Felix bergegas turun dari kereta kuda begitu sampai di Mansionnya. Dia berjalan dengan langkah cepat bersama dengan Leon yang tampak khawatir. Pasti ada sesuatu yang terjadi sampai-sampai Leon bersikap seperti itu.
"Apa pasukan Istana sudah bergerak?" tanya Felix diperjalanan.
"Belum, Duke."
Felix mengangguk, "Aston melakukan tugasnya dengan baik menahan pasukan istana semampunya. Tapi sebentar lagi mereka pasti mulai bergerak. Kita harus cepat."
Felix membuka lebar pintu di hadapannya. Dia segera menghampiri gerombolan prajurit yang mengelilingi sesuatu. Melihat Tuan mereka datang, para prajurit segera membuka jalan untuk Felix.
Di tengah-tengah mereka Felix melihat seorang wanita rambut panjang berwarna putih dan mata ungu. Tubuhnya tampak sedikit kurus seperti tidak terurus dengan baik. Wanita itu menatap Felix dengan mata berbinar seolah-olah sudah menunggu kehadiran Felix.
"Felix!" Wanita itu menubruk tubuh Felix dan memeluknya erat. Prajurit berniat memisahkan namun Felix mengangkat tangannya pertanda agar mereka membiarkannya.
"Aku sangat merindukanmu..." Wanita itu mengangkat wajahnya menatap Felix dengan mata berlinangan. "Akhirnya kita bisa bertemu lagi."
Felix hanya diam. Dia menatap lurus ke belakang wanita itu dan mendapati anak lelaki berambut hitam dengan mata ungu bersembunyi di belakang tubuh seorang prajurit.
"Siapa anak itu?"
Wanita itu ikut menatap ke arah pandangan Felix lalu tersenyum. "Dia Fernell, anak kita."
Felix mengerutkan keningnya. Anak itu hanya memiliki warna rambut yang sama sepertinya, tapi warna matanya ungu seperti wanita itu. Mungkin tidak banyak yang tahu, di Keluarga Morgan hanya anak pertama saja yang mewarisi mata emas yang melambangkan kekuatan Dewa Cahaya. Harusnya anak itu memiliki mata sepertinya. Apa hanya kebetulan saja matanya mengikuti ibunya?
"Leon, apa kau sudah memeriksanya?"
Leon menggaruk belakang kepalanya. "Kami tidak bisa memeriksanya, Duke. Ia mengatakan bahwa malam itu ia diculik seseorang lalu berada di tahanan Kuil Kegelapan selama bertahun-tahun. Setiap kami ingin melakukan pengecekan Mana dan DNA, kekuatan gelap selalu menghancurkannya. Kami tidak bisa memastikan dia asli atau palsu. Karena itu aku memanggilmu, Duke."
Jika hanya kasus biasa Leon tidak perlu memanggil Felix karena bisa mengatasinya sendiri. Tapi saat ini mereka tidak bisa melakukan apa-apa.
"Bagaimana dengan Chain dan Charla?" tanya Felix?
"Mereka sedang dalam perjalanan kesini."
Felix mengangguk lalu memandang sekilas wanita itu dan anaknya. "Karena identitas mereka belum bisa dipastikan, jangan biarkan pasukan Istana atau pasukan lainnya membawa mereka. Sampai saat itu, mereka akan tinggal di Mansion ini dibawah perlindungan Keluarga Morgan. Jangan buat kesalahan."
"Felix, ini aku Aria yang asli. Apa kau tidak mengenaliku? Bagaimana dengan anak kita? Kau tidak bahagia kita memiliki anak? Aku sudah banyak menderita karena Kuil Kegelapan. Keajaiban dari Dewa membuatkan berhasil melarikan diri." Wanita itu memeluk lengan Felix.
Begitu pula dengan Fernell. Dia berjalan pelan menuju Felix dan memeluk kakinya. "Ayah. Apa kau Ayahku?"
Felix menatapnya datar. Dia lalu melepaskan pelukan wanita itu di tangannya. "Kita lihat nanti." Felix lalu meninggalkan ruangan itu dengan langkah tegasnya.
***
Pandangan mata Felix tampak kosong. Kalimat-kalimat yang dilontarkan Aston padanya sama sekali tidak masuk ke dalam telinga. Dia sibuk memikirkan kejadian kembalinya Aria Rounette yang tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Run Away With My Child [Reinkarnation Stories]
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan - END] #9 in Fantasi !!! #1 in Fantasy !!! #1 in Romansa !!! Potongan memori yang terakhir dia ingat adalah ketika matanya memandang langit-langit saat tubuhnya jatuh dari atas tangga apartemennya. Namun ketika terbangun, dia...