Felix menutupi hidung dengan lengannya mencegah kepulan asap memasuki indra penciumannya. Asap itu berasal dari ledakan yang terjadi beberapa saat lalu. Felix dapat melihat puluhan orang bertudung hitam berlalu-lalang menyebar ketakutan di seluruh penjuru aula.
Prajurit yang berjaga mulai bertarung dengan orang-orang itu sedangkan yang lain berusaha mencari bantuan tambahan. Felix segera dapat mengidentifikasi penyerangan ini dilakukan oleh Kuil Kegelapan hanya dari sihir yang mereka gunakan.
"Duke, aku akan mencari Aiden di sebelah sana. Tolong cari di arah sebaiknya."
"Tidak," Felix menahan tangan Aria yang hendak meninggalkannya. "Berbahaya berkeliaran seorang diri di situasi seperti ini. Tetaplah disisiku."
Felix mencabut pedangnya dengan tangan kanan sedangkan tangan kirinya tetap menggenggam Aria agar tidak terpisah. Felix berkali-kali mengayunkan pedangnya pada musuh yang berusaha menyerang. Aria yang berada di belakangnya tidak terluka sedikitpun berkat perlindungan dari Felix.
Acara ini sudah dipersiapkan cukup matang. Tingkat keamanan tidak perlu diragukan lagi karena berlokasi di Istana Kekaisaran. Tapi Felix tak habis pikir bagaimana bisa Kuil Kegelapan menembusnya semudah ini.
"Aiden pasti bersembunyi. Kita harus mencari di tempat yang mungkin dia jadikan persembunyian."
"Aku mengerti. Tenangkan dirimu, Lady."
Aria berkali-kali mengernyit dan mengalihkan pandangan saat matanya melihat orang-orang bersimbah darah sudah terkapar di lantai. Pemandangan seperti itu membuatnya pusing dan berkali-kali ingin muntah. Aria juga merasa perutnya tak enak. Dia benar-benar ingin pergi dari tempat ini.
Prang!!
Bunyi pecahan vas bunga yang terjatuh ke lantai segera menarik perhatian keduanya. Mereka mendapati Aiden tengah menghindar dari sihir hitam yang menyerang ke segala arah. Aiden tampak kesulitan karena sepertinya serangan sihir itu terus berusaha mengenainya.
"Aiden!"
Aiden sekali lagi berhasil menghindar. Berkat latihan yang di jalankannya di Akademi dia bisa bertahan sampai sejauh ini. Namun serangan selanjutnya datang lebih cepat. Aiden tidak berpikir bisa menghindari yang satu ini.
Duaarr!!!
Saat hampir menyerah, sebuah tangan menarik Aiden tepat pada waktunya. Aiden menyadari sosok yang menolongnya adalah Alyssa. Wanita itu segera membawa Aiden ke dalam gendongannya.
"Aiden, kau tak apa? Aku akan membawamu ke tempat yang aman."
Alyssa lalu membawa Aiden ke suatu tempat. Namun arah itu justru berlawanan dengan posisi dimana Felix dan Aria berada.
"Tapi ibuku disana," ucap Aiden di tengah kebingungannya.
Aiden lalu menyadari orang-orang dari Kuil Kegelapan berhenti menyerang ke arahnya tetapi mereka masih menyerang orang lain. Mereka mengabaikan Aiden seolah dia tak ada. Dan arah yang dituju Alyssa seharusnya tidak kesana.
Seakan menyadari apa yang sebenarnya terjadi Aiden segera memberontak. "Lepaskan aku! Bibi Alyssa lepaskan aku!"
Felix segera melepaskan tangan Aria dan berlari mengejar Alyssa. Saat hanya terpisah sejauh lima langkah, tubuh Felix terpental mundur seolah-olah ada perisai tembus pandang yang menghalangi. Felix bangkit sambil memegangi bahunya yang sedikit terkilir. Sekali lagi dia berusaha menerobos namun kembali terpental dan bahkan lebih jauh. Prajurit lain yang mencoba menolong bahkan bernasib lebih buruk.
Felix menatap nyalang Alyssa yang berdiri di tengah-tengah kerumunan pengikut Kuil Kegelapan. Aria berusaha menghampiri Aiden namun segera Felix tahan karena tak ingin Aria terluka seperti dirinya. Felix mencoba menggunakan kekuatan suci miliknya namun masih kalah dengan kekuatan gelap yang jumlahnya lebih banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Run Away With My Child [Reinkarnation Stories]
Fantasia[Bukan Novel Terjemahan - END] #9 in Fantasi !!! #1 in Fantasy !!! #1 in Romansa !!! Potongan memori yang terakhir dia ingat adalah ketika matanya memandang langit-langit saat tubuhnya jatuh dari atas tangga apartemennya. Namun ketika terbangun, dia...