-17- Empat Mata

68.2K 9.7K 175
                                    

"Nyonya, apa gosip itu benar?"

Layla yang sedang berada di ruang kerja Aria menatap wanita itu dengan kedua tangannya yang menopang dagu. Mata yang berbinar-binar penuh antusias itu membuat Aria seketika merinding.

"Apanya yang benar?"

Layla berdecak kecewa. Dia tahu Bosnya itu paham apa yang dia maksud. Hanya saja Aria berpura-pura bodoh di depannya.

"Ayolah, Nyonya. Maksudku apa benar Duke Felix sedang mendekati Anda?"

Aria memutar bola matanya malas. Layla memang paling heboh jika membahas masalah percintaan. Dia tidak akan berhenti sampai rasa penasarannya terjawab. Persis seperti kejadian dimana dia memaksa Maya memberitahu sosok tunangannya yang ternyata adalah ksatria divisi khusus di bawah perintah Putra Mahkota.

Ya ampun, sekarang Aria bisa mengerti sefrustrasi apa Maya menghadapi Layla kemarin. Bahkan jika Aria menyangkalpun Layla tak akan percaya sampai dia mendapatkan jawaban yang dia inginkan.

"Yang Duke dekati itu Aiden, bukan aku."

Gadis itu bersedekap menatap Aria tak percaya, "Nyonya, Duke sengaja mendekati Aiden lebih dulu baru mendekati Anda. Anda pasti sadar semua pria yang mendekati Anda terhalang oleh restu Aiden."

Aria tidak membantah perkataan Layla karena memang benar adanya. Sudah ada berpuluh-puluh lelaki dalam enam tahun ini yang mencoba menjadikannya sebagai pasangan. Namun tak ada satupun yang berhasil karena Aiden selalu menunjukkan rasa tidak sukanya secara terang-terangan. Lagipula Aria juga tidak tertarik menjalin hubungan dengan pria. Yang terpenting baginya saat ini adalah membesarkan Aiden dengan baik.

Duke Felix memang berbeda dengan pria lainnya. Dia tidak menunjukkan ketertarikan khusus pada Aria yang membuatnya yakin kalau Duke memang murni menyukai Aiden. Ini juga perkembangan yang Aria rasa tidak buruk karena semakin Duke tidak peduli dengannya maka identitasnya tidak akan ketahuan.

"Duke tidak cocok dengan wanita sepertiku. Lagipula tipenya adalah yang penurut dan manis," seperti Alyssa, lanjutnya dalam hati.

Aria yakin Duke tidak mendekati wanita lain karena masih terbayang cinta lamanya. Karena Aria sebenarnya tahu jalan cerita yang ada di dalam novel. Sampai Putra Mahkota dan Alyssa menikah, bahkan sampai cerita tamat pun Duke Felix tetap seorang diri. Hatinya telah mati sejak kehilangan Alyssa.

"Anda tahu dari mana, Nyonya? Aku yakin tidak lama lagi Duke akan melamar Anda. Mari kita bertaruh, kalau Duke melamar Anda, Anda harus menaikkan gajiku." Layla menantang dengan wajah percaya diri. Entah dia mendapatkan keyakinan dari mana.

"Kalau tidak, maka aku akan memotong gajimu."

Rahang Layla menggantung mendengar balasan Aria, "K-kenapa gajiku dipotong?"

Aria kini ikut bersedekap lalu berjalan mendekat, "Yang namanya taruhan harus seperti itu. Setuju atau tidak, kau yang menentukannya."

Layla menggigit bibir bawahnya sambil berpikir keras. Ini peluang yang bagus tapi resikonya cukup tinggi. Kalau gajinya dipotong, dia akan kekurangan uang untuk membeli kosmetik.

Aria sendiri terkekeh sambil geleng-geleng kepala. Dia tentu tidak serius dengan perkataannya. Aria tidak akan tega memotong gaji karyawan hanya karena masalah sepele. Lagipula dia yakin Layla tidak akan berani menyetujui taruhan itu.

"Baiklah, aku setuju Nyonya. Aku yakin Duke akan melamarmu!"

Aria tersedak air liurnya sendiri. Layla ternyata sangat pantang menyerah membuatnya hanya bisa menghela napas panjang. Obrolan mereka terpotong saat terdengar ketukan dari pintu ruangan itu.

Run Away With My Child [Reinkarnation Stories]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang