-9- Aiden Vonyard

78.7K 12.6K 654
                                    

"Nyonya Irene, apa Pie Susu Kejunya sudah matang? Banyak pelanggan memesan itu tetapi stok di depan sudah habis."

"Tunggu sebentar, Pienya baru dikeluarkan dari oven."

Sudah hampir enam tahun Toko Kue milik Aria berdiri. Pelanggan tetapnya semakin bertambah setiap waktunya. Aria bahkan sudah merenovasi tokonya menjadi lebih besar.

Sekarang tokonya memiliki tiga lantai. Lantai pertama tidak banyak berubah sedangkan lantai dua lebih dikhususkan untuk para Bangsawan yang ingin menikmati kue dengan suasana yang lebih tenang. Lantai tiga adalah lantai dimana kamar para karyawan berada. Separuh karyawan yang bekerja di tokonya tidak memiliki tempat tinggal, jadi Aria menyediakan kamar khusus untuk mereka.

Aria sendiri sudah tidak tinggal di tokonya. Bertahun-tahun ia mengelola tokonya sendiri, ia telah mampu membeli rumah sendiri yang berukuran sedang. Rumah itu terdiri dari dua lantai dan memiliki fasilitas yang lengkap.

Bertahun-tahun ia menjalankan usaha, bukan berarti selalu lancar-lancar saja. Banyak pesaing yang melakukan cara-cara kotor demi menjatuhkan popularitas tokonya. Mulai dari pembobolan toko demi pencurian resep kue, perusakan fasilitas, sampai upaya pembakaran toko. Untungnya semua itu berhasil Aria lalui dengan baik.

"Tolong kalian urus sisanya. Aku akan membantu di depan." Aria melepaskan Apronnya lalu keluar dari dapur.

Sesuai dugaannya, hari ini pun tokonya penuh dengan para pelanggan. Aria dapat melihat antrian yang cukup panjang disana. Aria segera mengambil alih meja kasir, sehingga karyawan tadi bisa membantu melayani pelanggan lebih cepat.

"Lady Mona, kita bertemu lagi." Aria memandang ke beberapa anak bangsawan yang tengah mengobrol di salah satu meja.

"Lady Bitha juga? Aku kesini karena ingin membeli Pie Susu Keju. Ibuku sedang sakit dan ia ingin makan itu."

"Astaga, semoga Countess lekas sembuh."

"Anda sendiri apa kesini untuk membeli kue?"

"Tentu saja, keluargaku sangat menyukai kue-kue disini. Kudengar pemiliknya masih sangat muda."

"Itu benar, Lady. Pemilik toko ini masih muda seumuran dengan Kakak laki-lakiku, tetapi dia sudah memiliki seorang anak."

"Apa maksudmu Aiden?" Gadis bangsawan lain menyahut. "Dia sangat tampan dan menggemaskan. Aku kesini karena ingin bertemu dengannya. Tapi dari tadi dia tidak kelihatan."

"Aiden kemarin memberiku setangkai mawar dan berkata untuk datang lagi kesini. Karena itu aku disini sekarang." Gadis berambut ikal itu membusungkan dadanya pamer.

"Benarkah? Kenapa Aiden tidak memberiku apa-apa?"

"Aiden bahkan pernah mencium tanganku. Dia pasti akan tumbuh menjadi lelaki yang sopan."

Aria terkekeh pelan mendengar obrolan para gadis bangsawan itu. Anaknya memang paling tahu cara terbaik menarik pelanggan ke tokonya. Tidak sedikit orang yang datang ke toko hanya untuk melihat anaknya.

"Ah, itu dia pemilik tokonya. Nyonya Irene, apa Aiden tidak ke toko hari ini?"

Aria tersenyum pada bangsawan itu lalu menjawab, "Aku menyuruhnya membeli sesuatu. Mungkin dia akan kembali sebentar lagi."

"Seperti itu, kalau begitu aku akan menunggu Aiden sebentar lagi." Bangsawan itu lalu berkata pada pelayannya, "Pesan beberapa potong Pie Susu Keju lagi, aku tidak akan pulang sebelum bertemu Aiden hari ini."

***

Jalanan kota siang itu cukup ramai. Felix dan Leon baru saja keluar dari sebuah toko senjata yang berada di sana. Ia telah memesan beberapa senjata dan armor baru untuk pasukan ksatrianya.

Run Away With My Child [Reinkarnation Stories]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang