-50- Jarak

46.3K 7.2K 1.4K
                                    

Aria baru kembali ke tokonya setelah mampir ke beberapa toko lain disekitar untuk menukar uang kecil yang akan dia gunakan sebagai kembalian. Tokonya semakin ramai dan dia bahkan tidak punya waktu untuk istirahat.

Tapi sebenarnya Aria malah bersyukur. Dengan kesibukannya ini dia tidak perlu memikirkan pria brengsek itu lagi. Sekarang Aria hanya perlu menikmati masa kehamilannya.

Jarak antara dirinya dan Felix terasa semakin jauh. Aria tak masalah. Ini lah yang seharusnya terjadi. Agar dia dan Aiden tetap bisa hidup, harusnya dia menjauh dari segala sesuatu yang berhubungan dengan Duke Felix. Semua telah kembali ke tempatnya.

Tringgg!!

Lonceng di pintu masuk berbunyi menandakan datangnya pelanggan baru. Para pelayan segera menyambut pelanggan yang datang. Saat itu mata Aria tidak sengaja bertemu pandang pada sosok Felix. Pria itu tidak datang sendiri, melainkan bersama seorang wanita yang tampak sangat mirip dengan Aria Rounette.

Aria mengalihkan pandangannya lebih dahulu. Apa maksud Felix membawa wanita itu kesini? Apa dia ingin pamer?

Aria pura-pura sibuk dengan kegiatannya. Padahal dia tahu Felix sedari tadi masih memandanginya diam-diam. Dia bahkan tidak peduli dengan celotehan wanita yang datang bersamanya. Pria itu lalu memesan beberapa potong kue dan teh hitam kesukaannya.

Kehadiran Duke Felix dan wanita itu di toko ini segera menjadi perbincangan baik di antara para pekerja ataupun pelanggan lain. Interaksi keduanya terlihat cukup baik walau kebanyakan wanita itu lah yang membuka obrolan. Orang-orang yang semula hanya lewat di depan toko memutuskan masuk untuk membeli kue sekalian mencari tahu apa yang sedang terjadi disini.

"Maya, tolong gantikan aku sebentar. Aku akan istirahat."

Maya segera mengambil alih meja kasir dan Aria memasuki ruang kerjanya. Telinganya panas mendengar ucapan orang-orang yang ada diluar sana. Aria tidak mau melihat atau mendengar apapun lagi tentang itu.

"Haahh, kenapa aku jadi kesal begini."

***

Taman belakang Akademi selalu sepi dan jarang dikunjungi oleh orang-orang. Taman itu tidak seluas taman lainnya di Akademi namun dihadapkan dengan danau buatan yang cukup luas.

Taman ini adalah tempat rahasia yang sering Aiden kunjungi jika dia tengah gundah dan ingin sendiri. Pertengkarannya dengan Fernell beberapa hari lalu masih mengganggu pikirannya. Sejak saat itu Aiden menjadi lebih pendiam. Dia juga menghindari berdekatan dengan Fernell ataupun Felix.

Aiden duduk di atas rerumputan. Pandangannya menatap jauh ke permukaan danau yang tampak tenang.

"Aiden?"

Aiden menoleh mendapati seorang wanita berjalan mendekatinya. "Bibi Alyssa? Kenapa bibi ada disini?"

Alyssa lalu duduk di sebelah Aiden tanpa mempedulikan gaunnya yang mungkin kotor. "Aku menemani Putra Mahkota yang ada keperluan disini. Ngomong-ngomong, kenapa aku dipanggil bibi? Apa aku terlihat begitu tua?"

Aiden cengengesan, "Bibi seumuran dengan ibuku, jadi aku harus memanggil bibi. Aku juga memanggil Paman Leon seperti itu."

Aiden lalu memperhatikan wajah Alyssa yang tampak pucat. "Apa bibi sakit? Bibi terlihat kurang sehat."

"Aku hanya kelelahan," jawab Alyssa sambil tersenyum.

"Biar aku bantu." Aiden lalu meletakkan kedua tangannya di pipi Alyssa. "Aku baru mempelajari sihir penyembuhan. Apa membantu?"

Alyssa tampak tercengang. Dia menatap Aiden dengan mata bergetar. "Aiden...bagaimana kau melakukannya?"

Aiden hanya menjawab dengan senyuman. Tak lama lonceng akademi berbunyi pertanda kelas akan segera kembali dimulai. Aiden pamit pada Alyssa lalu meninggalkan wanita itu seorang diri.

Run Away With My Child [Reinkarnation Stories]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang