Mana adalah elemen terpenting dalam dunia sihir. Mana dapat ditemukan dimana saja termasuk pada makhluk hidup sekalipun. Alam diketahui memiliki banyak Mana yang dapat diserap oleh tubuh untuk membentuk sihir.
Manusia sebagai makhluk hidup tentu memiliki Mana. Namun tidak semua orang mampu memanipulasi Mana dalam diri mereka. Orang yang memanipulasi Mana untuk menghasilkan sihir biasa disebut Mage. Jumlah mereka sangat sedikit karena bakat seperti itu termasuk langka. Adapun orang yang mampu memanipulasi sihir untuk meningkatkan kemampuan tubuh. Ini jauh lebih mudah dilakukan.
Dengan memperkuat tubuh menggunakan Mana, seseorang dapat melakukan suatu hal yang tidak bisa dilakukan orang normal. Contohnya orang dapat merobohkan tembok dengan sekali tinju. Atau seseorang tidak akan lelah setelah berlari selama berjam-jam. Bukan hal yang aneh jika ada wanita yang lebih kuat dari pria. Itu bisa terjadi karena wanita itu memperkuat tubuh dengan Mana.
Untuk menjadi seorang prajurit, kemampuan memperkuat tubuh adalah dasar yang harus dimiliki. Sebagai pasukan garis depan sudah sewajarnya prajurit memiliki ketahanan fisik yang lebih tinggi dari orang biasa. Sehingga sudah dapat dipastikan seluruh prajurit di negeri ini dapat memperkuat tubuh mereka. Hanya saja sekuat apa mereka melakukannya akan berbeda pada setiap individu.
"Itulah sebabnya memperkuat tubuh dengan Mana sangat penting. Karena itu pelajaran kita hari ini adalah berlatih memperkuat tubuh dengan Mana."
Aiden menatap fokus guru yang sedang memberikan penjelasan di tengah lapangan. Minggu sebelumnya dia sudah belajar bagaimana mengaktifkan Mana dalam tubuh dan merasakannya. Manipulasi Mana adalah pelajaran lanjutan dari kelas minggu lalu.
Di kelas sebelumnya Aiden sempat tertinggal karena dia tidak pernah belajar memanipulasi Mana. Karena itu dia begitu fokus selama pelajaran tak mau terus menjadi yang paling bawah dalam urusan Mana.
Tidak seperti Aiden, Damian terlihat santai-santai saja selama pelajaran. Dia sudah pernah belajar Mana dengan guru yang dipekerjakan Ayahnya. Karena itu pula lagi-lagi Aiden dibandingkan dengan Damian.
"Aiden, tolong maju ke depan."
Aiden menghampiri Tuan Gildart dan berdiri di sebelahnya menghadap ke barisan para murid. Dia dapat melihat banyak teman sekelasnya menatap dengan pandangan remeh. Aiden mengabaikan mereka semua kecuali satu orang, Damian yang sedang memberinya semangat dari sana.
"Aiden, kau sudah bisa merasakan Mana di tubuhmu kan? Kalau begitu kita mulai praktik memperkuat tubuh. Pejamkan matamu dan rasakan aliran Mana dalam tubuh."
Aiden mengikuti perkataan Tuan Gildart dan mulai memejamkan mata. Dia mengatur napasnya serileks mungkin mencoba merasakan aliran Mananya. Tak lama Aiden merasakan ada cahaya yang bersinar dalam dirinya.
"Kau bisa melihat pusat Manamu?" Aiden menjawab dengan anggukkan. "Apa warnanya?"
"Putih."
Tuan Gildart mengerutkan kening, "Ah, mungkin kau salah memahaminya. Warna pusat Manamu mungkin kuning yang terlihat seperti berwarna putih."
Aiden tak mengerti maksud Tuan Gildart namun dia tetap melanjutkannya. Warna Mananya benar-benar putih, bukan kuning. Namun Gildart tidak bisa mempercayai itu karena Mana Putih hanya dimiliki oleh keturunan yang memiliki darah Kekaisaran. Mustahil Aiden memilikinya kecuali dia berasal dari keluarga Kaisar atau keluarga Duke Morgan.
"Pahami aliran Mana mu sebaik mungkin. Pertama-tama, coba atur tekanan Manamu."
Aiden mengeluarkan Mananya membuat Aura di sekelilingnya berubah. Dia merasa pikirannya sangat tenang dan seluruh panca indranya menajam. Gildart tersenyum senang melihat kemajuan Aiden yang begitu pesat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Run Away With My Child [Reinkarnation Stories]
Fantasy[Bukan Novel Terjemahan - END] #9 in Fantasi !!! #1 in Fantasy !!! #1 in Romansa !!! Potongan memori yang terakhir dia ingat adalah ketika matanya memandang langit-langit saat tubuhnya jatuh dari atas tangga apartemennya. Namun ketika terbangun, dia...