MCB|Sebelas

9.4K 456 7
                                        

Jangan lupa tekan vote dulu.  Tunjukkin kalau kalian itu pembaca nyata bukan siders aja:)



Ingatkan jika ada typo.

******



Siang ini setelah mengantarkan Dafa kerumah, Diana memilih pulang untuk sekedar ganti baju, ya meskipun dia merengek untuk ditemani pula.

Jangan lupakan siraman rohani dari Diana karna Dafa terus terusan berantem. Hampir selama perjalanan pulang Diana terus mengoceh membuat Risa dan juga pak Vander tertawa. Dafa selaku topiknya hanya mendengarkan dengan santai. Tentu saja Diana kesal, membuat Dafa malas meladeninya.

"Ish pokoknya Ana sebel sama fafa!"

"Bagus," Suara seseorang terdengar dari balik pintu sembari bersidekap.

Mata Diana membulat, itu kakaknya Darren. Dengan segera melompat kedalam pelukan kakaknya itu. "Kakak!! Kangen!!"

Darren hanya diam saja, setelah itu dia menurunkan Diana. "Kenapa kamu bohong?"

Diana meringis kecil, "Apasih yang bisa Diana sembunyiin dari kakak?"

"Gausah ngerayu gitu!" Tatapan Darren teralihkan pada kaki Diana yang diperban. "Luka itu udah nunjukin segalanya, adik ku tersayang?"

Diana menyengir lebar, "Kakak maafin Diana yaaaa, Diana cuma gak mau kakak cemasss, lagian cuma luka kecil kok,"

Darren berdesis, "Kakak enggak pernah biarin satu debu aja kena kamu, kenapa kamu harus luka gini!?"

Diana menunduk, dia memilih diam. Artinya kakaknya sudah tidak bisa diajak kompromi bersilaturahmi, eh mengurangi ceramah protektif nya.

"Apa Dafa enggak jaga kamu!? Kakak akan kasih pelajaran ke dia,"

"Enggak! Kak Dafa malah yang jaga Diana! Ini salah Diana sendiri karna gak nurutin kata kak Dafa! Diana mohon kak, Diana enggak bohong ini salah Diana, beneran, malah kak Dafa jadi sakit gitu karna Dianaa."

Darren masih menatapnya curiga membuat Diana cemberut. "Kakak tega ya enggak percaya sama Diana?"

Darren menghela napas, "Kali ini aja ngerti? Kamu sudah bohong, enggak mau mengakui lagi. Kakak ingin ini yang pertama dan terakhir, kalau enggak gak ada ampunan."

Diana mengangguk saja, "Iyya kakakk. Udah ah Diana capek. Kakak bawa Oleh-oleh kan? Bawa gula kapas yang katanya terbatas itu kan?"

Darren terkekeh sebentar, "Liat sana,"

Dengan segera Diana masuk kedalam, matanya membulat melihat keadaan makanan itu.

"KAK DARREN DIANA KAN MINTA NYA BENTUK BALON KOK JADINYA MACAN SIHHHH??"

Si kembar Dendra Daven yang melihat hanya tertawa ngakak. "Bagus dek antimainstream itu,"

"Masih mending ada bentuknya daripada udah jadi arwah terus kembali awan,"

Davin yang sedang mengunyah coklat di sofa ikut tertawa, "Lain kali kalo Darren pergi lama terus lo minta gula kapas lagi, sedangkan perjalanannya sepuluh jam itu gula kapas gue jamin tinggal tusuk nya doang,"

Diana cemberut kesal, matanya sudah berkaca-kaca. Gagal sudah rencananya memakan gula kapas yang spesial itu. "AAAAA DIANA KESELL SAMA KAKAKKKK!!"

Delvin yang sedang membuat kopi di dapur ikut tersedak. "Saya gak ngikut padahal." Gumamnya.

Semua kakaknya tentu saja tertawa puas membuat Diana terpaksa memakan gula kapas itu tanpa mengabadikannya dulu. Lihatlah bentuknya sekarang.

Diana menatapnya penuh haru,
"Biarin, yang penting ini masih ada spesial spesial nya wleeeek!"

My cool badboy [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang