-24- Living With Aiden

55.7K 8.2K 301
                                    

Felix mengelus punggung Aiden yang tertidur dipelukannya. Anak itu kelelahan sehabis menangis tanpa henti. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan pulang. Tim pelacak tidak berhasil menemukan jejak orang-orang itu sehingga dibutuhkan bantuan Great Mage yang dimiliki istana. Felix perlu melapor langsung pada Putra Mahkota agar tim penyelamat dapat segera dikirim.

Dugaan Felix orang-orang itu berasal dari Kuil Kegelapan. Kesimpulan itu ia dapatkan ketika melihat lingkaran sihir hitam khas Dark Magic yang mereka gunakan. Sejauh ini hanya penganut Kuil Kegelapan saja yang diketahui dapat menggunakan Dark Magic karena sihir itu sangat tabu. Dark Magic sangatlah kuat, namun imbal baliknya juga dapat membahayakan pengguna.

Setelah menerima laporan Felix, Putra Mahkota segera mengambil tindakan. Para penyihir terkuat di istana dikerahkan untuk melacak jejak sihir teleportasi yang digunakan sedangkan para prajurit akan menyisir seluruh wilayah kekaisaran Heligium.

Putra Mahkota terkejut saat mendengar Aria adalah salah satu dari para sandera yang menjadi korban. Pantas saja Felix yang biasanya setenang lautan kini terlihat sangat panik. Dia meminta pencarian dipercepat, namun bagaimanapun butuh waktu untuk melacak sihir hitam. Setidaknya butuh 24 jam untuk mendapatkan lokasinya.

Felix hanya bisa meminta agar segera dikabari begitu ada perkembangan dalam pencarian. Dia sebenarnya ingin turun tangan langsung mencari Aria. Tapi dia perlu menjaga Aiden dan juga mengkoordinasi pasukannya untuk membantu pencarian. Dia akan turun tangan dalam penyelamatan begitu lokasi sandera ditemukan.

Felix membawa Aiden ke Mansionnya. Dia disambut oleh Leon yang terlihat panik. Pria itu sudah mendengar kabar dari prajurit yang kembali lebih dulu. Dia juga sudah menyiapkan hal-hal yang Felix butuhkan.

Aiden dibawa ke sebuah kamar kosong di Mansion itu. Felix menidurkan tubuh mungil itu di atas tempat tidur lalu mengusap sisa-sisa air mata di pipi Aiden. Felix menghembuskan napas kasar. Dia merasa bersalah pada Aiden karena tidak dapat berbuat apa-apa saat ibunya dijadikan sandera.

"Jadi Lady Irene juga mereka bawa?"

"Benar, karena itu kita harus bergerak cepat. Aku tidak mau Aiden terus bersedih. Lady Irene harus ditemukan dengan selamat, tidak kurang satupun."

"Lalu bagaimana dengan Aiden?" Leon menatap Aiden yang terlihat sedikit pucat dan bulir-bulir keringat mengalir di keningnya. Dia kasihan anak sekecil harus mengalami ini.

"Dia akan tinggal disini sampai ibunya kembali."

***

Felix melepaskan kacamata lalu memijat pangkal hidungnya. Dia harusnya menyelesaikan pekerjaannya yang menumpuk tapi dia tidak bisa fokus. Felix rasa ini bukan saatnya untuk mengurusi dokumen itu. Sedari tadi dia terus melirik pada kristal komunikasi yang biasa dia gunakan untuk saling mengirim pesan darurat pada Aston.

Felix sudah diberitahu bahwa perlu waktu lama untuk mendapatkan lokasi dimana Aria sekarang berada. Namun dia tidak sabaran dan berharap menerima kabar secepat mungkin. Dia tak tahu apa yang orang-orang itu lakukan pada Aria saat ini. Setiap detik yang berlalu sangat membuatnya cemas.

Seluruh orang yang menjadi sandera adalah wanita muda berusia duapuluh sampai tigapuluh tahunan. Hanya mengetahui itu saja sudah menambah rasa cemas Felix. Ia takut Aria diperlakukan dengan tidak senonoh. Memikirkannya saja membuat amarah Felix membuncah.

Dia sebenarnya tidak mengerti kenapa dirinya bereaksi seperti ini. Mungkin karena Aria adalah ibu Aiden. Felix tidak mau Aiden bersedih.

Suara pintu diketuk pelan terdengar dari luar dan sesaat kemudian sosok mungil Aiden yang sudah berganti pakaian muncul dari balik pintu. Aiden menggigit bibir bawahnya sebelum akhirnya masuk dan menghampiri Felix yang berada di balik meja kerja.

Run Away With My Child [Reinkarnation Stories]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang