-42- Closer

48.4K 7K 822
                                    

Akademi Eclipse akan menyambut Ujian Tengah Semester dalam seminggu kedepan. Para murid disibukkan dengan beragam persiapan untuk meraih prestasi terbaik. Perpustakaan tampak penuh tidak menyisakan banyak tempat untuk murid lain.

Aiden duduk di meja paling ujung bersama beberapa teman sekelasnya. Berbeda seperti saat pertama datang, sekarang Aiden tidak lagi dikucilkan. Dia punya teman lain selain Damian yang sekamar dengannya. Namun yang membuat Aiden kesal mereka semua seakan berlomba untuk menjadi Kakak Aiden.

Kenapa dimana pun dia selalu diperlakukan seperti anak kecil?

Aiden menutup buku yang baru selesai dibacanya sedikit kuat lalu membuka buku lain. Beberapa hari ini dia terlihat sangat pendiam. Walaupun Aiden tampak fokus belajar, Damian bisa merasakan pikiran anak itu tidak berada pada tempatnya.

"Apa ada sesuatu yang mengganggumu Aiden?"

Aiden menggeleng sekilas. "Aku sedang belajar."

"Aku tahu kau tak benar-benar belajar." Damian menopang wajahnya di atas meja. Setelah menjadi teman sekamar, dia jadi lebih memahami Aiden dan juga kebiasaannya. Jelas ada sesuatu yang terjadi.

"Itu benar, Aiden. Kau terlalu pendiam belakangan ini. Apa ada yang mengganggumu lagi? Beritahu Kakak Fred!"

Fred, anak yang bertubuh sedikit gempal menepuk dadanya bangga. Walau tidak terlalu pintar dibidang akademik, keahlian Fred adalah pertarungan tangan kosong. Ayahnya adalah Master Beladiri yang cukup terkenal di Kekaisaran Heligium.

"Aku tidak apa-apa."

Aiden menutup kembali buku di tangannya lalu menghembuskan napas panjang. Membaca buku berjam-jam tetapi tidak banyak yang benar-benar masuk ke otak Aiden. Hal yang dia temukan di ruang kerja Duke sangat mengganggu pikirannya. Aiden memiliki kecurigaan tapi tidak memiliki bukti. Apa dia abaikan saja?

"Apa kau yang namanya Aiden?"

Aiden mendongak dan mendapati seorang remaja berdiri di hadapannya. Di belakang lelaki itu ada remaja lain yang terlihat mengikutinya. Aiden kenal mereka. Mereka adalah murid yang tergabung dalam Dewan Kesiswaan. Dan lelaki yang berbicara dengan Aiden adalah Ketua Dewan Kesiswaan, Dean yang juga adik dari Leon.

Dewan Kesiswaan memiliki wewenang langsung dibawah para Staff dan Pengajar. Murid-murid yang tergabung di organisasi itu sangat disegani oleh seluruh penghuni Akademi. Banyak murid yang berharap dapat bergabung ke Dewan Kesiswaan, sayangnya persyaratannya cukup sulit.

"Ada apa?"

"Kita bicara di tempat lain."

Aiden bangkit lalu mengikuti Dean menuju lorong paling ujung di perpustakaan itu. Anggota Dewan Siswa lainnya tetap tinggal bersama teman-teman Aiden. Kedatangan mereka memang cukup menarik perhatian murid lain sehingga perlu mencari tempat sepi untuk berbicara.

Dean berhenti saat mencapai sudut ruangan lalu berbalik menatap Aiden. "Aku banyak mendengarmu dari Leon. Kau memang imut dan menggemaskan. Apa lagi saat mencoba terlihat sangar."

Aiden mengerutkan kening. Persaudaraan Leon dan Dean sepertinya cukup erat sampai lelaki itu memanggil namanya tanpa embel-embel lain. Tapi apa itu 'imut dan menggemaskan'? Apa Dean sekarang juga menganggap Aiden hanya anak-anak.

"Lalu?"

Dean terkekeh, "Kau sangat tidak sabaran. Tujuanku menemuimu adalah untuk menawarkan agar bergabung dengan Dewan Kesiswaan. Aku sudah melihat track record studimu dari para pengajar. Kau terlihat cukup memumpuni. Bagaimana?"

Aiden tidak menyangka akan mendapat tawaran seperti ini. Jika murid lain tahu, mereka bisa iri setengah mati. Tapi masih banyak hal yang harus Aiden pertimbangkan. Jika dia menerimanya dengan gamblang, mungkin para murid akan mengira Aiden dapat bergabung karena koneksinya dengan Duke Felix. Apalagi umur Aiden yang masih terlalu muda. Sebenarnya Aiden tidak terlalu peduli, hanya saja itu merepotkan.

Run Away With My Child [Reinkarnation Stories]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang