-49- The Seeds of Anger

43.2K 7.1K 2.1K
                                    

Suasana di Kantin Akademi hari ini semakin memanas. Ketenangan yang dulu sudah kembali hilang sejak kedatangan Fernell ke tempat ini. Murid-murid yang iri dan membenci Aiden mulai membanding-bandingkan keduanya.

Aiden diejek karena Duke sudah mulai mengabaikannya dan lebih memperhatikan Fernell yang dianggap anaknya. Mereka menyamakan Aiden dengan sampah yang dibuang setelah tidak berguna lagi. Hubungan Aiden dan Fernell cukup buruk dan mereka berdua tidak pernah saling bicara.

Murid-murid kini terbagi menjadi beberapa kubu. Anak-anak para bangsawan yang haus kekuasaan memihak Fernell dan menghasut anak kecil itu untuk membenci Aiden. Mereka menjilat Fernell dengan harapan memperoleh keuntungan dari posisi Fernell sebagai anak Duke.

Kubu yang memihak Aiden berisi murid-murid berprestasi yang tidak memandang kasta. Menurut mereka berteman dengan Aiden lebih baik karena hubungan mereka nyata. Bukan pertemanan palsu hanya untuk saling menguntungkan tanpa adanya solidaritas. Sisanya memilih netral tidak ikut campur dalam masalah ini.

Aiden memakan makan siangnya dengan kurang napsu. Awalnya dia mampu mengabaikan omongan orang-orang itu, namun makin kesini makin membuatnya kesal. Apalagi mereka terus membawa-bawa ibunya. Padahal kebenarannya jauh dari apa yang mereka katakan.

Saat baru saja menyelesaikan makan siangnya, Aiden mendapati Fernell menghampirinya diikuti murid lain yang bertindak seolah menjadi pengikut Fernell. Aiden hanya menaikkan sebelah alisnya menunggu apa yang akan dilakukan anak itu.

"Aku dengar kau mencoba mendekati Ayahku." Fernell bersedekap dengan dagu yang dia angkat tinggi-tinggi. "Mulai sekarang jauhi Ayahku. Jangan mencoba cari perhatian padanya. Jangan hanya karena kau tidak punya Ayah kau pikir bisa menganggap Ayahku yang hebat sebagai Ayahmu."

Aiden mengerutkan kening. Dia tidak pernah benar-benar menganggap Duke sebagai Ayahnya. Hubungannya memang sedekat keluarga, tapi Aiden juga sadar diri dengan posisinya.

"Kalau aku mengetahui kau melakukannya sekali lagi. Aku tidak akan membiarkanmu!"

Fernell lalu pergi dengan langkah yang sengaja dihentak-hentakkan. Yang dapat Aiden pikirkan dari tingkah anak itu adalah sangat kekanak-kanakan. Jika itu Aiden dia akan merasa malu.

"Aiden, abaikan saja dia. Anak itu masih kecil dan mudah dipengaruhi." Damian menepuk-nepuk bahu Aiden.

***

Felix duduk di hadapan Charla yang sedang menyiapkan beberapa dokumen untuknya. Dia berada di ruangan Charla yang juga berstatus sebagai Staff Pengajar Akademi ini. Charla memiliki beberapa hal yang perlu disampaikan pada Felix sehingga mengundangnya datang.

"Duke, ada hal yang perlu aku sampaikan mengenai Fernell. Karena kau yang memasukkannya kesini dan menjadi walinya, kau perlu mengetahui hal ini." Charla lalu menyerahkan dokumen yang disiapkannya.

"Mental Fernell belum cocok untuk menghadiri Akademi. Dia masih terlalu kecil dan belum bisa memikirkan tindakannya. Dia sangat mudah terpengaruh oleh omongan murid lain," jelas Charla.

Dokumen itu berisi perilaku Fernell selama menghadiri Akademi. Walau Charla hanya seorang pengajar, dia tahu hampir semua hal yang terjadi di tempat ini. Terutama mengenai perundungan yang dialami Aiden. Charla tidak bisa membicarakannya pada Aria karena merasa kasihan pada wanita itu. Dia hanya berharap Duke bisa membantu agar hal ini tidak terus berlanjut.

"Fernell benar-benar melakukan ini?" tanya Felix.

Charla mengangguk tanpa ragu. Fernell mulai berani bertindak seenaknya hanya karena dia diperlalukan sebagai anak Duke Felix. Jika ini berlanjut, keadaan akan menjadi tidak kondusif.

Run Away With My Child [Reinkarnation Stories]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang