Ingatkan jika ada typo, makasih.
*******"Diem sedikit Ana!" Perintah Dafa pada Diana yang tidak bisa sedikit sabaran.
"Cepet! Ana pegel tauk!" Keluh Diana pada Dafa. Dafa mendekatkan wajahnya berusaha melepaskan kaitan helm yang sedari tadi susah dilepaskan di kepala Diana. Mereka saat ini sedang berada diparkiran sekolah SMA Magadha.
Disela-sela melepaskan kaitan, Dafa tanpa sadar menatap manik cokelat Diana. Ketika Diana ikut menatapnya sembari mengerjap pelan Dafa menarik sudut bibirnya. "Gue mau cium tapi entar ada CCTV," Bisiknya pelan.
Wajah Diana memerah dia segera mendorong Dafa. "Kak Dafa!!" Serunya kesal. Dafa malah tertawa tanpa beban. Dengan asal Diana melepaskan kaitan itu. Dan ajaibnya langsung terbuka, dengan segera Diana melemparkannya ketangan Daffa.
Dafa masih mengerjap tak mengerti. Bukankah dari tadi helm ini tidak bisa dibuka? Lalu mengapa dengan Diana sendiri bisa? Apa-apaan ini! Yang benar saja.
"Lo ngambek sama gue?" Ujar Dafa lirih pada sang helm.
"WOY NGAPAIN LO DAF TATAP-TATAPAN SAMA HELM! GILA!"
Dafa mencibir pelan. "Bacot lo ga!"
"Buset santuy," Kekeh Arga, sahabat Dafa.
"Mana yang laen?" Tanya Dafa pada Arga. Tumben sekali dia hanya sendiri.
"Gue cuma mau ngajak lo," Arga bersiul pada beberapa siswi yang lewat. "Yang laen udah pada ngumpul di warkop."
Dafa mengacak-acak rambutnya. Rambutnya rapih karna disisir Diana, dia sangat malas melakukannya. "Kayaknya gak bisa,"
"Why?" Arga mengerutkan kening biasanya Dafa tak pernah menolak.
"Bokap marah gue bolos," Jujur Dafa. "Diana juga minta gue janji enggak bolos,"
"Lo kan ketua Heron! Hari ini katanya mau susun strategi," Dafa terdiam sebentar, kenapa dia sampai lupa.
"Oke gini aja. Lo balik ke warkop terus bilang semuanya suruh balik kesekolah. Gc! Sebelum gerbang ditutup!"
"Lah, artinya gajadi dong?"
"Gausah banyak bacot! Gc!"
"Iyya iyya pak bos." Arga segera berlari.
Dafa Cakrawala Vander. Siapa sih yang tidak mengenalnya di SMA Magadha? Dia adalah anak pemilik SMA ini. SMA yang sudah ada sejak kedua orang tuanya masih duduk di bangku SMA hingga kini selalu diwariskan oleh pewaris Vander. Namun Dafa malah menjadi ketua gang Heron yang hobi berkelahi, meskipun begitu dia tetap pintar karna menurun dari kedua orang tuannya.
Ganteng? Jangan ditanya. Nakal? Bisa dibilang lumayan. Hobi berantem? Udah biasa. Masuk BK? Percuma enggak bakal di keluarin, paling parah cuma di skors 2 hari. Maka dari itu dibawah kepimpinan Dafa semua anak buahnya tetep bisa aman. Meskipun begitu Dafa enggak menyuruh teman-temannya melakukan hal semena-mena.
Idaman para kaum hawa pastinya, tapi bagi Dafa perempuan enggak penting dihidupnya Tapi itu dulu. Sayang seribu sayang, udah punya pawang. Bener sekali dialah Diana. Satu-satunya gadis yang bisa luluhin Dafa.
"Na?" Dafa celingukan melihat hilangnya Diana. Dia menggelengkan kepalanya. Pasti gadisnya itu menggerutu sepanjang jalan karna dia tidak mengejarnya.
Dafa membuka ponselnya.
Heron generation.
Dafackrwl: Masuk lo pada!Argaarga: Weits masuk mana nih bos?
Verosbstn: Jangan ambigu ga!
Argaarga: Apa salah ku~ apa dosaku~
KAMU SEDANG MEMBACA
My cool badboy [LENGKAP]
Roman pour Adolescents[BEBERAPA CHAPTER DI PRIVAT FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Highest rank: #2 in teenfiction #2 in teenfict "Kenapa enggak boleh?" "Ck, diem na," "Nanti lo gue terkam," "Terkam apa? Kan cuma duduk, emangnya kak Dafa singa?" "Sini tidur aja!" "Enggak mau! M...