82 - Persembunyian Orochimaru

1.5K 253 19
                                    

Waktu menunjukkan pukul 11 malam, namun Hinata masih belum juga menutup matanya. Dia saat ini berada di ruang belajarnya, bersama Kiba yang terlelap diatas sofa dan Shino yang duduk dengan kepala menunduk di sofa single, sepertinya sedang tidur. Sedangkan Akamaru tidur dengan nyaman ditempat yang disediakan khusus untuknya.

Keadaan seperti ini sudah biasa. Bagi Shino dan Kiba, ruang belajar Hinata adalah tempat tinggal kedua mereka. Para Hyuuga yang lain juga tidak menanyakan apapun karena biasanya mereka bertiga akan sibuk jika sudah berkumpul bersama di ruang belajar Hinata. Mereka pernah tidak keluar selama 2 hari penuh, bahkan tidak makan sama sekali di hari kedua. Asupan yang mereka terima hanyalah air dan téh yang disiapkan pelayan.

Kali ini Hinata berusaha menerjemahkan gulungan yang mereka temukan di perpustakaan Hokage, bagian terlarang. Mereka sudah mendapatkan izin tentunya. Gulungan ini sepertinya hanya bisa dibaca oleh orang dengan kemampuan mata, mungkin Rinnegan atau Tenseigan karena Hinata bisa membaca satu, dua kata.

Namun karena Hinata tidak memiliki Tenseigan, dan saat ini satu-satunya orang yang memiliki Rinnegan adalah Nagato. Hinata harus membuka buku terjemahan dan menerjemahkan hurufnya satu demi satu. Dia, Kiba, dan Shino sudah melakukan hal ini sejak kembali dari ruang Hokage tadi siang. Mereka tidak beristirahat sama sekali dan akhirnya menyebabkan Kiba, Akamaru, maupun Shino terlelap.

Sesekali Hinata merenggangkan ototnya, lalu kembali menulis terjemahan dari gulungan itu ke atas kertas dokumen. Dia terus melakukannya hingga seluruh gulungan selesai dan itu dilakukan sampai pukul 2 pagi. Setelah menerjemahkan semuanya, Hinata membereskan gulungan serta menjadikan satu kertas-kertas dokumen yang berisi terjemahan secara urut.

Selesai dengan hal itu, Hinata merebahkan kepalanya diatas lipatan tangannya. Kemudian tenggelam dalam mimpi, dia terlalu lelah untuk melakukan apapun lagi.

••••••

"Wah.. kau benar-benar monster. Bagaimana bisa kau menerjemahkannya dalam satu malam?" Kiba memuji Hinata dengan mengangkat satu jempolnya.

Hinata yang melihatnya mengibaskan rambutnya. Suasana pagi ini lebih baik daripada ketika mereka baru kembali dari ruangan Hokage kemarin. Mereka sudah memutuskan untuk ikut merahasiakan kebenaran orang tua Naruto, mereka merasa bahwa bukanlah tempat mereka untuk memberi tahu Naruto kebenarannya. Dia pantas tahu dari orang-orang yang menyembunyikannya, dari orang-orang yang dia percayai.

Mereka juga harus fokus dalam misi ini, supaya tidak terjadi apapun pada Jiraiya maupun Konoha karena mereka gagal dalam misi ini.

Shino membaca dokumen yang sudah dijilid oleh Hinata dengan saksama. Semakin banyak yang dia baca, semakin kencang pula suara berdengung dari serangganya. Itu artinya dia sedang takut, panik, atau resah. Mungkin karena tekanan untuk mencari cara mengalahkan Pain.

"Jangan terlalu tertekan, Shino. Kita akan menemukan jalan keluarnya bersama-sama." Hinata memberikan senyuman terbaiknya.

Shino mengangguk saja, "Kalau begitu mari kita bahas."

Rinnegan adalah salah satu dojutsu paling kuat yang pernah ada. Mata ini memberikan penggunanya berbagai kemampuan tanpa ada persyaratan chakra untuk menjaga doujutsu tetap aktif. Kemampuan tertentu hanya tersedia bagi pemilik asli rinnegan, tetapi kepemilikan bahkan transplantasi rinnegan tunggal dapat memberikan kekuatan luar biasa.

Rinnegan dapat melihat aliran chakra, dan tenketsu dalam tubuh tapi tidak dapat menembus hambatan seperti bom asap. Dengan rinnegan, penggunanya dapat menguasai setiap jutsu serta tranformasi 5 elemen dasar dengan mudah.​​ Seorang pengguna rinnegan mampu menciptakan tongkat (penerima) hitam, yang mana mereka dapat mengirimkan chakra mereka melintasi jarak jauh. Rinnegan dapat juga sepenuhnya menguraikan isi prasasti batu Hagoromo.

Reborn as Hyuuga HinataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang