Jangan lupa tekan tanda bintang 🌟
•
•
•
Ingatkan jika ada typo.
*******
"Mau lagiii," Pinta Diana merengek.
"Apa sayang?" Ledek Dafa.
"Lagiii,"
"Iyya apa?"
"Maem nyaaaa,"
Dafa terkekeh lalu menyuapi Diana persis seorang anak kecil.
Saat ini mereka sedang berada di Restoran Pizza. Diana yang memintanya.
"Fa thau engghak?"
"Telen dulu!"
Diana menelan semua makanannya lalu hendak berbicara sebelum Dafa kembali menyodorkannya sepotong pizza lagi. Dia mengerucutkan bibirnya.
"Aaaaaa,"
Diana menggeleng, "Dafa ta–emm!"
Dafa tersenyum puas melihat Diana yang merajuk. Tangannya mengusap kepala Diana gemas.
"Bun, kok kakak itu disuapin sih?" Celetuk seorang anak kecil yang sedari tadi memperhatikan Dafa dan Diana. Membuat keduanya kontan menoleh.
"Enggak bisa makan sendiri mungkin sayang," Sahut sang ibu membuat Diana mendelik.
Anak kecil itu pun memanggut manggut. Diana melempar tatapan kesal. "Ibunya iri yaaaa," Celetuk Diana tersenyum lembut.
Diana mendekati anak kecil tadi membuat Dafa hanya memperhatikannya dari sini.
Diana mengambil sepotong pizza milik anak itu sembari terus menyunggingkan senyum.
"Heh! Kamu mau curi makanan anak saya ya!?"
Dafa hendak bangkit sebelum Diana menggeleng pelan kearahnya.
Diana menatap anak kecil yang masih memgedip polos itu. Dia jadi gemas sendiri. Menurutnya anak ini berumur tiga tahun.
"Hei, ayo aaaa,"
Anak kecil itu membuka mulutnya membuat Diana sigap menyuapinya. "Ada sesuatu yang spesial dari di suapin sayang,"
Diana melirik ibu sang anak yang menatapnya heran.
"Yaitu bentuk kasih sayang. Bukannya enggak bisa makan sendiri, kasih sayang itu bisa dirasakan di mana saja dan darimana pun. Terutama kamu, seorang anak yang masih berlaku untuk disuapi oleh orang tuanya. Bukannya gadget yang jadi tumpuannya."
Sang ibu kicep membuat Diana mengembangkan senyum puas. Tangannya mengusap kepala anak itu yang hanya mengangguk polos.
"Ingat ya bu. Kebahagiaan itu sangat berarti. Dia harus mendapatkan kasih sayang ibu. Sebelum ibu tidak lagi bisa memberikan kasih sayang Kepadanya."
"Heh apa yang kamu tau? Baru remaja kok sombong. Jangan sok mengajari saya ya!" Sang ibu nampak kesal juga tersinggung.
Diana masih tak memudarkan senyumannya. Dia malah menaikkan alis geli, "Semua manusia tidak sempurna. Belajar bisa dari siapa saja kan? Saya harap hukum alam tak menjadi pengaruh untuk anak-anak yang suatu saat nanti tidak bisa ibu kendalikan."
Sang ibu nampak terdiam membuat anak itu tersenyum girang. "Kakak cantik!!"
Diana hanya tersenyum kecil, tangannya merogoh saku nya lalu mengeluarkan satu kartu nama. "Silahkan, jika anda membutuhkan uang."
Diana kembali ke meja nya. Dia tertawa melihat Dafa yang bersidekap santai.
"Ngapain ngurusin orang sih na," Cibir Dafa sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
My cool badboy [LENGKAP]
Novela Juvenil[BEBERAPA CHAPTER DI PRIVAT FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Highest rank: #2 in teenfiction #2 in teenfict "Kenapa enggak boleh?" "Ck, diem na," "Nanti lo gue terkam," "Terkam apa? Kan cuma duduk, emangnya kak Dafa singa?" "Sini tidur aja!" "Enggak mau! M...
![My cool badboy [LENGKAP]](https://img.wattpad.com/cover/246956500-64-k88268.jpg)