"Dia...ibumu?"
Felix menatap dalam sosok wanita yang tengah sibuk di belakang meja kasir. Wanita cantik dengan rambut berwarna ungu yang panjangnya sedikit di bawah bahu. Wajah yang terasa familiar tapi Felix yakin tak pernah bertemu wanita itu.
"Ibu! Paman Bangsawan yang dulu membantuku mampir ke toko kita!"
Reaksi wanita itu sedikit terkejut melihat kehadiran Felix. Siapa yang tidak kaget jika tokonya disinggahi oleh seorang berpangkat Duke?
"S-selamat datang, Tuan Duke. Perkenalkan Saya Irene Vonyard, pemilik toko kue ini dan ibu dari Aiden." Wanita itu menundukkan kepalanya.
"Terimakasih. Aku tidak menyangka akan bertemu orang tua Aiden disini."
Felix kira Ibu Aiden akan terlihat tua. Tapi wanita di hadapannya ini masih sangat muda. Bahkan Felix yakin wanita itu lebih muda darinya. Aiden dan Irene lebih cocok menjadi adik-kakak dari ibu dan anak.
"Aku dengar dari Aiden, Anda pernah membantunya tempo hari dari gangguan preman. Terima kasih banyak Duke, ini salahku yang lalai menjaganya."
"Aiden pintar menjaga dirinya sendiri. Tadi siang dia bilang dia berlatih pedang untuk melindungi Anda."
Aria menoleh pada Aiden yang telah tersenyum lebar padanya, "Tadi sebelum berlatih pedang, aku bertemu dengan Tuan Duke di Perpustakaan. Duke memberiku Kartu Anggota. Sekarang aku bisa belajar lebih banyak, bu! Yeayy!"
Aria tersenyum maklum melihat Aiden melompat kegirangan. Dia jadi merasa berhutang budi pada pria di hadapannya.
"Sekali lagi terima kasih, Duke. Maaf, Aiden selalu merepotkan Anda."
"Itu tidak benar. Aiden anak yang cerdas dan aku tertarik padanya. Dia pasti tumbuh menjadi lelaki yang hebat." Felix mengakhiri perkataannya dengan seulas senyum.
"Ah iya, apa Anda kesini untuk membeli kue? Ini sudah sore dan beberapa stok kue mulai habis."
Felix baru teringat tujuan utamanya datang kesini. Kehadiran Aiden dan wanita membuyarkan fokusnya. Ia bahkan mengabaikan Leon yang sebenarnya berdiri tepat di belakangnya.
"Aku dengar disini menjual Pie rasa Susu juga Keju. Apa masih ada? Aku ingin itu untuk dibawa pulang."
Aria melirik sekilas ke arah etalase yang memajang aneka jenis kue. "Kebetulan sekali masih tersisa dua loyang. Akan segera aku siapkan."
Pandangan Felix tanpa henti mengikuti pergerakan Aria. Mulai dari menyiapkan kotak pembungkus kue, menaruh kue ke dalamnya, sampai mengikat pita pembungkus. Tak ada satupun yang luput dari pandangannya. Pesona wanita itu cukup menarik perhatian Felix.
"Aku membungkuskan dua loyang Pie Susu Keju. Anda tidak perlu membayar, Duke. Ini sebagai ucapan terimakasihku karena telah membantu Aiden."
Aria menyerahkan kotak kue yang langsung disambut oleh Felix. Felix sempat kekeh untuk tetap membayar namun ditolak tegas oleh Aria. Wanita itu berkata tidak ingin berhutang budi.
"Kalau begitu aku akan menerimanya dengan senang hati." Felix tersenyum membuat para wanita yang entah sejak kapan memperhatikan mereka berdua kini memekik girang.
"Aku tidak pernah menemukan kue seperti ini sebelumnya. Apa ini resep Lady Irene sendiri?"
Aria sedikit tergagap mendengar pertanyaan tidak terduga dari Felix. "Oh, ini resep yang diturunkan oleh ibuku. Memang cukup jarang ditemukan di tempat lain."
"Aku mengerti," balas Felix.
"Duke," panggil Leon sambil melirik jam sakunya. Sepertinya ini sudah waktunya mereka pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Run Away With My Child [Reinkarnation Stories]
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan - END] #9 in Fantasi !!! #1 in Fantasy !!! #1 in Romansa !!! Potongan memori yang terakhir dia ingat adalah ketika matanya memandang langit-langit saat tubuhnya jatuh dari atas tangga apartemennya. Namun ketika terbangun, dia...