-56- Uncertainty

46.1K 6.6K 528
                                    

Felix mengerjapkan matanya saat cahaya menyilaukan perlahan memasuki pandangannya. Dia memperhatikan sekeliling dan menyadari dia berada di kamarnya. Felix terbatuk-batuk saat merasakan tenggorokannya sangat kering.

"Duke, minumlah." Leon yang mengetahui Felix telah sadar segera memberikan segelas air. Duke meminum air itu sampai habis dan mengembalikannya.

"Apa yang terjadi?"

"Anda tidak sadarkan diri selama seminggu setelah kompetisi berburu berlangsung, Duke. Karena masih dalam pemulihan, Anda tidak boleh banyak beraktivitas," ucap Leon. Dia sudah mempersiapkan banyak jawabn untuk pertanyaan yang akan dilontarkan Felix.

"Lalu bagaimana dengan Aiden? Dia bersamaku waktu itu." Felix berucap saat teringat tentang Aiden yang membantunya melawan Fernell.

"Aiden baik-baik saja. Dia sudah pulih dari jauh-jauh hari. Duke tidak perlu cemas."

Felix menghela napas lega. "Sebenarnya apa yang terjadi? Apa penyelidikan sudah berlangsung?"

Leon mengangguk. "Pada hari itu, Fernell dan ibunya tiba-tiba berubah menjadi monster. Menurut Saintess Charla, itu mungkin terjadi karena medan Mana di Hutan Crio sangat kuat sehingga mereka tidak mampu mempertahankan tubuh manusianya. Tapi dengan ini kami berhasil mengetahui identitas sebenarnya dari mereka."

Felix menarik tanga Leon. "Katakan, apa dia benar Aria? Apa Fernell memang anakku?"

"Fernell memang anak wanita itu, namun wanita itu bukan Lady Aria yang asli. Jadi sudah jelas Fernell bukan anakmu Duke. Dan ternyata wajah asli wanita itu sangat berbeda dengan Lady Aria. Chain juga menemukan fakta bahwa keduanya mungkin objek percobaan Kuil Kegelapan yang berhasil melalui Upacara. Alasan perubahannya menjadi monster mungkin karena Dark Magic yang dimasukkan ke dalam tubuh mereka," jelas Leon sesuai dengan hasil penyelidikan.

"Jadi maksudmu Upacara yang waktu itu dijalani Lady Irene dan Saintess Charla sebenarnya untuk mengubah seorang wanita menjadi seperti Aria lalu mengirimnya kepadaku? Untuk apa Kuil Kegelapan melakukan itu?" Felix tercengang dengan fakta itu. Selama ini tujuan utama Kuil Kegelapan masih tidak diketahui. Lalu kenapa mereka menargetkan Felix?

"Benar, Duke. Duke Grimm dan para pendukungnya tampak sangat kecewa ketika mengetahui kebenaran ini. Sebelumnya mereka berusaha menjatuhkan mu dengan berniat menghukum Fernell dan ibunya. Sekarang mereka tidak punya alasan lagi untuk mengganggumu."

"Lalu kalau Fernell bukan anakku, apa Aiden..."

"Penyelidikanku belum selesai, Duke. Jadi kita belum bisa memastikannya. Tidak mudah menemukan penjaga itu karena kabarnya dia sudah lama pensiun."

Felix terlihat kecewa. Dia lalu mengingat potongan memori sebelum dia pingsan di Hutan Crio. "Tapi sebelum pingsan, aku mendengar Aiden memanggiku Ayah."

"Itu mungkin hanya halusinasimu Duke."

"Akan lebih mudah jika kita dapat membandingkan DNA-ku dengan milik Aiden. Tapi itu ilegal apabila tidak ada persetujuan dari pemilik DNA. Kita juga tidak bisa membuat surat pengajuan ke Istana, karena jika Aiden memang anakku dia juga akan dalam bahaya." Felix menautkan jemari tangannya.

"Itu benar, Duke. Kita hanya bisa bersabar untuk saat ini. Tapi apa Duke tahu siapa yang merawatmu selama kau tidak sadar? Itu Lady Irene dan Aiden," ucap Leon sambil tersenyum.

"Kau tidak sedang membohongiku agar gajimu kunaikkan, bukan?" Felix menatap curiga.

"Tentu tidak, Duke. Bahkan mereka masih ada di sini."

"Aku ingin bertemu." Felix berniat bangkit namun Leon segera menghalangi. Felix masih butuh beristirahat.

Tak lama terdengar suara ketukan dari pintu luar. Aiden masuk ke dalam kamar dengan sedikit menundukkan kepala. Leon yang memahami situasinya segera memutuskan menunggu di luar. Pasti ada hal yang ingin mereka bicarakan berdua saja.

Run Away With My Child [Reinkarnation Stories]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang