My cool badboy [LENGKAP]

MCB|Tiga puluh

Jangan lupa tekan votes✨

Ingatkan jika ada typo:)

Pulang sekolah.

"Na, lo nggak bakal kemana mana kan?" Aura bertanya. "Bukannya apa-apa ntar lo malah nyasar ke kantin sedangkan Dafa nunggu lo diparkiran."

Diana mengangguk ngangguk, "Iya cuma sebentarrr. Aura gapapa duluan aja. Diana cuma ngambil pulpen yang dikolong meja aja."

"Bener nih Na? Nggak mau gue anterin aja?" Tanya Fina.

"Iyaaa. Gapapa Diana bisa sendiri. Kan kak Dafa masih didepan."

Aura dan Fina akhirnya mengangguk dan pergi.

"Eh lo tau nggak? Tadi gue ketemu anak baru itu omaygot! Gans banget dongg. Sayangnya galak banget hoho males deh gue." Kata Aura.

"Udah gue bilang. Kemana mana juga cakepan Vero kan?" Goda Fina tertawa lantang.

"Idih! Sama bayi yang dari kecilnya aja ilernya udah bau jigong? Ogah!"

Fina hanya tertawa. "Eh namanya siapa dah gue lupa? Kakak kelas ya?"

"Emm justin bieber deh kayaknya."

"Ye! Si oncom! Gue nanya serius serius."

"Jangan serius seriuslah. Hubungan lo sama Fino aja nggak serius serius."

"Oke fiks! Gue bilangin Vero kalo lo tadi kesel liat dia sama cewek lain!!"

"FINA TUNGGU PEMBAKARAN GUE! EH PEMBALASAN GUE!"

Diana merogoh kolong meja nya. Dimana ya? Tadi kan Diana masih ingat menaruhnya disini. Dan.. Kena!

"Eh? Kertas apa ini?" Diana celingak celinguk. Barangkali ada orang.

Tidak ada.

"Nggak apa-apa ini kalau dibuka? Atau emang buat Diana?" Gumam Diana.

Kertas itu sangat lusuh. Diana bahkan menyipitkan matanya untuk bisa melihat tulisan yang tertera.

Satu jiwa. Bukan berarti mengenalnya.

"Ini apa?" Diana benar benar bingung. Dia akhirnya membuang kertas itu ke tempat sampahnya. Memilih tidak memikirkannya, terlalu pusing.

--------

"Kak Fafaaaa!!" Diana tersenyum lebar mendekati Dafa yang sudah stay di mobil.

"Udah?"

"Udahh." Diana mengangguk.

Dafa menyuruh Diana mendekat. "Ayo."

"Pakein dongg, tangan Nana masih sakit." Cengir Diana.