MCB|Lima

15.4K 694 19
                                    

Jangang lupa tekan tanda bintang, its my fav🌟
Ingatkan jika ada typo:)

Oh iyya yang lg PAS semangattt *termasuk aku:v

Baik kan aku update di tengah jadwal gini?

Sebenernya ini ada di draft y
Jadi ya gitu deh. Kayaknya enggak bisa update dua kali ya minggu ini, mohon dimengerti ya:)

Jadi bisa dong ya tekan bintang? :)

Selamat membaca>3

******


"Kakakkk," Panggil Diana pada Darren yang asik memainkan ponselnya.

"Apa?"

"Ini lagi makan lho, masa main hape gitu?" Diana cemberut. Dia paling tidak suka makan sendiri.

Darren meletakkan ponselnya. "As you wish my little sister."

Diana tersenyum sumringah, "Kak Fafa kemana?"

Darren melirik nya, "Pulang lah,"

"Lho kok? Berarti enggak tidur disini?"

"Heh! Kamu pikir kamu udah nikah?" Diana menyengir lebar.

"Mau telpon ah minta jemput,"

"Adik bucin," Gumam Darren geleng-geleng.

"KAK FAFA!!" teriak Diana ketika nada nya tersambung.

Di seberang Dafa meringis, "Gausah teriak gitu na. Gue enggak budek,"

Diana tertawa ringan,"Udah bangun kan? Jemput Diana ya,"

"Enggak bisa, sorry na. Hari ini lo pake supir dulu ya."

"Kena–"

"Gue ada urusan. Kemungkinan telat sampe sekolah. Udah ya sayang. Gue matiin."

"Tapi–"

Tut!

"Aish!! Kak Dafa kenapa main matiin!!" gerutu Diana cemberut.

Diana mengusap sudut bibirnya yang terdapat selai vanila nya. Memang benar apa yang diinginkan Diana akan selalu dituruti oleh Darren, terutama permintaannya untuk dibuatkan selai khusus Vanila. Entah bagaimana caranya kini hanya dia yang memakan selai Vanila itu. Istilah nya unlimited.

"Udah, sama Daven aja."

Diana melirik kedua kakak kembarnya yang baru turun. "Bisa bisa Ana diajak lawan maut!"

-------

Dafa menghembuskan asap rokoknya, dia tengah duduk di depan warkop dengan kaki dinaikkan satu. Cowok dengan seragam berantakan dibalut jaket jeans itu memandang teman-temannya yang benar-benar tidak bisa diam. "Pake apa aja! Lo pikir mau fashion show?"

Vero tertawa, "Mantep lah! Bisa sekalian cari degem ye gak?"

"Enggak! Lo aja gue mah setia sama satu doi yang setia, bukannya di sia-siain." Ujar Arga membuat Adit tersedak.

Dafa melirik dari ekor matanya lalu geleng-geleng melihat Adit terlihat geram meskipun ekspresi nya minim. "Gengsi mah gak kenyang ye gak?"

"Yoi!! Ntar giliran doi udah pergi baru dicari!! Aduh aku kan bukan pelampiasan kak!" Drama Arga.

Adit melirik tajam, "Berisik!"

"Wesh babang Adit kesindir," Cengir Vero.

Adit tak menggubris cowok itu memantau keadaan dari kamera CCTV yang dibawanya.

My cool badboy [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang