"Tsunade-sama, misi ini sudah naik ke level S. Apakah mereka akan baik-baik saja?" Sakura bertanya setelah membaca surat yang dikirim secara darurat oleh Ino.
"Tim 10 pergi bersama jounin yang berbakat. Aku yakin mereka baik-baik saja," Jawab Tsunade.
Walaupun begitu, dalam hatinya Tsunade sedikit khawatir. Melihat bagaimana berantakannya surat dari Ino, situasi disana pasti tidak terlalu baik.
"Izinkan aku menyusul mereka," Hinata mengajukan diri setelah beberapa saat.
Tsunade menatapnya, membuat Hinata menghela nafasnya.
"Setidaknya kirimkan beberapa ANBU untuk membantu mereka. Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada Asuma-sensei, Dia sangat berharga untuk Kurenai-sensei." Hinata berucap cepat dalam satu tarikan nafas.
Sebanyak apapun Hinata mencoba untuk menyangkal, tapi Asuma-sensei tetaplah orang yang paling berharga untuk sosok pembina-nya itu.
Kurenai-sensei saat ini juga sedang hamil besar, Hinata tidak bisa hanya diam ketika mengetahui jika bayi itu kemungkinan akan kehilangan Ayahnya bahkan sebelum dia lahir. Tidak, Hinata tidak ingin itu terjadi.
"Kirimkan juga tim medis paling hebat." Lanjut Hinata lagi.
"Hinata..."
"Shizune-nee, aku sudah pernah menghadapi 2 anggota Akatsuki. Aku tidak akan berbohong, mereka sangat kuat. Jika bukan karena aku, Kiba, dan Shino berpikir cepat maka kami akan mati. Jika saja saat itu kami tidak memiliki keuntungan dengan warisan keluarga kami, maka kami akan kalah dan Jinchuriki akan tertangkap."
"Tim Ino-Shika-Cho memang hebat, aku tahu bagaimana mereka sudah melegenda. Tapi ini pengalaman pertama bagi mereka, jika mereka salah satu langkah saja, maka semuanya selesai. Jadi aku mohon, tolong kirimkan Tim ANBU dan Tim Medis terbaik yang kalian punya."
Hinata membungkuk 90°. Dia tidak boleh membiarkan Asuma-sensei meninggal, tidak, ini untuk Mirai.
Tsunade menghela nafasnya, "Shizune."
"Kirim Tim Alpha dan Tim Medis terbaik untuk membantu tim 10, sekarang." Perintah Tsunade tegas.
Hinata menegakkan tubuhnya, lalu membungkuk berulang kali.
"Arigato gozaimas, arigato gozaimas,"
~~Sugar~~
Hinata berlari cepat menuju rumah sakit ketika mendapat kabar Tim 10 sudah kembali, dengan Asuma dalam keadaan yang buruk.
Matanya melebar ketika melihat begitu banyak darah yang keluar dari tubuh Asuma, Ino yang masih menyalurkan chakra medisnya sudah menangis tidak terkontrol.
Tak lama kemudian, mata Ino berhenti pada tubuh Hinata yang kaku.
"Hinata--" Suaranya serak.
Hinata segera tersadar dan mengambil alih, "Apa yang terjadi?" Tanyanya entah pada siapa.
"Ino, berhenti menangis dan jawab pertanyaanku. Apa yang terjadi? Apa saja lukanya?" Hinata memeriksa setiap luka yang bisa dia lihat.
"Aku tidak tahu, aku dan para medis sudah menyembuhkan semua luka luar tapi ada luka dibagian dalam. Aku tidak bisa menyembuhkannya," Ino menangis kencang.
Hinata mengecek bagian jantung dan paru-paru, "Komplikasi. Cairan dalam kantung, kita perlu melakukan operasi. Siapkan ruangan operasi, sekarang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn as Hyuuga Hinata
FanfictionHidup hanya sekali. Mahiru sudah mendengar kalimat berisi 3 kata itu berulang kali. Tapi dia masih berharap untuk bisa hidup lagi di dunia lain setelah mati, seperti Novel-novel ber-genre transmigrasi yang dia baca. "Aku mati?" Gumaman Lirih itu dia...