-35- Sharing Warmth

50.6K 7.5K 943
                                    

Wajib Vote & Komen!!

Aria memeras ujung gaunnya yang basah. Dia sudah seperti tikus kecemplung got, lusuh dan basah kuyup. Dia menatap sekeliling rumah kayu tak berpenghuni yang saat ini ia singgahi sembari mencari sesuatu yang dapat dia kenakan.

"Lady Irene, aku menemukan selimut. Gunakanlah dan keringkan pakaianmu. Kau bisa masuk angin."

Aria menerima selimut itu lalu masuk ke kamar untuk melepas pakaiannya. Kalau saja tadi Duke tidak datang tepat waktu Aria pasti sudah tamat. Tapi akan lebih baik kalau Duke datang lebih cepat.

Aria masih tidak menyangka dia baru saja terjun dari ketinggian lebih dari 20 meter bersama Felix. Saat tombak sihir itu nyaris mengenainya, Felix menangkap tubuhnya dan melompat ke arah air terjun. Anehnya Aria tidak terlalu merasakan sakit di tubuhnya padahal dia jelas-jelas menghantam keras permukaan air. Apa Duke menggunakan sihir? Yang jelas Aria bersyukur dia masih bisa selamat.

Dia melilitkan selimut pemberian Duke dengan erat ke seluruh tubuhnya. Saat ini Aria hanya mengenakan pakaian dalam di balik selimut itu. Dia lalu keluar kamar dan mendapati Duke juga sudah mengganti pakaiannya. Bedanya Duke hanya melilitkannya dari pinggang ke bawah memperlihatkan tubuh bagian atasnya yang atletis. Sepertinya kain yang digunakan Duke lebih kecil dari selimut Aria.

Aria duduk di samping Felix setelah menjemur pakaiannya di dekat perapian. Keduanya menatap nyala api yang menyalurkan rasa hangat. Aria diam-diam menahan diri untuk tidak menoleh ke samping dimana Felix berada. Dia takut tiba-tiba hilang kendali dan menyerang Felix. Pria itu terlihat sangat menggoda.

"Aku sudah mengirim sinyal. Tim penyelamat akan segera tiba disini," ucap Felix.

Felix lalu sedikit menurunkan selimut di bahu Aria. Dia melihat bekas memar yang sudah membiru disana. Dia juga melihat luka bakar di betis wanita itu. Aria menaikkan kembali selimut menutupi bahunya setelah ditatap seintens itu oleh Felix.

"Aku sudah berjanji akan melindungi, Lady Irene. Tapi sepertinya aku gagal. Maafkan aku."

Aria tersenyum kecil, "Setidak kau datang di saat paling penting. Terimakasih telah menolongku."

Felix nampak terkejut mendengar ucapan terimakasih Aria. Aria hanya membalas dengan senyumannya. Pandangannya tidak sengaja turun pada bahu lebar nan kekar Felix. Aria segera memalingkan wajah.

Tidak boleh! Aria harus jaga pandangan!

"Aku haus, apa ada air minum disini?"

Dengan salah tingkah Aria meninggalkan tempatnya berniat mencari minuman untuk melegakan tenggorokannya yang tiba-tiba terasa kering. Namun saat baru akan melangkah Aria tersandung ujung selimutnya membuat tubuhnya ambruk ke depan, tepat di atas tubuh Felix.

Aria mengerjap polos begitu pula dengan Felix. Dia baru tersadar setelah hampir 30 detik mereka saling bertindihan. Aria segera mencoba bangun tetapi lengan kekar Felix menahan pinggangnya untuk tetap disana.

"Duke..."

Napas Felix terlihat memberat. Aria tahu ini. Sebuah tanda peringatan seakan muncul di otaknya. Dia harus segera melepaskan diri, jika tidak dia tidak akan bisa mencegah apa yang akan terjadi selanjutnya.

Aria mencoba sekali lagi namun Felix tidak terlihat berniat melepaskannya. Sebelah tangan Felix naik ke punggung lalu sampai ke tengkuknya. Dia menarik belakang kepala Aria mendekat sampai kedua bibir mereka bersentuhan.

Cup!

Felix mengecup lembut bibir mungil Aria. Bibir pucat Aria terasa dingin namun ada rasa manis yang tercampur bersamaan. Ciuman itu hanya berlangsung beberapa detik karena Felix ingin melihat bagaimana reaksi Aria. Felix memejamkan matanya lalu kembali mencium Aria. Tetapi kali ini ciuman itu berlangsung lebih lama dan diiringi dengan lumatan kecil yang dilakukan Felix.

Run Away With My Child [Reinkarnation Stories]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang