Hinata menyentuh poket di bagian paha kanan miliknya, dia meletakkan buku bergambar milik Sai disana.
"Shin, kali ini adikmu yang merepotkanku." Hinata tersenyum kecil.
"Aku mempunyai seorang adik," Ucap Shin.
Hinata menatapnya, "Laki-laki atau perempuan?" Tanya Hinata lagi.
"Laki-laki," Jawab Shin.
Hinata mengangguk mengerti, dia memakan camilan yang dia beli dari supermarket.
"Lalu, bagaimana kabarnya?" Tanya Hinata.
"Tidak baik,"
"Aku tahu. Tadi hanya basa-basi,"
Hening. Tidak ada pembicaraan diantara keduanya. Hinata menatap Shin, dia merasa harus menanyakan tentang ini.
"Bagaimana jika adikmu bisa keluar dari root dan bergabung dengan angkatanku?" Tanya Hinata pada Shin.
Shin menatap Hinata, mendengar kalimat dari Hinata membuat binar dimatanya mulai menyala, walau redup.
"Itu hal yang bagus," gumamnya.
"Jika itu terjadi, kau harus menjaganya untukku." Shin menyatakan.
Hinata memiringkan kepalanya bingung, "Kenapa harus? Dia laki-laki, dia juga anggota Anbu root, bukankah dia kuat?"
Shin menggeleng, "Aku tidak membahas tentang fisiknya, tetapi mentalnya."
Hinata yang mendengarnya tertegun, dia menatap wajah Shin yang berubah sendu dengan tatapan kosong. Ini adalah emosi pertama yang Hinata lihat dari wajah Shin.
"Jika Danzou mati, akan kulakukan itu untukmu. Jadi, siapa nama adikmu?" Hinata menatap Shin.
"Entahlah,"
"Ck."
Hinata terkekeh kecil. Ekspektasinya untuk bertemu Sai adalah di tempat Yakiniku, atau yang paling normal, Ichiraku Ramen. Sayang sekali, pertemuan mereka malah tidak menyenangkan seperti ini.
"Ada apa, Hinata?" Tanya Kurenai.
Hinata menggeleng lalu tersenyum, "Hanya mengingat teman lama," Jawab Hinata.
Kurenai mengangguk atas jawaban Hinata, dia tidak berniat bertanya lebih banyak juga. Shino menatap Hinata, dia sepertinya mengetahui sesuatu tentang apa yang dipikirkan oleh Hinata.
"Apakah ini tentang Shin yang kau ceritakan dulu?" Tanya Shino.
Hinata menoleh, menatapnya dengan terkejut, "Bagaimana kau tahu?"
"Kau mengucapkan namanya tadi," Jawab Shino.
Hinata mengangguk-angguk mengerti, dia kembali memegang poket di paha kanannya.
"Ya, aku sudah menemukan adiknya."
*****
Naruto menumpukan tangannya pada pohon, ketika dia tanpa sengaja hendak menabrak cabang batang pohon yang besar.
Naruto menatap kedepan, lalu menggelengkan kepalanya ketika merasakan tatapannya berubah menjadi kabur. Sakura menatap Naruto khawatir, tapi beberapa saat setelahnya dia juga ikut merasakan rasa sakit di lengannya. Matanya mengabur dan dia terjatuh ketika tangannya tidak mampu mencengkram batang pohon dengan erat.
![](https://img.wattpad.com/cover/256916842-288-k1023.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn as Hyuuga Hinata
FanfictionHidup hanya sekali. Mahiru sudah mendengar kalimat berisi 3 kata itu berulang kali. Tapi dia masih berharap untuk bisa hidup lagi di dunia lain setelah mati, seperti Novel-novel ber-genre transmigrasi yang dia baca. "Aku mati?" Gumaman Lirih itu dia...