Warning!!!
Mulai dari sini Mahiru akan dipanggil Hinata, tapi akan ada beberapa kalimat yang masih menggunakan nama Mahiru untuk memperjelas.•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Merubah sifat Hinata terasa sangat menyenangkan. Rasanya menyenangkan ketika dia bisa membuat Hinata mengangkat tinggi dagu-nya, membuat Hinata tidak berbicara gagap, membuat Hinata bisa mengendalikan ekspresinya, dan yang paling membahagiakan adalah ketika tadi para tetua melongo menatapnya tidak percaya.
Ahhh.... Dia menyukai ini. Merubah sifat Hinata secara drastis, namun tetap mempertahankan kesan awal Hinata yang anggun dan lembut.
Menjawab pertanyaan memojokkan para tetua itu dengan percaya diri, lembut, anggun, namun tajam. Ugh! Rasanya menyenangkan! Apalagi ketika wajah dari tetua klan yang sangat menyebalkan itu memerah menahan amarah.
"Nee-sama!!!!" Hinata berbalik, itu Hanabi. Dia sedang berlari dengan tergesa-gesa kearahnya, wajah cerianya tidak bisa disembunyikan. Tapi itu malah membuat Hinata khawatir.
"Jangan lari-lari, Hanabi! Kau bisa terjatuh dan terluka." Ucap Hinata penuh kekhawatiran.
Hanabi menyunggingkan senyum konyol, dia kemudian meraih tangan sang kakak dan membawanya menuju kamar miliknya.
"Ada apa?" Hinata bertanya dengan lembut, dia sendiri bahkan bingung. Kenapa sifat Hinata yang satu ini tetap melekat? Kenapa tidak menghilang seperti yang lainnya saja?
"Aku senang! Senang sekali!"
Hinata menatap Hanabi bingung.
Apa yang membuat anak kecil didepannya ini sangat bahagia?
Perubahan sifatnya atau dia senang karena Hinata bisa memojokkan para tetua?"Nee-sama sudah tidak menjadi sosok yang berpura-pura lemah lagi! Nee-sama membuktikan bahwa ucapan para tetua itu salah! Nee-sama juga menerima untuk menjadi Heiress Hyuuga! Aku senang untuk itu!!" Hanabi menjelaskan dengan panjang lebar.
Dahi Hinata mengerut, tidak lama kemudian dia tertawa. Tawa kecil, yang tampak cantik dan anggun dimata Hanabi.
Hinata meredakan tawanya dengan deheman pelan. Ditatapnya wajah dari anak kecil yang sekarang jadi adiknya itu."Hanabi.... Setelah ini dalam waktu beberapa tahun lagi kau akan disegel karena menjadi Bunke." Ucap Hinata tenang.
Hanabi menatap kakaknya. Dia sudah berpikiran dewasa diusia muda, itu karena klan yang terus-menerus mendorongnya untuk menjadi pengganti kakaknya.
"Aku tidak ingin itu terjadi." Hinata mengelus puncak kepala Hanabi, sementara Hanabi memejamkan matanya.
"Aku akan berusaha untuk mengubah klan Hyuuga. Kita akan melakukannya bersama, 'ne?"
Hanabi menatap kakaknya. Dia senang dengan perubahan sikapnya yang sangat signifikan. Kemudian Hanabi menganggukkan kepalanya dengan semangat.
"Aku akan membantu Nee-sama!"
Hinata tersenyum melihat wajah antusias adiknya. Mulai dari sini semuanya akan dimulai. Awal usaha Hinata untuk merubah klan Hyuuga.
"Saat kita bertarung lagi nanti, aku akan mengalahkan mu. Dan kau mungkin akan menjadi Bunke. Apakah kau tidak keberatan?"
Hanabi menggeleng,"Semuanya sudah ditakdirkan sejak awal. Aku akan menjadi Bunke dan kau Souke, itu bukan masalah besar untukku."
Hinata tersenyum lega, di usianya yang masih sangat kecil Hanabi mampu berpikir secara dewasa seperti ini. Dia bersyukur karena adiknya tidak berambisi untuk mengambil posisinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn as Hyuuga Hinata
FanfictionHidup hanya sekali. Mahiru sudah mendengar kalimat berisi 3 kata itu berulang kali. Tapi dia masih berharap untuk bisa hidup lagi di dunia lain setelah mati, seperti Novel-novel ber-genre transmigrasi yang dia baca. "Aku mati?" Gumaman Lirih itu dia...