25 - Memori

4.7K 688 82
                                    

"Sebenarnya ada apa?"

Hinata bergumam pelan ditengah rasa sakit yang mendera kepalanya. Dia meringis pelan, rasa sakitnya semakin menjadi ketika bayangan tentang anak laki-laki dengan baju biru tua muncul. Hinata tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas tapi dia yakin bahwa anak laki-laki itu tersenyum padanya.

"Ayo berteman!"

***

"Nata, Apa kabar?"

"Aku baik, bagaimana denganmu?"

***

"Bagaimana latihanmu?"

"Aniki masih lebih hebat, tapi aku pasti akan melampauinya!"

"Semangat!!"

"Hn!"

***

"Jangan berbohong!! Kau mengingatku 'kan?! Nata!"

"M-ma-maaf, apa k-kita saling menge-nal?"

"Kau berbohong! Kau melupakanku!"

"A-apa maksudmu?"

"Keluar dari sini, Uchiha."

"Tidak! Hinata! Nata! Aku membencimu! Kau melupakanku!"

"Sasuke?"

***

"Sasuke?"

Hinata mendongak menatap wajah dingin pemuda yang seumuran dengannya itu, dia menggeleng untuk meredakan rasa sakitnya yang masih sedikit terasa. Kemudian berdiri dan melangkah dengan mata yang menatap lurus, melewati Sasuke seakan-akan menganggap keberadaan Sasuke sebagai angin lewat.

"Kenapa pergi begitu saja? Kau tidak melupakan sesuatu?" Hinata berhenti ketika mendengar suara Sasuke, jarak mereka hanya terpaut 1 meter dengan tubuh yang saling berpaling.

Nada bicaranya terkesan lebih lembut, tapi dingin dan penuh amarah didalamnya. Hinata meneguk ludahnya kasar, kilasan-kilasan memori itu mulai membentuk benang yang bisa dia rajut.

"Hinata, kau melupakanku." Sasuke menekan setiap katanya.

Dia berbalik kemudian menarik lengan Hinata agar berbalik dan melihatnya. Sharingannya aktif dan bersinar meskipun sekarang masih pagi, semuanya jadi terasa gelap karena aura kelam yang menguar dari Sasuke. Tangan Sasuke kemudian berpindah untuk mencengkram kedua lengan dibawah pundak Hinata.

"Kau berbohong! Kau melupakanku! Kenapa?! Kenapa kau melupakanku?! Kau meninggalkanku, Hinata! Kau jahat!! Kau menyebalkan!! Aku ingin membencimu! Tapi kenapa?! Kenapa?! Kenapa selalu seperti ini?.."

Sasuke bertanya dengan keras, dia meluapkan semua amarahnya dengan tangan yang mencengkram erat lengan Hinata.

"Kenapa aku selalu tidak bisa? Kau bahkan tidak pernah menyapaku lagi di akademi? Kau tahu? Sulit untuk berpura-pura tidak mengenalmu, sulit untuk tidak bicara denganmu."

"Rasanya menyakitkan untuk menyarangmu! Rasanya sesak ketika kau tidak pernah melihat kearahku! Aku benci berpura-pura tidak mengenalmu! Kenapa? Kenapa bukan kau yang menahanku ketika aku pergi? Kenapa kau melupakanku?!"

Sasuke menjatuhkan kepalanya di pundak Hinata, kemudian tangannya beralih memeluk pinggang Hinata dengan erat. Meremasnya pelan untuk sekadar melepaskan semua emosinya.

Hinata sendiri masih berdiri tanpa bisa mengatakan atau melakukan apapun. Kilasan-kilasan memori itu menjadi jelas dilihatnya. Wajah Sasuke yang tersenyum lebar padanya, kemudian wajah marah Sasuke ketika mendapati Hinata yang melupakannya. Semuanya sudah terjalin menjadi sebuah syal yang rapi.

Reborn as Hyuuga HinataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang