simpel berwarna peach. Tak lupa dia menyapa tetangga-tetangganya yang kebanyakan wanita berusia lebih tua darinya. Di lingkungan ini, Aria adalah ibu paling muda dan cantik. Dia seperti kebanggan disini
"Irene, kemarilah sebentar."
Aria menghampiri Rose, tetangganya yang menyapu di depan rumah. Rose adalah ibu dari dua orang anak laki-laki dan perempuan. Suaminya adalah pegawai negeri yang bekerja di Central Library. Aria sudah mengenal Rose sejak dia pindah ke rumahnya tiga tahun lalu.
"Beberapa hari lalu ada orang yang membagikan undangan pelatihan kerajinan tangan untuk para wanita muda. Saat itu rumah mu kosong, jadi undangannya dititipkan padaku. Kau bisa hadir jika berminat. Pelatihannya diadakan siang ini."
Aria mengambil undangan itu lalu membacanya sekilas, "Terimakasih, Rose. Aku akan hadir jika ada waktu luang."
Aria lalu pamit pergi kemudian mencari kereta kuda yang dapat ditumpangi untuk sampai ke tempat tujuan.
***
Felix tiba di sebuah rumah kayu yang letaknya tak jauh dari distrik perdagangan di pusat kota. Dia datang bersama Leon setelah menerima kabar kalau pengikut Kuil Kegelapan kembali mengadakan pertemuan setelah insiden yang terjadi di Hutan Tunan.
Kali ini misi mereka hanya melakukan pengintaian. Karena gerakan mereka sebelumnya selalu berhasil digagalkan, kali ini mereka memutuskan untuk mengamati keadaan terlebih dulu.
Pertemuan kali ini diadakan disebuah bangunan serba guna yang biasanya memang tersedia untuk disewakan. Biasanya aula-aula disewa untuk mengadakan pesta kecil ataupun pertemuan sederhana.
Rumah yang menjadi markas sementara prajurit yang mengintai jaraknya hanya sekitar sepuluh meter dari gedung itu. Felix dapat melihat orang-orang yang keluar masuk ke gedung itu dari jendela belakang rumah.
"Aula mana yang menjadi tempat pertemuannya?"
"Aula nomor empat, Duke."
Felix tidak tahu apa yang terjadi di dalam sana karena pandangan mereka hanya terbatas pada pintu masuk gedung. Namun mereka telah mengerahkan tim penyamar yang mengintai dari dalam gedung. Mereka akan memberikan laporan berkala jika ada pergerakan yang mencurigakan.
"Pertemuannya sudah selesai. Mereka keluar dari aula menuju pintu keluar gedung ini."
Felix memperhatikan dari jendela orang-orang yang berjalan keluar. Bawahannya sudah dia minta untuk membuntuti masing-masing orang yang keluar dan mengintainya dalam waktu dekat. Namun di antara orang-orang itu ada satu sosok yang dikenali Felix.
Dengan langkah cepat Felix bergegas keluar. Dia mengikuti orang itu dari belakang dengan menjaga jarak aman. Saat berada di tempat sepi Felix segera menarik orang itu gang sempit dan membungkam mulutnya.
"Ukh!"
Felix lalu membawa orang itu ke markas tempatnya tadi mengintai. Leon yang melihat Tuannya kembali bersama seseorang yang juga dia kenal membuatnya terkejut.
"Lady Irene?" Leon mengerutkan kening.
Felix melepaskan Aria yang sedari tadi memberontak. Wanita itu menatap tajam Felix yang dibalas Felix sama tajamnya. Aria sudah ketakutan setengah mati mengira dirinya akan kembali diculik. Tetapi yang melakukan itu ternyata adalah Duke Felix.
KAMU SEDANG MEMBACA
Run Away With My Child [Reinkarnation Stories]
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan - END] #9 in Fantasi !!! #1 in Fantasy !!! #1 in Romansa !!! Potongan memori yang terakhir dia ingat adalah ketika matanya memandang langit-langit saat tubuhnya jatuh dari atas tangga apartemennya. Namun ketika terbangun, dia...