-8- Thinking of You

79.3K 12.6K 826
                                    

Aria menatap keluar dari jendela ruang kerjanya. Musim dingin pertamanya di dunia ini telah tiba. Orang-orang yang berlalu-lalang mengenakan pakaian tebal yang melindungi dari dinginnya salju yang berjatuhan.

Aria mengelus perutnya yang sudah membuncit. Usia kandungannya sudah memasuki tujuh bulan. Hanya perlu menunggu beberapa minggu sampai hari persalinannya tiba.

Awalnya Aria khawatir bagaimana dia akan mengatasi ngidamnya selama mengandung. Tapi syukurlah orang-orang terdekatnya menjaga dirinya dengan baik.

Aria tak perlu repot mengatasi rasa ngidamnya karena Layla dan Maya selalu menemaninya. Mereka dengan sigap selalu menuruti apapun keinginannya. Tetapi ada kalanya Aria tidak bisa mengatasi rasa ngidamnya. Ia bahkan tidak bisa memberitahu orang lain masalah itu.

Itu karena ia mengidam ingin melihat wajah Duke Felix. Aria juga tidak mengerti kenapa tiba-tiba merasa sangat rindu dan ingin bertemu pria itu. Ia terkadang sampai menangis tersedu-sedu saat malam hari karena tersiksa dengan perasaan itu.

Apa bayinya sangat merindukan Ayahnya? Dia merasa bersalah karena memisahkan bayinya dengan Ayahnya. Tapi Aria tidak bisa melakukan apa-apa. Tidak mungkin dia muncul di depan Duke dalam keadaan seperti ini. Aria juga tidak berniat memperhatikannya dari jauh.

Saat ini Duke Felix pasti telah bertemu dengan Alyssa. Apa dia bahagia? Apa Aria sudah benar-benar dilupakan? Jika Duke tahu dia akan mempunyai seorang anak, apa yang akan dilakukannya? Apa dia akan menyayanginya, atau malah membunuhnya?

Karena ini lah Aria tidak bisa bertemu dengan Felix. Dia takut bayinya akan dalam bahaya. Aria akan menahan semuanya sendiri. Lagipula itu hanya ngidam. Sebentar juga hilang. Semoga saja anaknya nanti tidak ileran.

Tok...tok...tok...

Layla memasuki ruangannya membawa segelas minuman yang Aria tidak tahu apa. Warnanya pekat seperti coklat, tetapi baunya sangat berbeda.

"Nyonya Irene, aku membawa minuman hangat untukmu. Ini adalah buatan ibuku. Katanya ini bagus untuk wanita hamil karena dapat memperlancar persalinanmu nanti."

Aria mengambil cangkir itu dan menghirupnya. Aromanya terasa seperti rempah-rempah. "Terimakasih, Layla. Bagaimana keadaan di luar?"

"Toko kita cukup ramai tetapi kebanyakan pelanggan membeli kue untuk dibawa pulang. Udara di luar sangat dingin jadi mungkin mereka tak ingin berlama-lama di luar."

"Itu tak masalah."

Awalnya dia sempat khawatir jika tokonya akan sepi saat musim dingin karena orang-orang enggan keluar rumah. Tapi syukurlah tokonya masih tetap ramai. Mungkin mereka relah jatuh cinta pada kue di toko ini dan tidak rela jika tidak memakannya.

"Cuaca semakin dingin. Tolong jangan sampai Anda kedinginan, Nyonya. Aku telah menyiapkan banyak kayu bakar di kamar Anda, gunakanlah dengan baik."

"Terimakasih banyak, Layla."

***

Felix termenung seorang diri di ruangan itu. Dia menatapi sebuah gaun cantik serba putih yang terpasang di manekin. Gaun itu harusnya dikenakan oleh gadis yang akan menjadi istrinya. Tapi Felix bahkan tidak tahu dimana gadis itu berada.

Dia lelah mendengar ocehan dari orang-orang sekitar untuk merelakan gadis itu. Tak ada yang lebih memahami keadaan ini selain Felix sendiri. Bukannya dia tidak merelakan kepergian gadis itu, tapi dia ingin menemukan tubuhnya.

Felix tidak bisa tenang setiap memikirkan kemungkinan tubuh itu akan kedinginan di suatu tempat. Setidaknya dia ingin memberikan peristirahatan terakhir yang nyaman dan layak. Dia yang membawa gadis itu ke Mansion ini. Semua adalah tanggung jawabnya.

Run Away With My Child [Reinkarnation Stories]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang