Tim 8 berbaring menatap awan, menata ritme nafas mereka dan tertawa dengan terengah-engah.
"Jika saat itu Kurenai-sensei tidak membuat kita bertarung, apakah kita bisa menjadi seperti sekarang?" Kiba tiba-tiba bertanya.
Hinata menatap awan yang bergerak perlahan, "Tidak. Kita tidak akan tahu penderitaan masing-masing, kita tidak akan bisa bekerja sama dengan sempurna seperti sekarang, kita tidak akan bisa menjadi tim seperti sekarang."
"Semua yang kita lalui setelah pertarungan itu membuat kita menjadi lebih dekat. Kita saling mencurahkan isi hati kita, mengatakan apa yang mengganggu kita dalam membuat Tim ini bekerja. Jadi, jawaban Hinata benar." Timpal Shino.
"Yahh... Terserah apa kata kalian. Tapi aku masih kesal dengan jaring laba-laba yang lengket itu! Kau licik, Shino!" Kiba memprotes, memukul bahu Shino bercanda.
Hinata tertawa, teringat kembali bagaimana Kiba terjatuh.
"Tapi itu tadi lucu sekali. Kita seharusnya mengambil fotonya,"
"Kau jahat sekali, Hinata." Kesal Kiba.
Hinata tertawa lagi, "Aku mengungkapkan fakta. Memangnya apa yang salah dari ucapanku? Shino?"
"Hinata tidak salah. Kau jatuh dan wajahmu duluan yang bertemu dengan tanah, itu sangat lucu, Kiba." Shino menanggapi.
Hinata tertawa keras sedangkan Kiba merengut. Merasa kesal karena dia kalah debat dengan Hinata dan Shino.
•••••
Hinata membuka pintu rumah keluarga Yamanaka, matanya menatap sekeliling toko yang kosong dan hanya terisi bunga.
"Ino?" Hinata memanggil. Dia melangkah masuk ketika mulai sadar bahwa tidak ada siapapun di rumah.
Hinata menggeleng kecil, "Dia pasti sedang mengunjungi Asuma-sensei dengan timnya." Ucap Hinata dengan senyum kecil.
Hinata kemudian melangkah menuju meja kasir, mengambil buku catatan berisi pesanan. Matanya melihat beberapa pesanan yang masih belum dibuat, kemudian dengan santai dia mengambil bunga untuk membuat salah satu buket yang dipesan.
Beberapa menit berkutat dengan buket-nya, Hinata menyadari kedatangan chakra lain dari luar.
"Yo, Hinata.."
Hinata tersenyum kecil, "Halo, Kakashi-sensei. Apa kabar? Kudengar kau mendapat luka yang cukup serius setelah melawan anggota Akatsuki kemarin,"
"Seperti yang terlihat, aku baik-baik saja. Dan bukankah aku sudah bilang untuk tidak memanggilku sensei lagi? Kita berada di pangkat yang sama," Balas Kakashi.
Hinata menggeleng dan mengikat pita di buket untuk menyelesaikannya, "Kalau begitu aku akan merasa tidak sopan,"
"Eh? Tapi kau memanggil namaku dengan lantang tanpa menggunakan imbuhan 2 hari yang lalu," Kakashi memiringkan kepalanya.
Pipi Hinata perlahan merona, "Itu hanya karena terkejut."
Kakashi tertawa pelan, "Baiklah, sesuai apa katamu."
"Apa yang membawamu kesini, Kakashi-san?" Tanya Hinata, mengganti imbuhan-nya. Kakashi terlihat terkejut selama beberapa milisekon sebelum akhirnya tersenyum.
"Kita punya misi, besok malam. Ini gulungan informasi tentang misi-nya. Hanya itu, sampai jumpa, Hinata!"
"Sampai jumpa, Kakashi-san." Balas Hinata sembari melambaikan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn as Hyuuga Hinata
FanfictionHidup hanya sekali. Mahiru sudah mendengar kalimat berisi 3 kata itu berulang kali. Tapi dia masih berharap untuk bisa hidup lagi di dunia lain setelah mati, seperti Novel-novel ber-genre transmigrasi yang dia baca. "Aku mati?" Gumaman Lirih itu dia...