-13- Dark Temple

80.2K 10.6K 170
                                    

Felix meletakkan pena bulu di tangannya pada tatakan di atas meja, lalu menatap Leon yang sudah berdiri di hadapannya siap memberikan laporan.

"Aku sudah mengumpulkan calon-calon penerima beasiswa untuk tahun ini. Dari beberapa anak yang mendaftar, kita beruntung menemukan anak-anak yang cukup berbakat."

Leon menyerahkan dokumen itu yang dengan malas diterima oleh Felix. Dia membaca isinya sambil bertopang dagu. Anak-anak itu memang cukup bagus, tapi tidak ada satupun yang memuaskan baginya.

Kediaman Duke memang terkenal memiliki tradisi setiap tiga tahun sekali untuk mencari anak-anak berbakat yang akan diberi beasiswa untuk menerima pendidikan dan pelatihan. Nantinya ketika mereka dewasa, mereka akan bekerja di Mansion Duke sebagai ksatria ataupun staff kantor.

"Bisa kau tambahkan Aiden ke dalam daftar?"

Leon mengerjapkan matanya, "Tapi Aiden masih dibawah umur, Tuan."

Anak-anak yang terdaftar biasanya berumur di atas 7 tahun. Alasannya agar tidak terjadi eksploitasi pada anak yang berlebihan. Aiden sendiri masih berumur 5 tahun. Leon tidak yakin apa benar jika mereka memasukkan Aiden ke dalam daftar.

"Lagi pula kita tidak tahu apa Lady Irene akan menyetujui. Dia terlihat sangat protektif pada Aiden. Dia pasti tidak mau anaknya terlalu memaksakan diri."

Felix juga berasumsi seperti itu. Setelah bertemu dengan ibu Aiden satu kali, dia sudah tahu orang seperti apa wanita itu. Meminta izin untuk melakukan sesuatu seperti ini pasti cukup sulit.

"Makanya aku berniat berbicara langsung dengan Lady Irene."

Leon menatap Felix dengan mulut yang terbuka. Tuannya terlalu sibuk untuk melakukan hal-hal seperti ini. Felix sebenarnya tidak perlu turun tangan langsung. Hanya tinggal menyuruh Leon, lekaki itu akan melakukannya sebaik mungkin.

"Ini bukan akal-akalan Anda untuk bertemu dengan Lady Irene kan?"

"Kenapa aku harus melakukan itu?" Felix menautkan kedua alisnya.

Ah, iya. Leon lupa sebodoh apa Tuannya itu jika berhubungan dengan masalah hati.

"Tidak, abaikan saja perkataanku, Tuan." Leon mengibas-ibaskan tangannya seolah bukan hal penting. "Kapan Anda berniat menemui Lady Irene?"

"Secepatnya."

Apa Duke memang setidak sabaran itu?

"Kau tahu penyelenggaraan beasiswa itu dilaksanakan sebentar lagi. Waktu kita tidak banyak, Leon. Apa hal sederhana seperti itu sangat sulit untuk kau mengerti?"

Leon hanya bisa mengangguk-anggukkan kepalanya. Jika sudah seperti ini lebih baik dia hanya iya-iya saja sebelum apa yang dia katakan semakin disalahkan oleh Tuannya itu. Padahal sebenarnya mereka masih punya banyak waktu. Leon sudah berkali-kali mengurus hal ini, tentu dia tahu dan telah memperhitungkan segalanya.

"Aku akan segera mempersiapkan Dokumen yang diperlukan, Tuan."

Pintu ruangan tiba-tiba diketuk. Seorang pria yang merupakan Komandan Pasukan keamanan di kediaman Duke Felix masuk dan memberikan hormat pada Duke. Pria itu adalah Adam, prajurit yang sudah mengabdi pada keluarga Duke selama bertahun-tahun.

"Duke, seluruh pasukan sudah siap."

Felix mengangguk lalu bangkit dari kursinya, "Kalau begitu ayo segera pergi."

Dia berjalan keluar ruangan diikuti oleh Leon dan Komandan Adam. Mereka saat ini akan pergi ke suatu tempat yang dicurigai sebagai tempat perkumpulan para pengikut Kuil Kegelapan.

***

Kekaisaran Heligium adalah bangsa yang memuja Dewa Cahaya sebagai Tuhan mereka. Keluarga kekaisaran dipercaya merupakan keturunan langsung dari dewa dan merupakan sosok suci yang di agung-agungkan. Anggota keluarga kaisar ditandai dengan rambut emas serta mata emas yang konon katanya dapat bersinar dalam kegelapan.

Run Away With My Child [Reinkarnation Stories]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang