Felix mengelus rambut ungu pucat Aria yang sedang tertidur lelap. Aiden yang berada di pangkuannya terus menggenggam tangan sang ibu yang belum menunjukkan tanda-tanda akan sadar. Aria belum bangun sejak pingsan lima hari lalu. Saat ini dia dirawat di Mansion Duke Felix.
Felix sudah mulai terbiasa dengan kehadiran Aiden di Mansion ini. Aiden terkadang menemaninya berkerja dan Felix juga mengajarinya sedikit-sedikit tentang pekerjaannya. Para pekerja di Mansion itu juga merasa senang dengan adanya Aiden yang membuat Mansion ini semakin berwarna.
Aiden bahkan sudah tidak lagi ragu untuk meminta Fekix agar menggendong atau memangkunya. Keduanya terkadang berjalan-jalan di taman saat pagi hari. Andaikan Aria sudah sadar, Aiden akan merasa lebih lengkap.
"Duke, terimakasih sudah menemati janjimu menyelamatkan ibuku. Aku akan membalas kebaikan Duke saat dewasa nanti. Aku akan menjadi orang yang berguna bagi Duke." Aiden memasang ekspresi penuh keyakinan.
"Baiklah, akan aku tunggu," balas Felix mengacak-acak rambut hitam Aiden. Anak itu masih terlalu muda untuk memikirkan balas budi.
"Ibu sadar!" celetuk Aiden.
Aria mengerjap pelan menyesuaikan cahaya yang memasuki indra penglihatannya. Dia langsung mendapati Aiden dan Duke Felix duduk di samping tempat tidurnya. Sepertinya dia terlalu lama pingsan sampai-sampai kesulitan menggerakan tubuhnya.
"Pelan-pelan saja, Lady Irene. Jangan memaksakan diri."
Felix dengan sigap membantu Aria duduk. Tubuh wanita itu terlihat lebih kurus dari sebelumnya karena berhari-hari tidak menerima asupan makanan.
"Pelayan akan membawakan makanan kesini. Lady Irene, tinggal lah disini beberapa hari lagi sampai kau pulih. Disini banyak orang yang akan membantu merawatmu Aiden."
"Baiklah, Duke." Aria tidak bisa menolak. Dia tidak bisa keras kepala karena kondisinya memang sedang dalam pemulihan.
"Kalau begitu aku harus pergi. Putra Mahkota memiliki beberapa hal untuk dibahas."
Felix meninggalkan ruangan itu bersamaan dengan pelayan yang masuk membawa makanan untuk Aria. Aiden dengan bersemangat menyuapi Aria membuat pelayan yang menyaksikan itu terkekeh. Rasanya Mansion ini telah memiliki seorang Duchess.
***
Aston bersedekap menunggu kehadiran Felix di ruang kerjanya sambil duduk menyilangkan kaki. Dari raut wajahnya terlihat sekali kalau pria itu tengah kesal. Ditambah lagi Felix yang terlambat lebih dari sejam membuat kepalanya semakin panas.
"Yo."
Sapa Felix begitu sampai. Dia tahu Aston sedang marah jadi ia sengaja menyapa seperti itu.
"Aku akan memaafkanmu kali ini karena ada hal penting yang harus kita bicarakan. Kau tahu wanita tempo hari yang menjadi sandera bersama dengan Lady Irene-"
"Maksudmu Saintess Charla?" potong Felix.
"Kau tahu dia?" tanya Aston terkejut. Dia saja baru mengetahui identitas wanita kurang ajar itu barusan. Bagaimana bisa Felix tahu lebih dulu darinya.
"Aku juga baru mengenalinya beberapa hari lalu. Dia Adik Great Priest Chain. Kami pernah bertemu saat kecil tapi setelah itu aku tidak pernah melihatnya."
Aston tidak mau mempedulikan itu, "Intinya kenapa seorang Saintess bisa menjadi sandera pengikut kuil kegelapan? Tidak kah menurutmu itu aneh?"
"Aku rasa dia sengaja membiarkan dirinya ditangkap. Untuk ukuran seorang Saintess, melarikan diri bukan lah hal yang sulit. Dia pasti berniat mencari semacam informasi saat itu. Harusnya Katedral sudah mengirim dokumen hasil penyelidikannya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Run Away With My Child [Reinkarnation Stories]
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan - END] #9 in Fantasi !!! #1 in Fantasy !!! #1 in Romansa !!! Potongan memori yang terakhir dia ingat adalah ketika matanya memandang langit-langit saat tubuhnya jatuh dari atas tangga apartemennya. Namun ketika terbangun, dia...