Hinata meregangkan tubuhnya, otot-ototnya terasa kaku setelah dia bangun tidur pagi ini. Dia menoleh kearah jendela disebelah kasurnya dan menatap matahari yang mulai nampak.
"Selamat pagi, dunia."
Hinata melangkah menuju kamar mandi, berendam dengan air hangat sepertinya akan meredakan rasa pegal-pegal di tubuhnya.
Acara makan-makan sushi kemarin memang terasa menyenangkan, dia sangat senang. Tapi kegiatan ringan seperti makanpun pasti akan berdampak, bukan?
Ditambah dengan dirinya yang harus merayakannya dengan Tsunade, dia menemani Tsunade minum-minum. Hinata mencoba 2 gelas, dia sebenarnya ingin lebih, tapi Shizune melarangnya karena masalah usia.
'Sial! Dia tidak tahu saja aku sudah berusia 18 tahun ketika kesini. Itu artinya aku berusia sekitar 20-21 tahun.'
~~Sugar~~
Hinata tertawa kecil mendengar gosip yang diberikan oleh Ino hari ini.
"Ya.. kau tahu 'kan? Aku tidak menyangka. Padahal keduanya terlihat baik-baik saja." Hinata mengangguk.
"Mau bagaimana lagi? Daripada melanjutkan hubungan yang tidak jelas arahnya, bukankah lebih baik berpisah?" Balas Hinata santai.
"Lagipula, lumayan. Bukankah Subaru itu tampan? Dekati saja, sana!" Hinata tersenyum mengejek pada Ino, dia pikir Ino mungkin akan marah karena dia memilih kata yang mengejek, tapi sepertinya dia salah.
"Bukan ide yang buruk! Mereka sudah putus 'kan?!" Ino berdiri dengan cepat.
Hinata menghela nafasnya lelah, "Terserah."
Dia menatap Ino yang sudah berlari keluar dengan lelah, matanya secara tidak sengaja bersibobrok dengan mata hijau milik Sakura.
"Apa?" Sambil menaikkan satu alisnya Hinata bertanya.
Sakura terlihat bingung dan linglung, itu membuat Hinata merasa aneh dan curiga.
"Kau aneh." Setelah mengatakan itu Hinata berdiri dan pergi menggunakan shunshin, meninggalkan Sakura yang masih terdiam setelah mendengar kalimat terakhirnya.
*****
"Apa? 15 menit kau membuatku berdiri tidak jelas disini." Hinata merasa marah.
Gadis Haruno ini tiba-tiba saja mengajaknya bertemu untuk berbicara, tapi setelah 15 menit lebih dia masih hanya diam tanpa mengatakan apapun.
Hinata mungkin bisa meredam amarahnya jika tempat yang dipilih adalah dibawah pohon atau di restoran-restoran terdekat, setidaknya itu akan terasa sejuk. Tapi ini?! Bayangkan! Bayangkan! Dia mengajak Hinata bertemu ditengah tempat latihan tanpa pohon besar dan dibawah cuaca yang panasnya membakar seperti ini.
Berdecak kesal, Hinata berbalik dan melangkah menjauh.
"Maafkan aku!" Langkah Hinata berhenti, dia berbalik dan menatap kepala menunduk Sakura.
"Kau waras?"
~~Sugar~~
- Sakura -
Hari ini aku berniat untuk meminta maaf pada Hinata. Jujur saja, meskipun masih merasa iri pada Hinata.. aku merasa sedikit kesepian, tidak aku memang kesepian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn as Hyuuga Hinata
FanfictionHidup hanya sekali. Mahiru sudah mendengar kalimat berisi 3 kata itu berulang kali. Tapi dia masih berharap untuk bisa hidup lagi di dunia lain setelah mati, seperti Novel-novel ber-genre transmigrasi yang dia baca. "Aku mati?" Gumaman Lirih itu dia...