-16- Break

67.8K 10.5K 535
                                    

Felix harus mendekam di kamarnya selama seminggu penuh dalam rangka pemulihan diri. Tentu saja dia melakukannya karena paksaan dari Leon. Felix memiliki kemampuan pemulihan yang lebih cepat dari orang biasa. Sebenarnya hanya perlu waktu tiga hari untuk pulih total tetapi Ajudannya sangat pemaksa dan menggunakan larangan bertemu Aiden sebagai ancaman.

Leon tidak tahu seberapa cemasnya Felix selama seminggu ini menunggu perkembangan pemulihan Aiden. Walaupun Leon berkata anak itu baik-baik sana serta sehat sentosa, Felix tetap baru percaya jika melihatnya langsung.

Akhirnya setelah penantian panjang Felix diperbolehkan meninggalkan kamarnya. Namun dia tidak serta merta dapat langsung menemui Aiden. Banyak pekerjaannya yang telah menggunung menunggu untuk segera diselesaikan.

Terlebih lagi insiden ledakan seminggu lalu  masih dalam penyelidikan pihak kekaisaran. Banyak dokumen yang harus Felix urus sebelum Leon memperbolehkannya pergi keluar. Untungnya hanya perlu satu hari untuk menuntaskan segara pekerjaan itu. Sekarang Felix sudah berada di toko kue milik Aria menikmati beberapa potong kue bersama dengan Aiden.

"Bagaimana perasaanmu sekarang. Sudah sehat?"

"Aku sudah sehat dari kemarin," Aiden menjawab dengan sebuah garpu yang masih menempel di mulutnya. "Apa luka Duke sudah sembuh?"

"Tentu saja. Apa kau mengkhawatirkan ku?"

Felix menopang dagunya dengan sebelah tangan sambil memandangi Aiden yang makan dengan lahap. Sesekali ia membantu mengelap mulut anak itu yang berantakan terkena krim dari kue. Saat makan, Aiden benar-benar telihat seperti anak seusianya.

"Ibu juga khawatir. Dia selalu menanyakan kabar Duke jika paman Leon datang kesini."

Selama seminggu ini Leon memang selalu datang ke toko Aria setiap harinya. Felix memerintahkan Leon membelikannya Pie Susu Keju sekaligus melihat kondisi Aiden.

"Ibu sangat khawatir karena katanya luka Duke sangat parah. Apa benar separah itu? Duke terluka karena melindungiku. Maafkan aku dan terimakasih banyak, Duke. Ibu bilang aku tidak boleh merepotkan Duke lagi."

Wajah suram yang ditunjukkan Aiden seakan menyentil secuil hati Felix. Dia tidak ingin Aiden memiliki pikiran seperti itu karena Felix melakukannya atas dasar keinginannya sendiri.

"Kau sama sekali tidak merepotkanku. Aku senang kita menghabiskan waktu bersama seperti ini. Ibumu hanya terlalu cemas."

Felix mengelus pipi tembem Aiden. Tanpa ia sadari interaksi keduanya sedari tadi telah menarik perhatian hampir seluruh pengunjung toko. Mereka menduga Duke Felix turut serta dalam kompetisi perebutan posisi sebagai Ayah Aiden.

"Aiden, boleh aku tahu mengapa malam itu kau ada disana?"

Toko yang menjadi TKP bukan toko yang biasa dikunjungi anak kecil. Pasti ada alasan mengapa Aiden berada disana. Anak itu memiliki insting yang cukup kuat di usianya yang masih belia.

"Toko itu milik Paman James. Aku biasa datang kesana hanya untuk bermain-main sekaligus belajar tentang perangkat sihir. Tapi akhir-akhir ini Paman James terlihat begitu sibuk. Jadi setiap aku kesana, Paman sering tidak ada di tempat."

Felix mencerna informasi kecil yang keluar dari mulut mungil Aiden. Anak itu sepertinya tidak tahu kalau Paman yang dikenalnya ternyata merupakan pengikut Kuil Kegelapan karena kebenaran itu memang sengaja disembunyikan.

"Duke, apa kau tahu mengapa di toko Paman James ada alat peledak? Itu pasti barang dari luar kan, karena yang aku tahu Paman James tidak menjual alat seperti itu."

"Ini adalah kasus teror yang pelakunya merupakan pemberontak kekaisaran."

Pihak kekaisaran tidak mungkin mengungkap informasi seputar Kuil Kegelapan. Kenyataan itu terpaksa mereka sembunyikan dengan dalih pemberontakan terhadap kekaisaran demi ketenangan masyarakat.

Run Away With My Child [Reinkarnation Stories]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang