-23- Kidnapped

53.4K 8.4K 160
                                    

Aria mengaduk-aduk Jus Stroberinya dengan tidak nafsu. Dia hanya fokus memandangi Aiden yang menikmati jusnya di pangkuan Duke Felix. Bahkan setelah jalan-jalan, Aiden tetap ingin bersama Felix. Dia diam saja saat Felix mendudukkannya di pangkuan dan menolak saat Aria menyuruhnya duduk sendiri.

Dari sudut pandang orang lain di sekitar mereka, ketiganya mungkin tampak seperti keluarga kecil yang bahagia. Tapi kenyataannya hanya Aiden dan Felix saja yang asik mengobrol. Aria sama sekali tidak dapat mengikuti alur perbincangan mereka seolah-olah ada tembok yang membatasinya dengan dua orang itu.

Kali ini Aria mengalah. Tidak setiap hari Aiden bisa menghabiskan waktu dengan Ayahnya. Tidak seperti Aria yang sudah menemani Aiden setiap waktu sejak anak itu lahir. Aiden pasti menginginkan kasih sayang seorang Ayah. Apa dia merasakannya dari sosok Duke Felix. Padahal sebelum ini ada beberapa pria yang tulus menyayangi Aiden. Tapi anak itu selalu menutup diri.

"Ibu, sebentar lagi aku akan memasuki akademi. Ibu tak perlu cemas, aku sudah meminta Duke untuk menjaga ibu."

Aria kembali dari lamunannya lalu menatap bingung Aiden, "Menjaga ibu? Aiden, ibu tidak perlu penjagaan apapun. Harusnya ibu yang menitipkanmu pada Duke."

Ada-ada saja kelakukan Aiden. Pikiran anak itu terlalu jauh dari usianya. Aiden merasa bertanggung jawab dalam menjaga Aria. Karena akan memasuki akademi, dia tidak bisa lagi melakukan itu. Maka dari itu dia berinisiatif menitipkan ibunya pada Duke Felix.

Tapi bukannya terbalik?

"Tidak, ibu perlu seseorang yang dapat dipercaya untuk menjaga ibu. Aku tidak perlu dijaga karena di akademi aku akan bertemu teman-teman baru. Duke Felix juga sudah setuju menjaga ibu."

Aria rasanya ingin menghantukkan kepalanya ke meja kalau saja tidak ada orang lain di sekitarnya. Apa selama ini dia salah dalam mendidik anak? Kenapa Aiden jadi seperi ini? Ah, salahkan dunia ini yang tidak punya ahli untuk mengajari Aria soal parenting.

Dia juga tak habis pikir kenapa Felix iya-iya saja menuruti permintaan Aiden. Memangnya seberapa jauh dia jatuh pada pesona Aiden? Di mata Aria, Felix sudah seperti Ketua Fanclub Aiden dimana Layla adalah wakilnya. Pesona Aiden memang berbahaya.

Aria hanya mangut-mangut saja tak ingin bahasan ini terus berlanjut. Bahkan setelah itu Aiden kembali asik dengan Felix. Aria benar-benar dicari hanya saat dibutuhkan saja. Bagaimana jika nanti Aiden lebih memilih bersama Felix dari pada dengannya? Aria tidak sanggup membayangkannya.

"Aiden, jangan makan itu terus nanti sakit perut. Kau harus makan yang lainnya. Makan wortelnya, jangan disisihkan."

Aiden cemberut, "Duke saja tidak melarang. Wortel itu tidak enak, Bu. Duke juga tidak suka wortel."

"Biarkan saja. Tidak setiap hari Aiden memakannya. Itu tidak akan berpengaruh buruk pada kesehatan Aiden."

Aiden langsung girang karena Duke membelanya. Sekarang dua lelaki itu seperti menyerang Aria yang seorang diri.

"Duke, Aiden itu masih kecil. Jangan samakan dengan orang dewasa. Kau tidak boleh selalu menuruti maunya anak kecil. Kalau seperti ini bagaimana kau mau jadi orang tua?"

Felix merasa tertohok. Memang benar dia bertindak hanya berdasar logikanya saja. Dia tidak tahu apa tindakannya benar sebagai orang tua. Harusnya memang Aria yang lebih tahu karena dia adalah ibu yang membesarkan Aiden.

"Aku ke toilet sebentar."

Aiden dan Felix kompak memandang Aria dengan wajah bingung. Wanita itu terlihat meninggalkan mereka dengan raut wajah kesal. Padahal harusnya Aiden dan Felix yang kesal karena diomeli.

Run Away With My Child [Reinkarnation Stories]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang