MCB| Lima puluh delapan

3.1K 307 86
                                    


Hi! Sorry ya lama, aduh tugas ku posesif banget maaf ya.

Oh ya yang selalu bilang dikomen update nya jgn lama" Nnti feel nya hilang. Of course aku paham, tapi tolong pahamin aku juga dikit ya, karna aku ini anak sekolah, aku juga maunya update terus bisa lancar  kayak author lain, tapi apa  daya kalo lg bener-bener capek hehe. Jadi maaf banget:((

So, kalau kalian merasa feel nya kurang atau lupa alur bisa baca ulang. Atau kalo gamau nunggu juga gapapa, aku masih usahain banget updatee buat yang masih mau nunggu aja ya! <3


Thankyo so much gais, ily🥰

Doain bisa up lagi malem minggu nanti><

WARNING! WAJIB SIAPIN PLAYLIST SAD, BISA PAKE DI MULMED🦋


















































Dafa menggeleng kuat, dia lalu berjalan maju mencengkram jas sang dokter dengan wajah memerah. "BERANI LO BILANG GITU?!! KERJA LO APA ANJ! GAK BECUS! LO HARUS SELAMETIN DIA!!"

"Daf!!" teman teman nya segera membantu menenangkan membuat Dafa memberontak kasar.

"Lo liat! Gue yang bakal bikin dia tetep disini! Dia ngga boleh pergi!" tajam Dafa masih berusaha kebal hati. Dia segera menerobos masuk, langkahnya seketika terhenti melihat monitor disamping menunjukkan garis lurus.

Napas Dafa berderu hebat. Bibirnya gemetar menahan tumpukan rasa sakit di dadanya. Napas nya seolah tercekat melihat gadis itu tak menghembuskan sedikit nafas pun. "N-na,"

Mata Dafa tergenang. Jantungnya seolah tertikam belati, mungkin lebih itu. Dia menggeleng pelan. "N–gga, cewek gue ngga mungkin nyerah kan? Ngga kan hm?"

"Naaa... Lo mau coklat sayang? Gue beliin ya? Lo mau berapa hm? Mau berapa semuanya bakal gue kasih, bahkan saat lo minta apapun bakal gue kasih. Ayo bangun sayang." Dafa mengecup punggung tangan dingin Diana berulang kali.

Tangis Dafa menjadi, dia kemudian mengeratkan rahangnya. "BERCANDA LO GAK LUCU BY! NGGA! LO GAK BISA GINIIN GUE!! GUE LEBIH MENDING MATI DARIPADA DI GINIIN BY!! NA BANGUN!! BANGUN GUE BILANG!!! LO GA DENGER HAH?!"

Dafa menenggelamkan kepalanya diatas tangan gadis itu masih memegang nya dengan perasaan bersalah yang tinggi.

"L–LO GAK BISA EGOIS NA! GAK BISA! LO HARUS TETEP DISINI! LO GAK BOLEH KEMANA-MANA! PATUHIN GUE NA PATUHIN GUE!! ARGHH!" bentak Dafa kacau tak terkendali. Cowok itu terus meracau sembari menangis.

"Jangan nangis lagi yaa," Senyum gadis itu begitu Dafa rindukan. Hadirnya sanggup membuat bara api didalam kepalanya seketika dingin. Seluruh inci wajahnya benar-benar membuat Dafa tak percaya bahwa Diana sudah kembali. Kembali padanya.

"Maaf yaa, Diana seharusnya bisa mengerti. Mengerti kalau yang kak Dafa lakuin terpaksa. Tapi sekarang kak Dafa gak perlu susah lagi. Diana bakalan pergi,"

"P-pergi?" bisik Dafa nyaris tercekat.

Diana malah tersenyum. Dia malah melambaikan tangannya membuat Dafa tak berdaya menahan tangannya.

Kepingan-kepingan memori nya bersama Diana membuat Dafa makin kacau. Hari hari yang selalu dia lalui dengan tangan tergenggam dengan Diana. Tiap tawa nya yang menjadi hidupnya. Senyum nya yang menjadi dunia nya. Dan napasnya.. Yang menjadi hidup Dafa.

"Yaudahh, tapi pulangnya bawa martabak ya?"

Dafa tersenyum, "Hem, kalo martabak gapapa, rasa paan?"

My cool badboy [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang